Masalah Pencernaan

Peritonitis

dr. Marsita Ayu Lestari, 04 Sep 2023

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Jangan anggap remeh nyeri yang datang di perut karena bisa jadi gejala peritonitis. Seperti apa penyebab dan pengobatannya? Simak selengkapnya di sini.

Peritonitis

Peritonitis

Dokter Spesialis

Spesialis bedah

Gejala 

Nyeri perut, kembung atau rasa penuh di perut, perut tegang, demam, denyut nadi dan napas cepat, mual dan muntah, selera makan menurun, diare atau tidak dapat BAB dan buang angin, haus, jumlah BAK berkurang

Faktor Risiko

Dialisis peritoneal, pankreatitis, tukak lambung yang pecah, sirosis (kerusakan) hati, usus buntu yang pecah, penyakit radang panggul, cedera/luka tusuk pada perut

Diagnosis 

Anamnesis, pemeriksaan fisik secara umum dan lokal (rectal touche), pemeriksaan darah, pemeriksaan pencitraan, analisis cairan peritoneal

Pengobatan 

Penatalaksanaan awal, terapi obat, intervensi non-operatif, pembedahan

Obat

Pengobatan berdasarkan penyakit yang mendasari, seperti antibiotik, infus, oksigen (bila perlu), transfusi darah (bila perlu), analgesik (bila perlu)

Komplikasi

Sepsis yang dapat menyebabkan syok, gangguan pembekuan darah, respiratory distress syndrome, kegagalan banyak organ

Kapan harus ke dokter?

Nyeri perut tiba-tiba yang memburuk saat disentuh atau bergerak, demam disertai denyut nadi dan napas yang cepat, perut tegang, tidak dapat BAB atau buang angin, mempunyai faktor risiko peritonitis

 

Pengertian Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, yaitu lapisan yang membungkus organ perut dan dinding perut bagian dalam. Peradangan ini disebabkan karena infeksi atau non-infeksi.

Secara umum, kondisi ini timbul akibat dari infeksi bakteri, perforasi/lubang di usus misalnya ruptur apendiks/usus buntu yang robek, dan non-infeksi, seperti keluarnya asam lambung pada kebocoran lambung, serta sebagai komplikasi dari kondisi medis lainnya.

Peritonitis membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin untuk mengatasi infeksi dan menangani kondisi medis yang mendasarinya. Umumnya, penanganan peritonitis mencakup pemberian antibiotik, dan sebagian kasus memerlukan pembedahan.

Bila tidak ditangani, peritonitis dapat menyebabkan infeksi berat di seluruh tubuh yang mengancam jiwa.

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi dan Mencegah Infeksi Peritonitis

Penyebab Peritonitis

Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan, yang disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:

1. Peritonitis primer (Spontaneous Bacterial Peritonitis)

Kondisi ini paling sering ditemukan yang disebabkan oleh kebocoran organ perut dan inokulasi bakteri di rongga peritoneum. Bakteri penyebabnya adalah bakteri gram negatif (E.coli, klebsiella pneumonia, pseudomonas) dan bakteri gram positif (streptococcus pneumonia, staphylococcus).

2. Peritonitis sekunder

Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  • Kebocoran saluran cerna atau saluran kemih ke dalam rongga perut, misalnya usus buntu yang robek, kebocoran lambung, keganasan, dan luka tusuk pada perut. Hal ini dapat menyebabkan bakteri masuk ke peritoneum.
  • Iritasi peritoneum akibat masuknya enzim pankreas ke peritoneum, seperti pankreatitis.
  • Benda asing, misalnya dialisis peritoneal.

3. Peritonitis tersier

Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien dengan sistem imun yang lemah atau imunokompromais dan pasien yang menjalani cuci darah lewat perut atau Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).

Artikel lainnya: Mengapa Usus Buntu Terjadi Lagi Meski Sudah Dioperasi?

