Masalah THT

Dinosmia

dr. Marsita Ayu Lestari, 01 Sep 2023

Ditinjau Oleh

Selalu mencium bau yang tidak sedap? Bisa jadi kamu terkena dinosmia. Keluhan ini dapat dialami dalam berbagai bentuk. Ketahui penyebab, gejala dan pengobatan dinosmia.

Dinosmia

Dinosmia

Dokter Spesialis

Spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT)

Gejala 

Anosmia, anosmia parsial, agnosia, hiposmia, presbiosmia, phantosmia, parosmia

Faktor Risiko

Lanjut usia (usia >60 tahun), wanita, riwayat cedera kepala, mulut kering berkepanjangan, merokok, obat-obatan tertentu (anti jamur dan anti hipertensi), polusi udara 

Diagnosis 

Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan, dan pemeriksaan kemosensoris penghidu

Pengobatan 

Terapi bergantung penyakit yang mendasari, suplemen (vitamin A dan omega 3), olfactory training, akupunktur, pembedahan

Obat

Kortikosteroid topikal dan sistemik

Komplikasi

Malnutrisi

Kapan harus ke dokter?

Terdapat gejala gangguan penghidu

Pengertian Dinosmia

Dinosmia adalah kondisi terganggunya persepsi indera penciuman (gangguan penghidu). Gangguan penghidu dapat mempengaruhi selera makan, psikis, dan kualitas hidup seseorang, serta tidak dapat mengenali kebocoran gas dan makanan basi. Selain itu, terdapat keluhan pada indra perasa. Keluhan ini dapat dialami dalam berbagai bentuk. 

Pada mereka yang mengalaminya, bisa terjadi distorsi/penyimpangan pada kualitas persepsi suatu aroma (parosmia), hilang kemampuan menghidu sepenuhnya (anosmia), atau persepsi aroma tertentu, sementara sedang tidak ada hal yang mencetuskan produksi aroma tersebut di sekitarnya (phantosmia). Dengan demikian, dinosmia merupakan suatu bentuk gejala yang dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan dan bukan merupakan penyakit tersendiri.

Penyebab Dinosmia

Penyebab terjadinya dinosmia cukup bervariasi, bergantung dari jenis keluhan yang dialami. Bila hidung tersumbat karena flu atau penyebab lain, maka kamu sulit merasakan makanan disebabkan oleh sel-sel saraf (reseptor) sensorik pada hidung tidak menerima aroma dengan baik.

Terdapat beberapa penyebab dinosmia, yaitu:

1. Infeksi Saluran Pernapasan

  • Rinitis alergi: radang membran hidung sebagai reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu alergi (alergen), seperti debu, tungau, dan lain-lain.
  • Rinosinusitis kronik: radang pada daerah sinus dan rongga hidung yang berlangsung tiga bulan ata lebih. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, terpapar dengan asap rokok, debu, dan lain-lain

2. Cedera Kepala

Kondisi yang mengganggu fungsi normal dari otak, yang disebabkan oleh benturan, pukulan, sentakan, trauma tembus di kepala, dan ledakan. 

3. Stroke

Stroke dapat disebabkan oleh sumbatan dan pecah pembuluh darah, yang ditandai dengan gangguan fungsi saraf tubuh tertentu, seperti wajah terkulai sebelah, bicara cadel/pelo, serta lemah sebelah lengan dan tungkai.

4. Migrain dengan Aura

Migrain dengan aura adalah nyeri kepala yang disertai dengan tanda-tanda seperti melihat garis bergelombang, kekakuan pada leher, dan kesemutan di tangan.

5. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat dengan tanda-tanda halusinasi, delusi, waham, pola pikir dan perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

6. Depresi

Depresi merupakan kondisi suasana hati yang ditandai perasaan sedih dan kehilangan minat yang mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang .

7. Pikun (Demensia)

Demensia merupakan kondisi dimana sulit untuk mengingat sesuatu yang melibatkan kerusakan sel-sel saraf otak.

8. Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan kemunduran fungsi intelektual yang menimbulkan gangguan aktivitas harian dan kehidupan sosial penderita.

9. Parkinson

Kondisi kelainan persarafan yang mempengaruhi pergerakan seperti tremor (gemetar) dan pergerakan lambat, yang dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.

10. Epilepsi

Gangguan sistem saraf pusat yang dapat menimbulkan gejala berupa kejang, bingung,gerakan tak terkendali, dan kekakuan otot. 

11. Kencing Manis (Diabetes Melitus)

Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

12. Penyakit Autoimun

  • Sjogren's syndrome merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan kerusakan kelenjar yang memproduksi air mata, air liur, kelenjar air keringat, dan kelenjar lendir di vagina. Gejalanya berupa mata kering (terasa “berpasir”), mulut kering, kulit kering, dan mudah lelah.
  • HIV (Human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Bila HIV tidak diobati, maka dapat menyebabkan AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome).

13. Paparan Terhadap Zat Kimia

Karbon monoksida merupakan zat iritan yang mengganggu sistem penciuman. Salah satu sumber karbon monoksida adalah arang.

