HomePsikologiKesehatan MentalHubungan Antara Sering Ketiduran dan Gejala Depresi
Kesehatan Mental

Hubungan Antara Sering Ketiduran dan Gejala Depresi

Tri Yuniwati Lestari, 17 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Depresi dapat ditandai dengan gejala yang berbeda-beda, salah satunya mudah ketiduran. Ketahui hubungan depresi dan banyak tidur di sini.

Hubungan Antara Sering Ketiduran dan Gejala Depresi

Kebanyakan orang sering ketiduran atau jadi lebih banyak tidur karena kelelahan setelah beraktivitas berat. Ketiduran atau tidur lebih lama yang dilakukan sesekali mungkin bisa dikategorikan normal. 

Namun, jika terjadi terlalu sering, tidur berlebihan dapat menandakan suatu kondisi kesehatan tertentu. Menurut penelitian tahun 2015 dari Current Sleep Medicine Report, orang yang depresi tidur lebih sering

Untuk itu, mari ketahui hubungan antara depresi dan kebiasaan tidur terus dengan membaca ulasan ini. 

Hubungan Antara Depresi dan Kebanyakan Tidur

Kondisi tidur berlebihan atau disebut hipersomnia sering dikaitkan dengan gejala depresi atipikal atau atypical depression. Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, sebenarnya ada beberapa hal yang menyebabkan orang depresi mengalami hipersomnia. 

“Mereka yang depresi itu cenderung merasa hopeless atau tidak berdaya dalam menghadapi masalah kehidupan yang ada. Oleh karena itu, ketiduran atau tidur berlebih bisa menjadi salah satu cara mereka untuk lari dari masalah yang ada,” ucap Ikhsan.

Artikel Lainnya: Dampak Depresi terhadap Fisik yang Harus Diwaspadai

Kemudian, menurut psikolog Ikhsan, ada faktor lain yang menyebabkan orang depresi sering ketiduran atau tidur lebih lama. Mereka kerap berpikir jam tidur yang panjang dapat menurunkan rasa lelah.

Padahal, saat bangun, orang dengan depresi akan tetap merasa kelelahan. Pasalnya, faktor utama dari depresi bukan lelah fisik, tetapi kelelahan secara emosional.

“Tidur berlebihan juga bisa disebabkan oleh waktu tidur yang berantakan. Contohnya, saat malam tidak bisa tidur, akhirnya pas menjelang pagi dia baru tidur dan akhirnya tidur lebih lama dari biasanya karena ritme sirkadian (circadian rhythm) sudah berantakan,” ucap psikolog Ikhsan.

Ritme sirkadian merupakan jam yang berfungsi mengatur fungsi tubuh, salah satunya mengenai waktu tidur.

Sebagai contoh, ketika siang hari, ritme sirkadian dan otak bekerja sama membuat tubuh waspada sehingga rasa ngantuk jadi lebih sedikit. 

Lalu saat malam hari, ketika cahaya redup atau paparannya lebih sedikit, otak dan ritme sirkadian dapat mengeluarkan hormon agar Anda mengantuk atau terlelap. 

Artikel Lainnya: Depresi Spiritual, Membuat Orang Hilang Keyakinan

Efek Kebanyakan Tidur Bagi Orang yang Mengidap Depresi

 

Sering ketiduran pada orang dengan depresi berisiko memperburuk gejala gangguan mentalnya. Berikut beberapa dampak sering banyak tidur ketika Anda didiagnosis mengalami depresi:

  • Tidur Berlebihan Mengganggu Siklus Tidur Normal

Ketika tidur berlebihan, bahkan hingga siang hari, ritme sirkadian jadi terganggu. Selain itu, tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat menyebabkan tubuh bingung untuk meresponsnya. 

Akibatnya, Anda mungkin bangun dengan rasa lelah dan lesu. Seiring waktu, jadwal tidur atau bangun yang tidak konsisten dapat mempersulit Anda untuk mendapatkan waktu tidur yang dibutuhkan.

  • Mengganggu Suasana Hati

Telat bangun tidur akan memengaruhi mood atau suasana hati. Anda mungkin merasa seolah-olah telah menyia-nyiakan waktu di pagi hari. 

Dampaknya, ketika merasa menyia-nyiakan waktu pagi hari, Anda jadi tidak dapat bertemu teman atau melakukan hal lain yang disukai. 

Alhasil, Anda mungkin merasa bersalah dan kecewa terhadap diri sendiri. Rasa kecewa tersebut dapat memperparah kondisi depresi yang Anda miliki. 

Jadi, jika mengalami gangguan tidur hipersomnia, sebaiknya segera cari pertolongan kepada profesional seperti psikolog atau psikiater.

 

Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater tentang masalah ini melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

 

Referensi:

Healthline. Diakses 2022. Can Too Much Sleep Cause Depression? Here’s What to Know

WebMD. Diakses 2022. Sleep and Depression

Medical News Today. Diakses 2022. Oversleeping: Risks, prevention, and causes

Cleveland Clinic. Diakses 2022. What You Should Know About the Relationship Between Oversleeping and Depression

Ditinjau Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog

 

Gangguan MentaltidurDepresi

Konsultasi Dokter Terkait