Gejala Peritonitis

Tanda dan gejala dari peritonitis, antara lain:

  • Nyeri perut
  • Kembung atau rasa penuh di perut
  • Perut tegang
  • Demam
  • Denyut nadi dan napas cepat
  • Mual dan muntah
  • Selera makan menurun
  • Diare atau tidak dapat BAB dan buang angin
  • Haus
  • Jumlah BAK berkurang

Faktor Risiko Peritonitis

Penyakit Peritonitis dapat menyerang semua usia dan terjadi pada pria dan wanita. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko peritonitis, adalah:

Diagnosis Peritonitis

Untuk menentukan diagnosis peritonitis, dokter dapat melakukan wawancara medis yang terperinci, pemeriksaan fisik secara umum dan lokal, seperti pemeriksaan dubur (rectal touche) dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang, meliputi:

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah bertujuan untuk menilai apakah ada peningkatan pada jumlah sel darah putih. Kultur darah juga dapat dilakukan untuk menentukan bakteri dalam darah.

2. Pemeriksaan pencitraan

Pemeriksaan ini meliputi foto polos perut, USG perut, CT scan, dan MRI.

3. Analisis cairan peritoneal

Ini dilakukan terutama pada orang yang menjalani dialisis peritoneal atau yang mengalami penumpukan cairan di perut akibat penyakit hati.

Pengobatan Peritonitis

Pengobatan pada peritonitis bisa dilakukan dengan mengontrol sumber infeksi dan proses peradangan, mengeliminasi bakteri atau toksin, dan mempertahankan fungsi organ.

Pengobatan awal yang mungkin dianjurkan oleh dokter, antara lain:

  • Memperbaiki keadaan umum
  • Puasa
  • Pemasangan selang dari hidung ke lambung (NGT)
  • Pemasangan infus
  • Pemberian antibiotik 

Seseorang yang mengalami peritonitis biasanya membutuhkan rawat inap. Penanganan yang dilakukan pada peritonitis, seperti terapi obat, intervensi non-operatif, dan operatif. Berikut penjelasannya:

1. Terapi Obat

  • Pemberian antibiotik untuk mengontrol infeksi. Jenis dan durasinya bergantung dari derajat keparahan dan bentuk peritonitis.
  • Pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi
  • Oksigen, transfusi darah, dan analgesik (bila diperlukan)
  • Pengawasan nutrisi
  • Pengobatan komplikasi peritonitis

2. Pengobatan non-operatif

Intervensi ini meliputi drainase perkutan.

3. Terapi operatif/pembedahan

Prosedur pembedahan dibutuhkan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi, menangani penyebab yang mendasari, dan mencegah penyebaran infeksi, terutama apabila peritonitis disebabkan oleh kebocoran usus buntu atau lambung.

Artikel Lainnya: Perut Kembung Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya Ini

Pencegahan Peritonitis

Secara umum, pencegahan peritonitis bergantung pada penyebab dan faktor risikonya. Seperti pada peritonitis yang berkaitan dengan proses cuci darah dialisis peritoneal, penyakit tersebut bisa saja disebabkan oleh kuman yang ada di sekitar kateter. Jika seseorang menjalani dialisis peritoneal, disarankan untuk mengikut langkah-langkah berikut:

  • Mencuci tangan sebelum menyentuh kateter
  • Membersihkan kulit di sekitar kateter setiap hari
  • Mendiskusikan dengan tim perawatan dialisis tentang cara perawatan kateter

Komplikasi Peritonitis

Komplikasi peritonitis dapat berupa:

  • Sepsis yang dapat menyebabkan syok
  • Gangguan pembekuan darah
  • Respiratory distress syndrome
  • Kegagalan banyak organ

Obat Terkait Peritonitis

Obat untuk mengatasi peritonitis bergantung penyakit yang mendasari, seperti:

  • Antibiotik: sefalosporine (cefotaxime), carbapenem (meropenem), kuinolon (levofloxacin) dan lain-lain
  • Infus: ringer laktat, dan lain-lain
  • Oksigen (bila perlu)
  • Analgesik (bila perlu)

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan dirimu atau mereka yang ada dalam pengawasan mu, bila terdapat gejala dan tanda, seperti:

  • Nyeri perut tiba-tiba yang memburuk saat disentuh atau bergerak
  • Demam disertai denyut nadi dan napas yang cepat
  • Perut tegang
  • Tidak dapat BAB atau buang angin
  • Mempunyai faktor risiko peritonitis

Ingin tahu lebih banyak tentang peritonitis dan cara mengatasinya? yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter secara online.

[LUF]