HomeObatVaksinVaksin Tetraxim
Vaksin

Vaksin Tetraxim

apt. Yasmin Azhar, S.Farm, 09 Nov 2023

Ditinjau Oleh apt. Ardiansyah Sutrisna, S.Farm

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tetraxim adalah vaksin DTaP-IPV yang digunakan untuk mencegah penyakit Difteri, tetanus, polio, dan pertusis. Selain tu, Tetraxim merupakan salah satu vaksin booster pada anak usia 5-13 tahun.

Vaksin Tetraxim

Vaksin Tetraxim

Golongan

obat keras

Kategori obat

vaksin

Dikonsumsi oleh

anak-anak

Bentuk obat

suspensi injeksi

Tetraxim untuk ibu hamil dan menyusui

kategori NA: saat ini FDA belum mengkategorikan Tetraxim.

peringatan menyusui: publikasi ilmiah menunjukan bahwa kandungan Vaksin Tetraxim dapat tereksresi keluar melalui ASI.. Sebaiknya sebelum mendapatkan vaksin, konsultasikan terlebih dahulu kondisimu kepada dokter.


Pengertian Vaksin Tetraxim

Vaksin Tetraxim adalah vaksin yang berguna untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan, polio. Kandungan utama dari vaksin Tetraxim adalah Diphteria toxoid protein, FHA, Filamentous hemagglutinin, inactivated poliovirus (tipe 1, 2, 3), Pertussistoxid med aluminiumhydroxid, dan Tetanus toxoid. Vaksin ini hanya diperuntukkan bagi anak usia 5 dan 13 tahun.

Vaksin Tetraxim diproduksi oleh PT Sanofi dan diproduksi dalam bentuk sediaan suspensi steril, dengan dua variasi vaksin didalamnya DPaT dan IPV. Kedua vaksin tersebut sangat dibutuhkan oleh anak-anak dan termasuk kedalam salah satu imunisasi dasar.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjadwalkan vaksin DTap dimulai pada anak usia 6 minggu, dan booster pertama dilakukan saat anak menginjak usia 18 bulan. Kemudian, vaksin dilanjutkan pada usia 5-7 tahun dan 10-18 tahun.

Sementara itu, vaksin polio biasanya langsung diberikan pada anak baru lahir berdasarkan ketentuan IDAI. Lalu, akan dilanjutkan pada usia 4 dan 9 bulan.

Artikel Lainnya: Pentingnya Vaksin Polio bagi Kesehatan Anak

Keterangan Vaksin Tetraxim

 Vaksin Vaksin Tetraxim

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: Vaksin
  • Kandungan Tetraxim: Diphtheria toxoid (≥ 30 IU), Tetanus toxoid (≥ 40 IU*), Bordetella pertussis antigens: Pertussis toxoid (25 mcg), Filamentous haemagglutinin (25 mcg), Poliomyelitis virus (inactivated) type 1 (Mahoney strain) 40 DU, type 2 (MEF-1 strain) 8 DU, type 3 (Saukett strain) 32 DU.
  • Kemasan: dus, 1 pre-filled syringe @ 0.5 mL (1 dosis)
  • Produksi: Sanofi Pasteur, Val De Reuil, Perancis/PT. Kalventis Sinergis Farma, Jakarta 
  • Harga Tetraxim: Rp 645.000/boks

Kegunaan Vaksin Tetraxim

Vaksin Tetraxim bermanfaat untuk mencegah dan melindungi tubuh dari penyakit berikut:

Dosis dan Aturan Pakai Vaksin Tetraxim

Tetraxim tergolong obat keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Berikut adalah aturan dosis penggunaan vaksin secara umum:

Tujuan: mencegah difteri, tetanus, polio, dan pertusis

Bentuk: suspensi Injeksi

Dosis vaksin Tetraxim yang direkomendasikan:

  • Bayi usia 2, 3, 4 bulan: 3 suntikan diberikan setiap selang waktu 1 bulan (vaksinasi primer)
  • Anak usia 16 bulan dan 18 bulan : 1 suntikan satu tahun setelah vaksinasi primer (vaksinasi booster)
  • Anak rentang usia 5 dan 17 tahun: 1 suntikan.

Cara Menggunakan Vaksin Tetraxim

Gunakan Tetraxim sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi vaksin optimal. Berikut adalah aturan pakai vaksin Tetraxim yang perlu kamu patuhi:

  • Sebelum menggunakan vaksin penting untuk mengecek kualitas vaksin atau vaksin vial monitor.
  • Vaksin Tetraxim dalam bentuk suspensi injeksi hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.
  • Vaksin harus diberikan melalui suntikan intramuskular dan biasanya dilakukan pada bagian otot paha.
  • Vaksin tidak boleh dicampur dalam jarum suntik yang sama dengan obat parenteral lainnya.
  • Setelah mendapatkan dosis vaksin, sebaiknya menunggu pada lokasi vaksinasi agar petugas dapat mengobservasi reaksi KIPI (Kejadian Ikutan Pascaimunisasi).
  • Penggunaan vaksin dapat menimbulkan efek samping. Namun, umumnya terjadi pada 3 hari pertama setelah dilakukan vaksinasi dan akan menghilang dalam beberapa hari.
  • Apabila setelah dilakukan vaksinasi ditemukan gejala yang berarti segera konsultasikan kepada dokter.

