Penyakit Menular Seksual

Chancroid

Tim Medis Klikdokter, 20 Apr 2020

Ditinjau Oleh

Chancroid adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi menular seksual yang menyebabkan munculnya ulserasi pada area kemaluan.

Pengertian

Chancroid adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi menular seksual yang menyebabkan munculnya ulserasi pada area kemaluan. Kondisi ini dapat/tidak diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening area selangkangan (inguinal limfadenopati).

Angka kejadian chancroid secara global saat ini sudah jauh menurun. Namun, diperkirakan masih dapat ditemukan di beberapa area yang kurang berkembang di Asia, Afrika, dan Karibia. Penyakit ini lebih umum ditemukan pada pria daripada wanita, pada pria yang tidak disunat daripada yang melakukan sirkumsisi, dan pada populasi pekerja seks komersial serta pengguna narkoba.

Adanya chancroid, sebagai salah satu bentuk infeksi menular seksual dengan ulserasi, meningkatkan risiko transmisi HIV sebanyak 10–50 persen pada wanita dan 50–300 persen pada pria.

Penyakit Chancroid

Penyebab

Chancroid disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophylus ducreyi, yaitu bakteri gram negatif, anerobik, berbentuk basillus dan sangat infektif. Bakteri ini hanya menyebabkan penyakit pada manusia. Bakteri H. ducreyi dapat masuk kulit manusia melalui membran mukosa yang terganggu, dan menyebabkan reaksi peradangan lokal.

Bakteri ini akan menghasilkan racun, yaitu cytocidal distending toxin, yang menyebabkan berhentinya siklus sel dan kematian sel tubuh manusia. Akibatnya, akan timbul ulserasi, umumnya pada bagian kelamin.

Bakteri H. ducreyi menular melalui hubungan seksual dengan kontak langsung dengan lesi purulent atau autoinokulasi pada bagian tubuh non-seksual, seperti mata atau kulit. Setelah tertular, gejala akan muncul dalam jangka waktu 1–2 minggu. 

Diagnosis

Berikut kriteria yang dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnosis chancroid:

  • Adanya satu atau lebih ulkus pada kelamin yang terasa nyeri
  • Presentasi klinis, berupa ulkus kelamin dan limfadenopati inguinal (jika ada) yang khas untuk chancroid
  • Pasien tidak terinfeksi dengan pallidum yang dibuktikan dengan pemeriksaan lapangan gelap (darkfield) dari eksudat ulkus atau pemeriksaan serologi sifilis yang dilakukan setidaknya 7 hari setelah munculnya gejala ulkus
  • Hasil pemeriksaan eksudat ulkus negatif pada pemeriksaan PCR HSV atau kultur HSV

Gejala

Umumnya gejala pada chancroid diawali dengan munculnya lesi peradangan berupa papul (benjolan kecil) kemerahan dan nyeri. Dalam waktu beberapa hari, papul ini dapat terkikis dan membentuk ulkus (kawah) yang dalam dan terasa sangat nyeri. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian.

Tanpa pengobatan, umumnya lesi pada kelamin dapat membaik secara spontan dalam jangka waktu 1–3 bulan. Namun, tanpa pengobatan infeksi ini dapat menimbulkan inguinal limfadenopati yang terasa nyeri. Jika dibiarkan, limfadenopati ini juga bisa berkembang menjadi ulkus yang dalam.

Gejala yang umumnya muncul pada penderita chancroid adalah:

  • Ulkus multipel, dalam, dan nyeri pada kelamin dengan tepi tidak rata. Pada pria umumnya ditemukan pada preputium dan lingkar kepala penis (koronal sulkus). Pada wanita umumnya ditemukan pada vulva, dalam kasus jarang bisa ditemukan pada serviks.
  • Pada mereka yang melakukan hubungan seksual secara anal, ulkus ini dapat ditemukan di sekitar anus.
  • Dapat muncul lesi selain pada kelamin akibat inokulasi secara tidak sengaja, misalnya pada jari.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening area selangkangan yang terasa nyeri.
  • Komplikasi pada pria terbentuknya bubo, fimosis, dan phagadenia (ulkus nekrotik yang berkembang secara cepat pada jaringan penis). Komplikasi pada wanita adalah terbentuknya bubo.

Pengobatan

Pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita chancroid, namun juga untuk pasangan seksual dari penderita, terutama yang melakukan hubungan seksual dengan penderita dalam jangka waktu 10 hari sebelum munculnya gejala.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga pengobatan yang diberikan adalah antibiotik. Pengobatan yang berhasil akan menyembuhkan infeksi, memperbaiki gejala dan keluhan dan mencegah transmisi infeksi kepada orang lain. Walaupun demikian, terdapat risiko terjadi jaringan parut (scar) walaupun pengobatan sukses.