Obat Antijamur

Vagizol

Klikdokter, 24 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Vagizol digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Pengertian

Vagizol merupakan salah satu nama dagang sediaan tablet dan ovula yang mengandung Metronidazole, obat ini diproduksi oleh Kimia Farma. Perbedaan sediaan berfungsi untuk memudahkan pasien yang sulit menelan dan menutupi rasa yang tidak enak pada obat. Vagizol diindikasikan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. 

Keterangan

  1. Vagizol Ovula 
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antiamoebik dan Antibiotik Lainnya
    • Kandungan: Metronidazole Benzoate 500 mg
    • Bentuk: Ovula.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Strip @5 Ovula.
    • Farmasi: Kimia Farma.
  2. Vagizol Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antiamoebik dan Antibiotik Lainnya
    • Kandungan: Metronidazole Benzoate  500 mg
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Strip @10 Tablet.
    • Farmasi: Kimia Farma.

Kegunaan

Vagizol digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Dosis & Cara Penggunaan

Dosis dan Cara Penggunaan Vagizol, harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:

  1. Infeksi usus besar (Amoebiasis): 800 mg, tiga kali sehari selama 5 hari (infeksi usus); 5-10 hari (infeksi ekstra usus). Maksimal: 2.4 g / hari.
  2. Penyakit menular seksual (Trikomoniasis): 2 g sebagai dosis tunggal, 200 mg tiga kali sehari selama 7 hari atau 400 mg dua kali sehari selama 5-7 hari.
  3. Infeksi parasit pada usus halus (Giardiasis): 2 g / hari selama 3 hari, 400 mg tiga kali sehari selama 5 hari atau 500 mg dua kali sehari selama 7-10 hari.
  4. Infeksi vagina (Vaginosis): 2 g sebagai dosis tunggal atau 400 mg dua kali sehari selama 5-7 hari.
  5. Infeksi gusi yang sangat nyeri (Gingivitis ulseratif nekrotikansi akut): 200 mg tiga kali sehari selama 3 hari.
  6. Infeksi gigi akut: 200 mg tiga kalli sehari selama 3-7 hari.
  7. Infeksi bakteri anaerob: Awal: 800 mg kemudian 400 mg 8 jam selama 7 hari. Maksimal: 4 g / hari.
  8. Pencegahan infeksi bakteri pasca operasi anaerob: 400 mg 8 jam 24 jam sebelum operasi.
  9. Pemberantasan H. pylori terkait dengan penyakit ulkus peptikum: 400 mg di berikan 2 kali sehari dengan kombinasi dengan antibakteri lain dan PPI atau 400 mg, jika diberikan dengan omeprazole dan amoksisilin.
  10. Ulkus tungkai dan luka tekanan: 400 mg sehari selama 7 hari.
  11. Vaginosis bakteri: Dewasa: 1 Vagizol ovula di masukkan ke dalam vagina sekali sehari, sebelum tidur selama 5 hari.

Efek Samping

  • Gangguan kulit: ruam, biduran, gatal.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Kelemahan, pusing, gangguan saraf
  • Sakit kepala, kantuk, susah tidur, halusinasi, perubahan suasana hati atau keadaan mental (misal. depresi atau kebingungan)
  • Ketidaknyamanan uretra, penggelapan urin
  • Gangguan saluran cerna (misal. mual, gangguan makan, rasa logam yang tidak enak, muntah, diare, ketidaknyamanan perut, sembelit),
  • Lidah berbulu, peradangan pada lidah, peradangan lapisan mukosa, 

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Vagizol pada pasien yang alergi terhadap terhadap metronidazol dan nitroimidazol lainnya.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Vagizol:

  • Penggunaan bersamaan dengan disulfiram dapat menghasilkan reaksi psikotik.
  • Dapat mempotensiasi efek antikoagulan oral.
  • Dapat meningkatkan risiko toksisitas litium.
  • Dapat mengurangi pembersihan ginjal yang mengakibatkan peningkatan toksisitas 5-fluorouracil.
  • Dapat meningkatkan kadar serum ciclosporin.
  • Dapat meningkatkan kadar busulfan dalam plasma yang mengakibatkan toksisitas busulfan yang parah.
  • Meningkatkan metabolisme dengan fenobarbital dan fenitoin yang mengakibatkan penurunan konsentrasi serum.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Vagizol ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).