Masalah Ginjal dan Saluran Kemih

Mengompol

Tim Medis Klikdokter, 06 Agu 2019

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mengompol merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak dapat mengontrol keluarnya air kencing atau urine saat tertidur.

Pengertian

Mengompol merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak dapat mengontrol keluarnya air kencing atau urine saat tertidur. Mengompol sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.

Mengompol yang termasuk kategori primer bila kondisi tersebut tidak pernah berhenti sejak usia kanak-kanak. Sedangkan sekunder terjadi saat seseorang sempat berhenti mengompol setidaknya enam bulan, dan kembali mengompol lagi.

Kejadian mengompol umumnya menurun dalam satu keluarga. Bila orang tua memiliki riwayat mengompol, maka anaknya pun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan yang sama. Usia di mana mengompol tersebut terhenti juga umumnya tidak jauh berbeda.

Penyakit mengompol (Jes2u.photo/Shutterstock)

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis mengompol, dokter akan melakukan wawancara medis. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui:

  • Riwayat saat dalam kandungan dan kelahiran, apakah cukup bulan atau prematur
  • Riwayat latihan buang air besar dan kecil (toilet training)
  • Riwayat konstipasi
  • Ada tidaknya rasa gatal di sekitar anus (mengindikasikan cacingan)
  • Ada tidaknya riwayat kelainan bentuk tulang belakang (berhubungan dengan susunan saraf)
  • Riwayat buang air kecil tidak lancar
  • Riwayat mengompol dalam keluarga
  • Stres psikis
  • Rutinitas buang air kecil untuk menilai kapasitas kandung kemih dan frekuensi buang air besar untuk menilai ada tidaknya konstipasi
  • Kebiasaan konsumsi minuman yang mengandung kafein

Selain wawancara medis, diperlukan juga pemeriksaan penunjang berupa:

  • Urinalisis yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda infeksi saluran kemih
  • USG atau sinar X untuk mengevaluasi kondisi ginjal
  • MRI, diperlukan pada kasus tertentu di mana terdapat kecurigaan kelainan bentuk tulang belakang

Penyebab

Pada tipe primer, mengompol umumnya disebabkan imaturitas sistem saraf yang mengontrol kemampuan berkemih. Imaturitas ini menyebabkan seseorang tidak pernah mampu mengendalikan buang air kecil. Sedangkan pada tipe sekunder, ada beberapa hal yang dapat mendasarinya, yaitu:

  • Infeksi saluran kemih
  • Diabetes tipe 1
  • Kelainan struktur anatomi di sekitar saluran kemih
  • Kelainan sistem saraf
  • Emosi dan stres
  • Obstructive sleep apnea (OSA) yang ditandai dengan mendengkur keras
  • Cacingan
  • Banyak minum
  • Konstipasi
  • Gangguan hormon antidiuretik, yang bertugas mengurangi produksi air kencing di malam hari

Gejala

Mengompol ditandai dengan ketidakmampuan seseorang mengendalikan keluarnya air kencing atau urine saat tidur malamnya. Pada anak-anak, mengompol masih dianggap normal hingga usia 7 tahun. Setelah usia tersebut, sang anak harus dievaluasi apakah ada penyebab medis atau psikis yang mendasari gangguan tersebut.

Selain batasan usia, mengompol juga memerlukan perhatian khusus. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada anak yang tiba-tiba mengompol setelah enam bulan berhenti, mengompol disertai rasa haus berlebihan, sakit saat buang air kecil, warna urine menjadi merah atau keruh, dan tidur mengorok.

Pengobatan

Sebagian besar anak akan berhenti mengompol dengan sendirinya, dengan catatan tidak ada kondisi medis tertentu yang mendasari. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses berhenti mengompol dan menghindari terulang kembali yaitu:

  • Batasi minum menjelang jam tidur
  • Hindari minuman yang mengandung kafein

Pengobatan lainnya dilakukan berdasarkan kondisi medis yag melatarbelakangi. Pada infeksi saluran kemih misalnya, diperlukan antibiotik yang tepat berdasarkan jenis kuman penyebabnya. Sedangkan operasi mungkin diperlukan pada kasus dengan kelainan struktur anatomi.

Komplikasi

Sebagian besar kasus mengompol tidak menyebabkan komplikasi yang bermakna. Efek yang timbul lebih kepada gangguan psikis seperti rasa malu, stres, dan rendah diri. Pada kasus seperti ini, diperlukan dukungan dari orang- orang terdekat seperti orang tua dan keluarga.  Selain gangguan psikis, komplikasi ringan lain yang dapat timbul adalah gangguan kulit berupa ruam dan iritasi akibat mengompol.

Pencegahan

Upaya pencegahan yang terbukti efektif untuk menghindari mengompol adalah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini:

  • Membatasi minum menjelang jam tidur
  • Buang air kecil sebelum beranjak tidur