Masalah Mental

Sindrom Cotard

Tim Medis Klikdokter, 27 Jun 2019

Ditinjau Oleh

Sindrom Cotard ditandai dengan adanya kepercayaan yang tidak tepat pada seseorang bahwa dirinya atau bagian tubuhnya telah meninggal.

Pengertian

Sindrom Cotard merupakan suatu kondisi langka yang ditandai dengan adanya kepercayaan yang tidak tepat pada seseorang bahwa dirinya atau bagian tubuhnya telah meninggal atau tidak ada. Sindrom ini juga dikenal dengan istilah delusi Cotard.

Gangguan ini umumnya terjadi pada kondisi depresi berat serta beberapa jenis gangguan psikotik. Fenomena ini juga dapat menyertai kondisi kejiwaan maupun neurologis lainnya.

Penyebab

Para pakar belum mengetahui penyebab pasti dari sindrom Cotard. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan kondisi ini.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia rata-rata orang yang mengalami sindrom Cotard adalah sekitar 50 tahun. Akan tetapi, kondisi ini juga dapat dialami oleh anak-anak dan remaja. Orang yang berusia di bawah 25 tahun dengan sindrom Cotard juga dapat mengalami depresi atau gangguan bipolar.

Wanita juga memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini dibandingkan dengan pria.

Beberapa kondisi kesehatan jiwa yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom Cotard adalah:

  • Gangguan bipolar
  • Depresi pasca-persalinan
  • Skizofrenia

Penyakit Sindrom Cotard's (TZIDO SUN/Shutterstock)

Gejala

Salah satu gejala utama dari sindrom Cotard adalah nihilisme. Nihilisme merupakan kepercayaan bahwa segala hal tidak memiliki nilai atau arti. Hal ini juga dapat mencakup kepercayaan bahwa tidak ada hal yang nyata.

Orang yang mengalami sindrom Cotard merasa bahwa mereka telah meninggal atau tidak nyata. Pada sebagian kasus, orang dengan kondisi ini juga dapat merasa bahwa mereka tidak nyata dan tidak pernah ada.

Sebagian orang dapat mengalami sindrom Cotard terkait dengan tubuhnya secara keseluruhan, dan sebagian lainnya hanya merasakan hal ini terkait dengan organ atau komponen tertentu dari tubuhnya, seperti lengan, tungkai, dan sebagainya.

Depresi juga memiliki kaitan dengan sindrom Cotard, di mana salah satu penelitian terkait sindrom ini menemukan bahwa hampir 89% pasien yang mengalami sindrom Cotard juga mengalami depresi pada saat yang bersamaan.

Tanda dan gejala lain yang dapat menyertai sindrom Cotard adalah:

  • Ansietas
  • Halusinasi
  • Hipokondria, atau rasa bahwa tubuhnya memiliki penyakit tertentu
  • Rasa bersalah
  • Preokupasi untuk melukai diri sendiri atau kematian

Diagnosis

Menentukan diagnosis sindrom Cotard dapat menjadi hal yang sulit, karena banyak organisasi yang belum mengklasifikasikannya sebagai suatu penyakit secara tersendiri.

Oleh sebab itu, pada sebagian besar kasus, belum terdapat daftar kriteria dengan standar yang sama untuk menentukan diagnosis sindrom Cotard. Namun, dokter dapat melakukan wawancara medis yang mendetail dan pemeriksaan fisik secara langsung untuk mengevaluasi kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini.

Penanganan

Sindrom Cotard umumnya terjadi bersamaan dengan kondisi lain. Oleh sebab itu, pilihan penanganan dapat bervariasi. Beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan adalah:

  • Pengobatan atau prosedur tertentu. Dokter dapat meresepkan pengobatan tertentu atau menginstruksikan untuk dilakukan prosedur tertentu, sesuai dengan hasil wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
  • Psikoterapi. Psikoterapi dan terapi perilaku dapat juga dilakukan oleh dokter untuk membantu seorang individu mengatasi kondisi yang dialami.

Pencegahan

Karena penyebab dari sindrom Cotard belum diketahui secara pasti, maka belum ada metode pencegahan yang terbukti efektif secara sepenuhnya dalam menghindari terjadinya kondisi ini.