Cara Penyimpanan

Simpan Tetraxim di lemari pendingin pada suhu 2–8° Celsius. Jangan membekukan vaksin dan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Tetraxim yang belum dibuka dari kemasan primernya dapat digunakan hingga batas waktu kedaluwarsa berakhir (tanggal kedaluwarsa mengacu pada hari terakhir bulan itu).

Apabila terjadi perubahan warna seperti nampak keruh dan terdapat benda asing pada vaksin. Harap untuk tidak lagi digunakan.

Artikel Lainnya: Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Anak Vaksin Polio

Efek Samping Vaksin Tetraxim

Berikut efek samping yang umum terjadi setelah penggunaan vaksin Tetraxim, seperti:

  • Hilangnya nafsu makan
  • Kecemasan
  • Perubahan mood
  • Sakit kepala
  • Mengantuk
  • Myalgia (nyeri otot)
  • Reaksi pada tempat suntikan seperti nyeri, merah dan bengkak
  • Demam (suhu > 38° Celsius)
  • Malaise

Overdosis

Hingga saat ini belum didapatkan data terkait kasus overdosis setelah pemberian vaksin Tetraxim.

Interaksi Vaksin Tetraxim dengan Obat Lain

Penurunan imunogenisitas Vaksin Tetraxim apabila diberikan secara bersamaan dengan obat golongan imunosupresan. Sebaiknya tidak menggunakan vaksin hingga pengobatan berakhir.

Vaksin Tetraxim dapat diberikan bersamaan dengan vaksin MMR VAPOR atau dengan vaksin HBVAXPRO, namun diberikan pada dua tempat terpisah. Selain itu, vaksin Tetraxim dapat dikombinasikan dengan vaksin konjugat Haemophilus influenzae tipe b (Act-HIB).

Peringatan dan Perhatian

Penggunaan vaksin hanya menggunakan jalur intramuskular, tidak dapat dilakukan pemberian melalui intravena dan intradermal. Vaksin dapat menyebabkan kantuk. Oleh karenanya, setelah vaksinasi hindari mengemudi kendaraan atau mengoperasikan mesin.

Apabila kamu memiliki riwayat trombositopenia atau gangguan pembekuan darah harap untuk melaporkan kondisimu kepada dokter, karena vaksin beresiko meningkatkan perdarahan.

Penting untuk melakukan pemantauan suhu pada anak minimal 48 jam setelah mendapatkan suntik Vaksin Tetraxim terutama dengan riwayat demam kejang sebelumnya. Berikan terapi simptomatik bila diperlukan

Penggunaan vaksin akan memerlukan perhatian untuk beberapa kondisi, seperti : 

  • Gangguan terhadap respon imun atau defisiensi imun
  • Riwayat perdarahan atau memar
  • Sindrom Guillain-Barré (parah kelemahan otot) setelah mendapat vaksin flu.
  • Keadaan kolaps atau seperti syok dengan episode hipotonik-hiporesponsif dalam waktu 48 jam setelah vaksinasi.
  • Menangis terus-menerus dan tidak dapat dihibur yang berlangsung ≥ 3 jam, terjadi dalam waktu 48 jam setelahnya vaksinasi.

Kontraindikasi Vaksin Tetraxim

Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Tetraxim:

  • Pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap salah satu kandungan Tetraxim ataupun salah satu eksipien yang terdaftar, seperti Glutaraldehyde, Neomisin, Streptomisin, atau Polimiksin B
  • Pasien yang mengalami reaksi berat setelah melakukan vaksinasi sebelumnya.
  • Demam dengan suhu besar 38° Celsius.
  • Ensefalopati dan memiliki riwayat ensefalopati dalam waktu 7 hari setelah pemberian dosis sebelumnya dari vaksin apa pun yang mengandung pertusis

Artikel Lainnya: Kondisi yang Tidak Diperbolehkan Mendapatkan Vaksin Difteri

Kategori Kehamilan dan Menyusui

Vaksin Tetraxim termasuk kategori NA untuk keamanan ibu hamil. Ini artinya, hingga saat ini FDA belum mengkategorikan Tetraxim.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penggunaan vaksin DTap pada wanita hamil untuk melindungi bayi dari penyakit batuk rejan atau pertusis terutama pada usia di bawah 2 tahun.

Sementara itu, pemberian vaksin polio pada wanita hamil dapat diberikan jika berpotensi mengalami infeksi. Namun, penggunaan vaksin harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Hal ini juga serupa pada ibu menyusui. CDC menyebutkan bahwa pemberian vaksin pada ibu menyusui tidak memberikan pengaruh keamanan pemberian ASI pada bayi.

Beberapa penelitian juga menjelaskan bayi dengan ibu yang mendapatkan vaksin polio akan meningkatkan respon terhadap vaksin. Kandungan vaksin ini dapat keluar melalui ASI.

Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya pertimbangkan penggunaan vaksin dan sebaiknya jangan melakukan vaksinasi tanpa anjuran dari dokter.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis Vaksin Tetraxim

Ingin tahu lebih banyak informasi seputar #JagaSehatmu? Yuk, download aplikasi KlikDokter! Jangan lupa, gunakan fitur Tanya Dokter untuk konsultasi dengan dokter dan booking Layanan Vaksin Polio secara online! Kamu bisa membeli suplemen di KALStore kapan pun dari rumah!

(APR)