Artikel Lainnya: Cara Kembalikan Penciuman Pasca Terinfeksi COVID-19

Gejala Dinosmia

Secara umum, gejala yang dialami oleh seseorang dengan dinosmia berkaitan dengan gangguan kemampuan menghidunya. Beberapa hal yang dapat terjadi pada dinosmia adalah:

  • Anosmia: hilangnya kemampuan menghidu sepenuhnya.
  • Anosmia parsial: hilangnya kemampuan menghidu beberapa odoran tertentu.
  • Agnosia: ketidakmampuan menghidu satu macam odoran.
  • Hiposmia: penurunan kemampuan menghidu baik berupa sensitifitas ataupun kualitas penghidu.
  • Presbiosmia: gangguan penghidu karena usia tua. 
  • Disosmia: Persepsi bau yang salah, termasuk panthosmia dan parosmia. 
  • Phantosmia: Adanya persepsi aroma tertentu, padahal tidak ada objek yang mencetuskan produksi aroma tersebut di sekitarnya. 
  • Parosmia: penyimpangan pada kualitas persepsi suatu aroma, yaitu aroma tertentu yang tercium sebagai suatu aroma yang lain. 

Faktor Risiko Dinosmia

Faktor-faktor risiko dinosmia meliputi:

1. Lanjut Usia (Usia >60 tahun)

Kemampuan penghidu akan menurun seiring bertambahnya usia. Kondisi ini berhubungan dengan perubahan bentuk, pengurangan jumlah sel, dan penurunan aktivasi di area penghidu.

2. Wanita

Penelitian melaporkan bahwa hiposmia lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria.

3. Riwayat Cedera Kepala

Cedera kepala dapat menghilangkan fungsi penghidu secara keseluruhan atau sebagian. Ini berhubungan dengan kerusakan sel epitel olfaktori (jaringan reseptor di rongga hidung) dan gangguan aliran darah di rongga hidung.

4. Mulut kering Berkepanjangan (Dry Mouth Persistent)

Mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut dan Sjogren’s syndrome. 

5. Merokok

Perokok berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan fungsi penghidu dibanding yang bukan perokok. Ini bergantung pada berapa lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap. Beberapa kandungan rokok dapat mengakibat kematian sel epitel olfaktori.

6. Mengonsumsi Obat-obatan

Seperti anti jamur dan anti hipertensi (ACE inhibitor) Obat-obatan tertentu dapat menginduksi terjadinya rhinitis.

7. Polusi Udara

Polusi udara juga berpengaruh terhadap gangguan penghidu, seperti udara yang mengandung gas nitrogen dan aseton.

Artikel lainnya: Wajib Tahu, Ini Organ Tubuh yang Terdampak Virus Corona 

Diagnosis Dinosmia

Dokter dapat menentukan diagnosis dinosmia melalui beberapa tahap yang meliputi wawancara medis yang terperinci, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan, dan pemeriksaan kemosensoris penghidu. 

Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan keluhan, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat alergi, riwayat cedera kepala, kebiasaan merokok, dan semua faktor yang dapat menyebabkan gangguan penghidu.

Dokter juga akan memeriksa pasien dengan melakukan evaluasi organ hidung dan saluran pernapasan atas (pemeriksaan fisik THT). Ini dilakukan untuk melihat adanya kelainan yang mungkin saja berkaitan, serta melakukan pemeriksaan neurologis (sistem saraf).

Apabila penyebab dinosmia belum dapat ditentukan, dokter juga dapat merekomendasikan pasien untuk melakukan beberapa pemeriksaan penunjang bila dinilai dibutuhkan. Pemeriksaan penunjangnya meliputi:

  • Foto polos kepala
  • Magnetic resonance imaging (MRI)
  • Computed tomography (CT) scan
  • Nasal endoscopy
  • Tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification)
  • Tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research Center (CCCRC)
  • Tes “Sniffin sticks”
  • Tes Odor Stick Identification Test for Japanese (OSIT-J).

Artikel lainnya: Penderita Long COVID-19 Bisa Alami Gejala Parosmia

Pengobatan Dinosmia

Pengobatan dinosmia bergantung pada penyakit yang mendasari keluhan tersebut. Setelah dokter menemukan kemungkinan kondisi kesehatan yang melatari timbulnya keluhan dinosmia, dokter akan menyarankan penanganan yang sesuai untuk meredakan penyakit yang dimaksud.

Secara umum, dinosmia akan mereda saat penyakit yang melatarbelakanginya ditangani. Adapun terapi yang akan membantu proses penyembuhan:

  • Kortikosteroid topikal
  • Kortikosteroid sistemik
  • Suplemen berupa vitamin A dan omega 3
  • Olfactory training
  • Akupunktur
  • Pembedahan

Pencegahan Dinosmia

Pencegahan dinosmia bergantung pada penyebab dan faktor resiko yang mendasarinya. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah: 

  • Menjaga daya tahan tubuh dengan cara memodifikasi gaya hidup, seperti berolahraga rutin, terpapar dengan sinar matahari pagi atau sore hari, dan mengurangi konsumsi makanan manis
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, seperti wortel, bayam, brokoli, dan kacang polong hitam
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung omega 3, seperti ikan makarel, ikan teri, telur, dan kacang kedelai
  • Mengonsumsi suplemen vitamin A dan omega 3
  • Sering berkumur dan minum air putih untuk mencegah mulut kering berkepanjangan
  • Tidak merokok
  • Menghindari terpapar secara berlebihan dengan zat kimia tertentu, seperti pewangi ruangan, pembasmi serangga, dan zat kimia yang berpotensi membahayakan 

Komplikasi Dinosmia

Dinosmia yang berkelanjutan dapat memicu komplikasi berupa nutrisi tubuh yang tidak seimbang (malnutrisi).

Obat Terkait Dinosmia

  • Kortikosteroid topikal
  • Kortikosteroid sistemik

Kapan Harus ke Dokter?

Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, bila kamu mengalami gangguan penghidu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dan bagaimana cara mengatasinya. 

#JagaSehatmu dari beragam gangguan penciuman dan penyakit lainnya. Jika ada keluhan kesehatan, yuk segera download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

[LUF]