Obat Antibiotik

Tifatrim

Klikdokter, 06 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Tifatrim digunakan untuk membantu terapi pengobatan infeksi saluran nafas.

Pengertian

Tifatrim adalah obat yang memiliki komposisi Cotrimoxazole (kombinasi Trimethoprim dan Sulfamethoxazole), diproduksi oleh Balatif. Kombinasi kedua antibiotik ini akan bekerja menghambat enzim yang memetabolisme asam folat pada bakteri yang peka, sehingga dalam bentuk kombinasi, antibiotik ini akan bersifat bakterisida (membunuh bakteri). Tifatrim digunakan untuk membantu terapi pengobatan infeksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan, saluran kemih kelamin, kulit dan septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik
  • Kandungan: Trimetroprim 80 mg, Sulfametoksazol 400 mg; Trimetroprim 160 mg, Sulfametoksazol 800 mg (Tifatrim Forte)
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Balatif.

Kegunaan

Tifatrim digunakan untuk membantu terapi pengobatan infeksi saluran nafas, Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih kelamin, kulit dan septikemia.

Dosis & Cara Penggunaan

Tifatrim merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian dan penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Tifatrim juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

  • Anak Usia 6 bulan-5 tahun: 1/4 tablet
  • Anak Usia 6-12 tahun: 1/2 tablet
  • Anak Usia > 12 tahun dan Dewasa: 2 tablet. Maksimal: 3 tablet.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-30°C. Lindungi dari cahaya dan kelembapan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Tifatrim antara lain mual, muntah, demam, diare, ruam, gatal, nyeri sendi.

Kontraindikasi:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap komposisi Tifatrim
  • Pasien yang memiliki riwayat penurunan fungsi hati dan ginjal.

Interaksi obat:

  • Dapat meningkatkan kadar dapsone.
  • Dapat memperpendek waktu paruh obat, jika digunakan dengan rifampicin.
  • Dapat meningkatkan kadar obat phenytoin, digoxin, repaglinide, zidovudine, dan lamivudine.
  • Dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal, jika digunakan dengan ciclosporin.
  • Dapat menyebabkan hiponatremia, jika digunakan dengan diuretik.
  • Dapat menyebabkan anemia, jika digunakan dengan penghambat folat lain, seperti pyrimethamine atau methotrexate.
  • Dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, jika digunakan dengan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE inhibitors), seperti captopril.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Tifatrim ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:

  • Gejala overdosis Tifatrim antara lain pusing, mual, muntah, ruam, sakit kepala, ataksia, mengantuk, disuria, pembengkakan wajah, kelemahan dan kebingungan, depresi sumsum tulang, sedikit peningkatan serum aminotransferases.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan suportif dan simtomatik (dibantu oleh tenaga medis). Kosongkan perut segera dengan induksi emesis (muntah) atau dengan bilas lambung. Amati pasien setidaknya selama 4 jam dan pantau kadar urea dan elektrolit dalam tubuh dengan FBC (Full Blood Count). Berikan cairan untuk mempertahankan output urin yang baik. Dapat diberikan Ca leucovirin dengan dosis 5-10 mg / hari untuk menangkal efek samping trimethoprim pada sumsum tulang atau Ca folinate dengan dosis 3-6 mg selama 5-7 hari oral atau dengan injeksi intramuskular.