Vaksin

Vaksin Boostrix

Klikdokter, 24 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Vaksin Boostrix digunakan sebagai vaksinasi tambahan untuk mencegah difteri, tetanus dan pertusis individu dari usia 4 tahun ke atas.

Pengertian

Vaksin Boostrix merupakan salah satu sediaan injeksi yang mengandung vaksin kombinasi difteri, tetanus, aselular pertusis, obat ini diproduksi oleh Smith Kline Beecham Pharmaceutical. Vaksin Boostrix diindikasikan sebagai vaksinasi tambahan terhadap difteri, tetanus dan pertusis individu dari usia 4 tahun ke atas. Vaksin Boostrix atau Vaksinasi berulang terhadap difteri, tetanus dan pertusis harus dilakukan pada interval (jarak) atau sesuai rekomendasi resmi (umumnya 10 tahun).
Penggunaan vaksin Boostrix melalui injeksi intramuskular disuntikan didaerah deltoid (otot pada bahu manusia), maka dari itu penggunaan obat ini Harus Dilakukan Oleh Tenaga Medis Profesional dan Resep Dokter.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Vaksin, Antisera dan Imunologi.
  • Kandungan: Diphtheria toxoid not, Tetanus toxoid not, Bordetella pertussis antigens (pertussis toxoid 8 mcg, Filamentous haemagglutinin 8 mcg, Pertactin 2.5 mcg.
  • Bentuk: Cairan Injeksi.
  • Satuan Penjualan: Syringe.
  • Kemasan: 1 Prefilled Syringe.
  • Farmasi: Smith Kline Beecham Pharmaceutical.

Kegunaan

Vaksin Boostrix digunakan sebagai vaksinasi tambahan untuk mencegah difteri, tetanus dan pertusis individu dari usia 4 tahun ke atas.

Dosis & Cara Penggunaan

Dosis dan Cara Penggunaan Vaksin Boostrix, harus dilakukan dengan Tenaga Medis Profesional dan Resep Dokter:

Dosis 0.5 mL tunggal dengan injeksi IM (intramuskular) di daerah deltoid (otot bagian bahu).

Efek Samping

  • Sakit kepala
  • Reaksi di tempat injeksi (nyeri, kemerahan, bengkak)
  • Kelelahan
  • Gangguan pencernaan (Gastrointestinal): mual, diare, muntah.
  • Demam
  • Malaise (lemas).
  • Pusing
  • Anoreksia (gangguan nafsu makan).

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Vaksin Boostrix pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Hipersensitif atau alergi.
  • Ensefalopati (kelainan fungsi otak) dengan etiologi tidak diketahui yang terjadi dalam 7 hari setelah vaksinasi sebelumnya dengan vaksin yang mengandung pertusis.
  • Trombositopenia transien ( trombosit dalam tubuh menurun ) atau komplikasi neurologis setelah imunisasi sebelumnya terhadap difteri atau tetanus.

Interaksi Obat
Respons yang mungkin tidak tercapai bersama imunosupresan dan defisiensi imun.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Vaksin Boostrix ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.