Masalah Mental

Claustrophobia

Tim Medis Klikdokter, 27 Jun 2019

Ditinjau Oleh

Klaustrofobia merupakan salah satu jenis fobia, di mana seseorang memiliki rasa takut yang berlebih terhadap tempat tertutup.

Pengertian

Klaustrofobia merupakan salah satu jenis fobia, di mana seseorang memiliki rasa takut yang berlebih terhadap tempat tertutup. Secara umum, merasa takut saat terperangkap sebenarnya merupakan hal yang normal –dengan catatan bila terdapat ancaman yang benar adanya. Akan tetapi, orang dengan klaustrofobia dapat merasakan ketakutan pada situasi berada di ruang tertutup tanpa terdapatnya tanda bahaya yang jelas atau realistis.

Orang dengan klaustrofobia umumnya akan mengambil langkah-langkah untuk menghindari ruang tertutup –seperti lift, terowongan, kereta bawah tanah, toilet umum, dan beberapa tempat tertutup sempit lainnya. Namun, menghindari tempat-tempat tersebut sering kali justru memperburuk rasa takut yang dialami.

Sebagian orang dengan klaustrofobia mengalami ansietas yang ringan saat berada di tempat tertutup, dan sebagian lainnya dapat mengalami ansietas yang berat dan bahkan serangan panik. Perasaan yang paling sering dialami adalah rasa takut akan kehilangan kendali.

Penyakit Claustrophobia (Andriano.cz Shutterstock)

Penyebab

Terdapat banyak situasi atau perasaan berbeda yang dapat memicu terjadinya klaustrofobia. Bahkan, berpikir mengenai situasi tertentu tanpa terekspos terhadap situasi tersebut secara langsung dapat menjadi pemicu.

Beberapa pemicu dari klaustrofobia adalah:

  • Lift
  • Terowongan
  • Kereta bawah tanah
  • Pintu berputar
  • Toilet umum
  • Mobil dengan kunci sentral
  • Tempat cuci mobil otomatis
  • Ruang ganti di pusat perbelanjaan
  • Kamar hotel dengan jendela yang tertutup
  • Pesawat terbang
  • Mesin pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI)

Klaustrofobia sering kali disebabkan oleh kejadian traumatik yang dialami pada masa kanak-kanak. Misalnya, orang dewasa dapat mengalami klaustrofobia bila pada masa kanak-kanak mereka pernah mengalami terperangkap atau dikurung di tempat tertutup, mengalami bullying atau pelecehan, atau memiliki orang tua dengan klaustrofobia.

Klaustrofobia juga dapat dicetuskan oleh pengalaman atau situasi yang tidak menyenangkan –seperti mengalami turbulensi saat naik pesawat atau terperangkap di kereta bawah tanah yang tidak bergerak. Anak yang memiliki orang tua dengan klaustrofobia juga dapat mengalami klaustrofobia, dengan menghubungkan ruang tertutup dengan ansietas yang dialami oleh orang tua mereka.

Gejala

Serangan panik cukup umum terjadi pada individu dengan klaustrofobia. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa takut dan stres, dan gejala dapat terjadi secara tiba-tiba.

Selain ansietas yang berlebih, serangan panik juga dapat menyebabkan beberapa tanda dan gejala lain, termasuk:

  • Berkeringat

  • Gemetar

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas

  • Rasa tercekik

  • Peningkatan frekuensi denyut jantung

  • Nyeri dada atau rasa berat pada dada

  • Mual

  • Nyeri kepala

  • Mulut kering

  • Rasa bingung atau disorientasi

Pada individu dengan klaustrofobia yang berat, beberapa gejala psikologis yang juga dirasakan adalah:

  • Rasa takut kehilangan kendali

  • Rasa takut akan terjadinya pingsan

  • Rasa takut akan kematian

Diagnosis

Bila tanda dan gejala dari klaustrofobia mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter secara langsung. Diagnosis dini dari kondisi ini dapat membantu menangani keluhan dengan lebih baik.

Diagnosis dari klaustrofobia umumnya ditentukan dari hasil wawancara medis yang mendetail serta pemeriksaan fisik secara langsung.

Penanganan

Sebagian besar orang dengan klaustrofobia mengetahui bahwa mereka mengalami kondisi tersebut. Sebagian besar orang yang hidup dengan klaustrofobia tidak terdiagnosis secara formal, namun mencegah timbulnya keluhan dengan menghindari ruang tertutup. Akan tetapi, memperoleh penanganan dari dokter atau tenaga profesional yang berkompetensi dalam melakukan terapi perilaku dapat membantu meringankan keluhan.

Klaustrofobia dapat ditangani dengan baik, dengan secara bertahap diekspos terhadap situasi yang menyebabkan timbulnya rasa takut tersebut. Hal ini disebut sebagai terapi desensitisasi, dan dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan tenaga profesional.

Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT) sering kali sangat efektif pada individu dengan fobia. Terapi ini merupakan jenis terapi yang mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan perilaku seorang individu serta mengembangkan cara praktis untuk menyikapi fobia dengan efektif.

Pencegahan

Penanganan yang baik dapat membantu mencegah timbulnya keluhan dari klaustrofobia.