Masalah Pencernaan

Ulkus Duodenum

Tim Medis Klikdokter, 27 Jun 2019

Ditinjau Oleh

Ulkus duodenum adalah kondisi terjadinya luka pada bagian saluran pencernaan yang disebut duodenum, yaitu bagian atas usus halus.

Pengertian

Ulkus duodenum adalah kondisi terjadinya luka pada bagian saluran pencernaan yang disebut duodenum, yaitu bagian atas usus halus. Ulkus dapat terjadi apabila permukaan saluran cerna mengalami kerusakan dan jaringan yang mendasarinya turut terpapar.

Salah satu gejala yang paling umum ditemui pada ulkus duodenum adalah nyeri perut.

Penyakit Ulkus Duodenum (Tobe24/Shutterstock)

Penyebab

Ulkus duodenum berkaitan dengan saluran pencernaan. Lazimnya, lambung memproduksi asam lambung untuk membantu proses pencernaan makanan serta membunuh bakteri yang berbahaya. Asam lambung memiliki sifat korosif. Sebagai akibatnya, sel-sel yang melapisi lambung dan duodenum memproduksi lapisan mukosa alami guna melindungi pencernaan dari asam lambung.

Secara umum, terdapat keseimbangan antara jumlah asam lambung yang diproduksi dan lapisan mukosa yang melindungi usus dari kerusakan. Ulkus dapat timbul apabila terjadi perubahan pada kondisi seimbang ini. Gangguan keseimbangan itu menyebabkan kerusakan lapisan lambung dan duodenum.

Beberapa penyebab ketidakseimbangan ini dapat berupa:

  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori. Infeksi bakteri H. pylori dapat menjadi penyebab sebagian besar kasus ulkus duodenum.
  • Penggunaan obat anti-inflamasi berlebihan. Sebagian kecil ulkus duodenum juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat anti-radang atau anti-pembengkakan yang berlebihan dan berkepanjangan.
  • Penyebab dan faktor lainnya. Penyebab dan faktor lain sangat jarang menyebabkan ulkus duodenum. Salah satunya adalah sindrom Zolinger-Ellison, yaitu ketika produksi asam lambung melebihi jumlah yang normal.
  • Selain itu, beberapa faktor lainnya seperti merokok, stres, dan konsumsi alkohol yang berlebih juga dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk mengalami ulkus duodenum.

Gejala

Ulkus duodenum menimbulkan beberapa tanda dan gejala, di antaranya:

  • Nyeri pada perut bagian atas atau ulu hati. Nyeri umumnya hilang timbul, dan sering kali timbul sebelum mengonsumsi makanan atau pada saat lapar.
    Nyeri umumnya mereda setelah makan atau setelah mengonsumsi pengobatan untuk menetralkan asam lambung. Terkadang, nyeri yang hebat juga dapat menyebabkan seseorang terbangun pada malam hari.
  • Rasa begah dan tidak nyaman pada perut. Keluhan berupa rasa begah (rasa penuh sesak) juga terkadang dapat dialami, misalnya setelah mengonsumsi makanan jenis tertentu.

Pada kasus yang tidak ditangani, juga dapat terjadi beberapa komplikasi, seperti perdarahan ulkus dan perforasi atau kerusakan dinding yang melapisis saluran cerna.

Diagnosis

Diagnosis dari ulkus duodenum dapat dinilai dari wawancara medis yang terinci, pemeriksaan fisik secara langsung, serta pemeriksaan penunjang tertentu.

Beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

  • Gastroskopi (endoskopi). Pada pemeriksaan ini, dokter menggunakan alat berupa kamera tipis dan fleksibel yang dimasukkan ke saluran cerna lewat mulut dan esofagus. Dengan cara ini, dapat dilihat adanya peradangan atau ulkus pada permukaan saluran pencernaan.
  • Pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri H. pylori. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk menentukan penyebab ulkus duodenum. Sampel dapat diambil dari feses, darah, udara pernapasan, atau biopsi yang dilakukan pada saat endoskopi.

Penanganan

Penanganan ulkus duodenum dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti berikut ini:

  • Perubahan gaya hidup. Beberapa perubahan pola hidup dapat dilakukan untuk membantu mengatasi gejala. Misalnya dengan menurunkan berat badan jika orang tersebut memiliki berat badan berlebih, menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala –seperti kopi, cokelat, tomat, makanan berlemak, atau makanan pedas, mengonsumsi makanan dalam porsi kecil. Hindari pula asupan makanan setidaknya tiga jam sebelum tidur, menghindari merokok, dan membatasi konsumsi alkohol.
  • Obat-obatan untuk mengendalikan produksi asam lambung. Pengobatan dapat diberikan untuk mengendalikan produksi asam lambung selama 4 hingga 8 minggu.

Pencegahan

Beberapa metode pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya ulkus duodenum, seperti:

  • Menghindari makanan yang dapat memicu timbulnya gejala, seperti makanan pedas, makanan asam, kopi, coklat, dan sebagainya
  • Mengonsumsi makanan dengan frekuensi yang lebih sering dan dalam porsi yang lebih kecil
  • Menghindari asupan makanan setidaknya tiga jam sebelum tidur
  • Menghindari merokok
  • Membatasi konsumsi alkohol
  • Melakukan aktivitas fisik secara rutin
  • Menerapkan pola tidur yang baik