Masalah Makan

Binge Eating Disorder

dr. Sara Elise Wijono MRes., 18 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Binge eating disorder adalah salah satu jenis gangguan makan. Penderitanya akan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih. Berikut infonya.

Binge Eating Disorder

Binge Eating Disorder

Dokter spesialis

Dokter spesialis kesehatan jiwa, psikolog, dokter spesialis gizi klinik

Gejala

Makan dalam jumlah banyak pada waktu tertentu yang tidak dapat dikendalikan

Faktor risiko

Jenis kelamin wanita, pernah melakukan diet, riwayat keluarga dengan masalah makan

Cara diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik

Pengobatan

Psikoterapi, konsultasi ahli gizi

Obat

Penurun nafsu makan, anti-depresan

Komplikasi

Obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi

Kapan harus ke dokter?

Adanya kelainan perilaku makan yang tidak terkendali

Pengertian

Binge eating disorder adalah salah satu jenis gangguan perilaku makan yang membuat pengidapnya mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih (binge) dan merasa tidak dapat berhenti makan.

Hampir setiap orang pada dasarnya pernah mengonsumsi makanan berlebih sesekali. Misalnya, mengambil makanan dua kali lebih banyak pada saat liburan.

Namun, jika keinginan untuk mengonsumsi makanan berlebih terjadi rutin dan dirasakan lepas kendali, itu bisa jadi tanda binge eating disorder.

Pengidap binge eating disorder bisa saja malu karena kebiasaan makan berlebihan itu dan mencoba berhenti.

Tetapi, kemudian dapat muncul perasaan kompulsif, yaitu dorongan yang tidak dapat ditahan, yang akhirnya membuat keinginan makan berlebihan tetap berlanjut.

Derajat keparahan dari binge eating disorder ditentukan dari seberapa sering episode makan berlebih terjadi dalam satu minggu.

Sebagian besar orang dengan BED memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas. Akan tetapi, sebagian kecil lainnya memiliki berat badan normal.

Penyebab

Penyebab dari binge eating disorder (BED) belum diketahui secara pasti. 

Namun, kelainan perilaku makan diketahui berkaitan dengan hubungan rumit antara genetik, faktor biologis, perilaku, kondisi mental dan faktor sosial.

Studi menemukan, penderita BED menggunakan makan berlebihan untuk mengatasi kemarahan, kesedihan, stres, kecemasan, dan bahkan kebosanan.

Artikel lainnya: Mengenal Binge Eating Disorder, Gangguan Makan Berlebihan 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk mengalami binge eating disorder adalah:

1. Riwayat keluarga

Seseorang berisiko lebih tinggi mengalami gangguan perilaku makan, bila ada riwayat orang tua atau saudara kandung dengan kondisi serupa.

2. Masalah Psikologis

Sebagian besar orang yang mengalami binge eating disorder memiliki perasaan negatif terhadap diri sendiri serta pada kemampuan dan pencapaiannya.

Pencetus untuk makan berlebih dapat berupa stres, merasa memiliki bentuk tubuh yang buruk, melihat makanan, atau rasa bosan.

3. Menjalani Diet

Banyak orang dengan binge eating disorder memiliki riwayat menjalani diet. Diperkirakan, mereka yang menjalani diet lebih berisiko BED hingga 12 kali dibandingkan yang tidak.

Sebagian di antaranya bahkan memiliki riwayat diet berlebih sejak masa kanak-kanak atau remaja. 

Menjalani diet tertentu atau membatasi asupan kalori sepanjang hari dapat mencetuskan hasrat untuk mengonsumsi makanan berlebihan.

Hal ini utamanya terjadi bila orang tersebut punya rasa percaya diri yang rendah dan gejala depresi.

4. Usia

Walaupun binge eating disorder dapat terjadi pada usia berapa pun, kondisi ini umumnya pertama timbul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. 

Rata-rata, orang mulai mengalami kelainan perilaku makan ini pada awal 20-an hingga pertengahan 20-an.

5. Jenis Kelamin

Lebih dari setengah orang dengan binge eating disorder adalah wanita.

Gejala

Gejala binge eating disorder antara lain mencakup:

  • Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak dalam kurun waktu yang spesifik, misalnya dalam kurun waktu 2 jam
  • Merasa bahwa perilaku makan tidak dapat dikendalikan
  • Mengonsumsi makanan walaupun merasa kenyang atau tidak merasa lapar
  • Mengonsumsi makanan dengan cepat
  • Mengonsumsi makanan hingga merasa kenyang dan tidak nyaman pada perut
  • Sering kali makan sendiri atau secara sembunyi-sembunyi
  • Merasa sedih, terganggu, malu, bersalah, atau marah terhadap perilaku makan
  • Sering kali mencoba untuk diet, tanpa penurunan berat badan

Terkadang, orang tersebut juga akan mencoba untuk diet atau mengonsumsi makanan dalam jumlah normal.

Namun, membatasi makanan juga memiliki kemungkinan untuk episode makan berlebih yang lebih sering.

Artikel lainnya: Ini Tanda-tanda Anda Mengalami Gangguan Makan 

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis binge eating disorder, dokter dapat merekomendasikan untuk dilakukan evaluasi psikologis secara keseluruhan.

