HomePenyakitMasalah KehamilanIntrauterine Growth Retardation (IUGR)
Masalah Kehamilan

Intrauterine Growth Retardation (IUGR)

Tim Medis Klikdokter, 26 Des 2018

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Intrauterine growth retardation (IUGR) merupakan kondisi yang menggambarkan janin dalam rahim mengalami hambatan pertumbuhan.

Definisi

Intrauterine growth retardation (IUGR) merupakan kondisi yang menggambarkan janin dalam rahim mengalami hambatan pertumbuhan. Pada IUGR, ukuran janin tak sesuai dengan ukuran yang seharusnya berdasarkan usia kehamilannya.

Kondisi intrauterine growth retardation secara medis juga disebut sebagai intrauterine growth restriction atau pertumbuhan janin terhambat.

Terdapat dua jenis IUGR, yaitu:

  1. IUGR simetris, yaitu IUGR yang ditandai dengan bagian tubuh bayi yang proporsional namun secara keseluruhan ukuran tubuhnya kecil.
  2. IUGR asimetris, yaitu IUGR yang ditandai dengan ukuran kepala bayi yang normal namun bagian tubuh lainnya berukuran lebih kecil dari yang seharusnya.

Penyebab

Intrauterine growth retardation (IUGR) dapat disebabkan oleh faktor ibu atau faktor plasenta dan tali pusat.

Hal-hal dari ibu yang dapat menyebabkan IUGR antara lain hipertensi, penyakit jantung bawaan, penyakit autoimun, diabetes, malnutrisi, kelainan pembekuan darah, bentuk rahim yang abnormal, toksoplasmosis, infeksi rubella, infeksi cytomegalovirus, atau kebiasaan merokok.

Sementara itu, masalah di plasenta atau tali pusat yang dapat menyebabkan IUGR di antaranya adalah solusio plasenta, kelainan anatomi tali pusat, kelainan pembuluh darah di tali pusat, dan kehamilan kembar.

Diagnosis

Intrauterine growth retardation (IUGR) biasanya diketahui oleh dokter saat ibu menjalani pemeriksaan kontrol kehamilan. Pada saat pemeriksaan rutin, dokter akan menilai pertambahan pertumbuhan janin.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengukur tinggi rahim dengan alat ukur, lalu dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pada pemeriksaan USG, dokter akan mengukur panjang tulang, diameter kepala bayi, jumlah cairan ketuban, dan beberapa parameter lainnya untuk memastikan ada tidaknya IUGR.

Jika diagnosis IUGR sudah dipastikan oleh dokter, maka selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dan komplikasi yang bisa terjadi. Caranya dengan melakukan:

  • Pemeriksaan CTG (cardiotocography) untuk mengukur aktivitas jantung janin, gerakan janin, dan kontraksi rahim.
  • Skrining adanya infeksi, seperti dengan melakukan pemeriksaan TORCH.
  • Amniosentesis (pengambilan sampel cairan ketuban)

Gejala

Intrauterine growth retardation (IUGR) tidak menimbulkan gejala apa pun pada saat kehamilan. Pada sebagian ibu, kadang dapat terlihat ukuran perutnya tak terlihat sebesar yang seharusnya. Namun hal ini sangat subyektif. IUGR biasanya baru diketahui saat dokter melakukan pemeriksaan.

Namun jika didiamkan, IUGR dapat menyebabkan komplikasi pada bayi –baik saat kehamilan maupun setelah bayi lahir.

Komplikasi saat kehamilan bisa berupa lahir prematur, kekurangan oksigen saat di dalam kandungan, atau bisa juga berujung pada kematian janin di dalam rahim (intrauterine fetal death/ IUFD).

Sementara itu, jika bayi berhasil bertahan hidup hingga akhirnya dilahirkan, komplikasi yang bisa terjadi di antaranya adalah:

  • Enterokolitis nekrotikans (peradangan usus yang berat pada bayi baru lahir akibat infeksi bakteri)
  • Trombositopenia (jumlah trombosit lebih rendah dari normal)
  • Suhu tubuh tidak stabil
  • Gagal napas
  • Gangguan saraf dan gangguan perkembangan
  • Gagal ginjal

Pengobatan

Terapi intrauterine growth retardation (IUGR) sangat bervariasi, tergantung kondisi bayi dan usia kehamilan ibu. Hal yang pasti dilakukan adalah bahwa kehamilan akan dipantau lebih ketat dari yang seharusnya. Ibu harus melakukan pemeriksaan ke dokter dan USG lebih sering untuk melihat kemajuan pertumbuhan janin.

Jika IUGR disebabkan karena infeksi pada ibu, maka pengobatan infeksi harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu, ibu umumnya juga akan diminta untuk berkonsultasi dengan dokter ahli gizi untuk memperbaiki asupan makanannya. Pada sebagian kasus, ibu juga diminta untuk tirah baring atau mengurangi aktivitas untuk meningkatkan aliran darah ke janin.

Jika tak ada perbaikan pertumbuhan yang signifikan pada bayi, kadang dokter akan menyarankan agar bayi dilahirkan lebih awal.

Persalinan pada bayi yang mengalami IUGR bisa dilakukan dengan cara persalinan melalui vagina (persalinan spontan), bisa juga melalui operasi Caesar, tergantung dengan kondisi ibu, janin, dan jalan lahir. Namun bila janin mengalami distress yang ditandai dengan denyut jantung abnormal, biasanya operasi Caesar yang akan lebih dipilih.

Pencegahan

Tak semua kasus IUGR dapat dicegah. Namun untuk menurunkan risiko IUGR, sebaiknya hal berikut ini dilakukan ibu:

  • Mengonsumsi makanan yang sehat, seperti sayur, buah, dan protein yang cukup
  • Tidur 6–8 jam di malam hari
  • Tidak mengonsumsi alkohol dan narkoba
  • Menghindari paparan asap rokok