Masalah Saraf dan Otak

Akathisia

Tim Medis Klikdokter, 15 Juli 2022

Ditinjau Oleh KlikDokter

Akathisia merupakan salah satu bentuk gejala ekstrapiramidal (salah satu bagian saraf otak yang mengatur gerakan)

Pengertian

Akathisia merupakan salah satu bentuk gejala ekstrapiramidal (salah satu bagian saraf otak yang mengatur gerakan), yang ditandai dengan kondisi gaduh gelisah dan tidak bisa diam. Kata akathisia berasal dari Bahasa Yunani, yaitu akathemi yang artinya tidak bisa duduk diam.

Sebagian besar kasus akathisia merupakan efek samping dari konsumsi obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati gangguan skizofrenia dan beberapa jenis gangguan jiwa lainnya.

Berdasarkan lama terjadinya, akathisia terdiri dari tiga jenis, yaitu:

  • Akathisia akut, yaitu akathisia yang terjadi segera setelah seseorang mengonsumsi obat anti-psikotik, namun gejalanya berlangsung dalam kurun waktu kurang dari enam bulan.
  • Akathisia kronik, yaitu akathisia yang berlangsung selama lebih dari enam bulan.
  • Tardive akathisia, yaitu akathisia yang terus berlangsung meskipun penderitanya sudah tidak mengonsumsi obat antipsikotik lagi.

Artikel Lainnya : Mengungkap Gejala Skizofrenia pada Remaja

Penyebab

Mekanisme terjadinya akathisia belum sepenuhnya dapat dijelaskan secara medis. Namun telah diketahui bahwa terjadinya akathisia berkaitan dengan efek samping obat anti-psikotik.

Secara umum, terdapat dua jenis utama obat anti-psikotik, yaitu anti-psikotik generasi lama (sering disebut anti-psikotik tipikal) dan anti-psikotik generasi baru (sering disebut anti-psikotik atipikal).

Penggunaan anti-psikotik generasi lama diketahui lebih rentan menyebabkan akathisia dibandingkan dengan generasi baru. Contoh anti-psikotik generasi lama adalah klorpromazin dan haloperidol. Namun demikian, beberapa jenis anti-psikotik generasi baru (misalnya risperidone, olanzapine, dan quetiapine) juga bisa menyebabkan akathisia, walaupun risikonya lebih kecil.

Meski demikian, bukan berarti setiap orang yang mengonsumsi obat anti-psikotik akan mengalami akathisia. Risiko terjadinya akathisia terutama dialami oleh mereka yang mengonsumsi anti-psikotik dengan kondisi berikut ini:

  • Berusia 40 tahun ke atas
  • Mengonsumsi obat anti-psikotik dalam dosis yang tinggi
  • Mendapatkan peningkatan dosis anti-psikotik dalam waktu cepat
  • Orang yang memiliki gangguan otak seperti Parkinson, riwayat cedera kepala, atau radang otak (ensefalitis)

Artikel Lainnya : Tips Mengelola Hubungan Akibat Dampak Psikis Parkinson

Diagnosis

Pada pemeriksaan awal untuk menentukan diagnosis akathisia, dokter akan melakukan wawancara lengkap terkait gejala yang dialami dan obat-obatan yang dikonsumsi selama ini. Lalu dalam pemeriksaan, dokter juga akan melakukan pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan pasien selama pemeriksaan.

Jika diperlukan, pemeriksaan darah juga kadang dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan pasien tidak disebabkan oleh penyakit lainnya.

Gejala

Penderita akathisia senantiasa gelisah dan selalu bergerak setiap saat. Mereka menyadari bahwa dirinya bergerak-gerak terus. Mereka berkeinginan menghentikan gerakan-gerakan tersebut, namun tidak bisa.

Selain melakukan gerakan berulang-ulang, biasanya penderita akathisia cenderung terlihat cemas dan mudah marah tanpa sebab yang jelas.

Gejala akathisia kadang sulit dibedakan dengan gangguan ekstrapiramidal lainnya, yaitu tardive dyskinesia. Baik akathisia dan tardive dyskinesia sama-sama memiliki gejala timbulnya gerakan-gerakan tak terkendali sepanjang waktu. Namun hal yang membedakan adalah bagian tubuh yang dominan bergerak.

Pada kondisi akathisia, yang bergerak-gerak adalah daerah tungkai dan kaki. Sedangkan pada tardive dyskinesia, area wajah dan lengan yang lebih sering bergerak.

Selain itu, biasanya penderita akathisia menyadari bahwa bagian tubuhnya bergerak namun ia tak bisa mengendalikannya. Sementara itu, penderita tardive dyskinesia umumnya tidak sadar bahwa ada bagian tubuhnya yang sedang bergerak tak terkendali.

Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh penderita akathisia bisa beragam bentuknya, namun yang paling sering dilakukan adalah:

  • Mengetukkan kaki lantai berulang-ulang
  • Menggerakkan tubuh ke depan dan ke belakang saaat berdiri atau duduk
  • Berjalan di tempat
  • Menyilangkan tungkai kaki berganti-gantian (tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tungkai kiri di atas tungkai kanan) saat sedang duduk
  • Mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas

Pengobatan

Dalam pengobatan akathisia, hal pertama dan utama yang harus dilakukan adalah mengetahui obat penyebab akathisia. Sebisa mungkin, obat itu akan diturunkan dosisnya secara perlahan, sambil mengganti obatnya dengan obat lain yang lebih kecil kemungkinannya menyebabkan akathisia.

Selain itu, dokter umumnya akan memberikan obat golongan benzodiazepin untuk meredakan kegelisahan yang dialami, serta obat untuk menurunkan tekanan darah. Obat penurun tekanan darah dalam kondisi ini diberikan untuk meredakan gejala yang dialami penderita.

Pencegahan

Akathisia tak dapat dicegah sepenuhnya. Namun untuk memperkecil kemungkinan mengalami akathisia, mereka yang mengonsumsi obat anti-psikotik disarankan berkonsultasi ke dokter untuk mengubah dosis atau jenis obat. Ikuti saran dan petunjuk penggunaan obat dari psikiater.

Kamu bisa berkonsultasi lebih mudah kepada dokter melalui layanan tanya dokter online atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. Mari, #JagaSehatmu selalu!