Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Masalah Tulang

Kaki Pekuk

Tim Medis Klikdokter, 06 Agt 2019

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kaki pekuk terjadi akibat kelainan pertumbuhan tendon kaki bayi sejak di kandungan. Tendon ialah jaringan yang menghubungkan tulang dan otot

Pengertian

Kaki pekuk terjadi akibat kelainan pertumbuhan tendon pada kaki bayi sejak dalam kandungan. Tendon merupakan jaringan yang menghubungkan tulang dan otot.

Pada kaki pekuk, tendon tumbuh lebih pendek dari seharusnya. Akibatnya, kaki bayi menjadi tertekuk ke dalam. Salah satu dampak besar yang ditimbulkannya di kemudian hari adalah kesulitan berjalan.

Walau belum diketahui penyebab pastinya, beberapa bayi lebih berpotensi mengalami kaki pekuk dibandingkan dengan bayi lainnya. Faktor risiko seorang bayi mengalami kaki pekuk adalah sebagai berikut:

  • Riwayat kaki pekuk dalam keluarga

  • Adanya penyakit kongenital lain seperti kelainan saraf tulang belakang (spina bifida)

  • Ibu merokok atau menggunakan narkoba selama hamil

  • Cairan ketuban sedikit

Penyakit Kaki Pekuk (Katrine Stavnem/Shutterstock)

Diagnosis

Kaki pekuk umumnya dapat segera dikenali setelah lahir. Pada beberapa kasus, dibutuhkan juga pemeriksaan sinar X untuk melihat seberapa parah kelainan yang terjadi.

Sebenarnya, kaki pekuk sudah dapat terlihat sejak dalam kandungan melalui pemeriksaan USG. Walau tidak ada yang dapat dilakukan sebelum bayi lahir, mengetahui kaki pekuk dapat membantu orang tua mempersiapkan diri lebih baik atas kelainan tersebut dan siap dengan opsi pengobatan yang tersedia.

Penyebab

Penyebab kaki pekuk sampai saat ini belum diketahui pasti (idiopatik). Namun demikian, para ahli meyakini bahwa kaki pekuk terjadi akibat pengaruh genetik dan lingkungan.

Gejala

Kaki pekuk mudah dikenali dengan melihat gejala sebagai berikut

  • Punggung kaki hingga tumit tertekuk ke dalam hingga membentuk lekukan
  • Lekukan yang parah dapat membuat posisi kaki seperti terbalik, kaki menjadi ke arah atas
  • Otot-otot di sisi kaki yang mengalami kelainan biasanya tidak berkembang dan terlihat lebih kecil hingga satu sentimeter

Pengobatan

Pengobatan kaki pekuk biasanya dapat dilakukan sesegera mungkin karena tanda-tandanya yang mudah dikenali dan struktur tulang bayi yang masih lentur. Umumnya pengobatan dapat dilakukan satu hingga dua minggu setelah bayi lahir. Tujuan utama pengobatan ini adalah perbaikan penampilan dan fungsi sebelum sang bayi mulai belajar berjalan.

Penanganan kaki pekuk pada umumnya bergantung pada tingkat keparahan kaki pekuk. Pengobatan yang dapat dilakukan berupa:

  • Non-operasi

Sebagian besar kasus kaki pekuk berhasil ditangani dengan metode non koperasi yang dinamakan metode ponseti. Metode ini dilakukan dengan beberapa tahapan.

Tahap pertama dilakukan dengan peregangan pada kaki yang mengalami pekuk agar sesuai dengan bentuk yang seharusnya. Setelah itu akan dilakukan pemasangan casting atau kerangka yang membantu mempertahankan bentuk dan kelurusan kaki.

Satu hingga dua kali seminggu, posisi kaki akan diperbaiki. Di akhir terapi, umumnya diakukan operasi minor yang bertujuan memanjangkan tendon agar tampilan dan fungsi akhir kaki lebih optimal.

  • Operasi

Bila tindakan non operasi tidak membuahkan hasil ynag diharapkan, dokter akan melakukan tindakan operasi pada kaki yang mengalami pekuk.

Seluruh tindakan pengobatan yang dilakukan memang tidak dapat mengembalikan bentuk dan fungsi kaki hingga sempurna seperti kaki anak yang lahir normal. Meski demikian, dengan pengobatan yang tepat, kemampuan berjalan sang anak akan dapat dicapai dan ia dapat mengenakan sepatu seperti layaknya anak lainnya.

Komplikasi

Bila tidak segera ditangani dengan baik, kaki pekuk dapat menimbulkan berbagai komplikasi, baik fisik maupun psikis, seperti:

Artritis atau radang sendi

  • Rendah diri
  • Tidak mampu berjalan normal
  • Luka di kaki akibat penekanan bagian yang menonjol

Pencegahan

Tidak ada tindakan pencegahan yang dapat memastikan bahwa kaki pekuk dapat benar-benar dihindari karena penyebab pastinya belum banyak diketahui. Meski demikian, beberapa upaya dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko.

Menjaga gaya hidup sehat secara umum dan selama masa kehamilan dapat membantu meminimalkan risiko. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Tidak merokok
  • Menghindari konsumsi alkohol
  • Tidak mengonsumsi narkoba