Evaluasi ini termasuk membahas kebiasaan makan sehari-hari.

Dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan tertentu guna mengevaluasi konsekuensi kesehatan yang dapat timbul dari binge eating disorder.

Misalnya, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, penyakit jantungdiabetes, dan beberapa kondisi kesehatan lainnya.

Selain wawancara medis yang mendetail, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik secara langsung serta pengecekan darah dan urine.

Untuk menegakkan diagnosis binge eating disorder, ada beberapa indikator yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) oleh American Psychiatric Association, yakni:

  • Episode berulang dari konsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih dalam jangka waktu tertentu 
  • Merasa tidak dapat mengendalikan episode makan berlebih, termasuk jumlah makanan yang dikonsumsi, dan kemampuan untuk berhenti makan
  • Episode makan berlebih yang dikaitkan dengan setidaknya tiga dari faktor-faktor ini:
  • Makan dengan cepat, makan hingga rasa kenyang yang tidak nyaman
  • Mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak walaupun tidak lapar
  • Makan sendiri karena merasa malu
  • Merasa hina, sedih, atau bersalah setelah mengonsumsi makanan
  • Khawatir mengenai kebiasaan makan berlebih
  • Makan berlebih setidaknya satu kali dalam seminggu selama setidaknya tiga bulan
  • Makan berlebih yang tidak diikuti oleh tindakan seperti muntah yang disengaja, atau perilaku lainnya untuk menurunkan berat badan seperti olahraga yang obsesif atau penggunaan laksatif

Pengobatan

Tujuan dari pengobatan dan terapi binge eating disorder adalah mengurangi episode makan berlebih. 

Terkadang, bila dibutuhkan, penanganan dilakukan juga untuk menurunkan berat badan.

Selain itu, karena makan berlebih sering dikaitkan dengan rasa malu, pencitraan diri yang rendah, dan emosi negatif lain, penanganan juga dapat ditujukan untuk mengatasi masalah psikologis tersebut.

Beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan pada penderita binge eating disorder adalah:

1. Psikoterapi

Psikoterapi dapat membantu mengubah perilaku yang kurang baik menjadi yang lebih baik, serta mengurangi episode makan berlebih. 

Beberapa contoh psikoterapi adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT), psikoterapi interpersonal, atau terapi perilaku dialektik. 

CBT dianggap sebagai salah satu metode penanganan paling efektif untuk binge eating disorder.

2. Pengobatan

Dokter dapat meresepkan pengobatan tertentu untuk membantu mengendalikan gejala, bergantung pada berbagai faktor. 

Misalnya, derajat keparahan, adanya keluhan penyerta, dan sebagainya.

3. Program Penurunan Berat Badan Berbasis Perilaku

Banyak individu dengan BED memiliki riwayat gagal menurunkan berat badan dengan sendirinya.

Karena itu, program penurunan berat badan berbasis perilaku yang dilakukan dengan supervisi dari tenaga medis profesional dapat memastikan bahwa kebutuhan nutrisi tubuh tetap terpenuhi tetapi tidak berlebihan.

4. Konseling

Konseling dengan ahli gizi dapat dilakukan untuk memandu pasien menjalani pola makan yang sehat.

Artikel lainnya: Waspada, Gangguan Makan Bisa Berhubungan dengan Depresi 

Pengobatan sebaiknya dilakukan bekerja sama dengan ahli kesehatan jiwa (psikiater atau psikolog), dokter spesialis gizi, dan dokter spesialis penyakit dalam (untuk berbagai komplikasi BED).

Sementara itu, obat binge eating disorder sering kali tidak dapat dibeli bebas. Selain harus diresepkan dokter, selama penggunaan obat kamu juga wajib dipantau secara saksama. 

Beberapa jenis obat yang mungkin dipakai adalah penurun nafsu makan dan golongan antidepresan (apabila terdapat depresi atau gangguan cemas).

Pencegahan

Tidak terdapat cara yang terbukti sepenuhnya mampu mencegah binge eating disorder

Itu sebabnya, kamu yang punya gejala mengonsumsi makanan secara berlebih disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan profesional.

Seseorang dengan kondisi tersebut membutuhkan dukungan untuk menjalani perilaku hidup sehat.

Bantuan dari profesional juga penting sebelum kondisinya semakin memburuk.

Selain itu, orang tua juga diharapkan dapat memupuk gaya hidup dan pola makan yang sehat pada anak sedari dini.

Komplikasi

Beberapa komplikasi binge eating disorder yang dapat muncul adalah:

  • Kegemukan dan obesitas akibat makan berlebihan
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Penyakit empedu 
  • Kanker tertentu
  • Gangguan siklus haid dan gangguan kesuburan

Kapan harus ke dokter?

Konsultasilah dengan dokter apabila kamu merasa perilaku makan di luar kendali, khususnya apabila melibatkan perilaku konsumsi makanan dalam jumlah banyak pada waktu tertentu.

Yuk, #JagaSehatmu sedari dini. Download aplikasi KlikDokter. Unduh sekarang, jangan tunggu sakit.

[HNS/NM]