Obat Antivirus

Temiral

Klikdokter, 06 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Temiral digunakan untuk mengatasi infeksi mata yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Pengertian

Temiral adalah sediaan salep mata yang mengandung Aciclovir, obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Temiral bekerja dengan cara mengganggu sintesis DNA virus, sehingga menghambat pertumbuhan virus. Temiral termasuk dalam kelas antiinfeksi, antivirus yang digunakan dalam pengobatan infeksi mata.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antivirus Topikal
  • Kandungan: Aciclovir 30 mg/gram
  • Bentuk: Salep Mata
  • Satuan penjualan: Tube
  • Kemasan: Box, 1 Tube @ 3.5 gram
  • Farmasi: Sanbe Farma

Kegunaan

Temiral digunakan untuk mengatasi infeksi mata yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Dosis & Cara Penggunaan

Temiral termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran resep dokter.

Oleskan Temiral Salep dari titik di dalam kantung konjungtiva bawah, sebanyak 5 kali setiap 4 jam; lanjutkan perawatan selama 3 hari setelah penyembuhan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 ° C.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Temiral, antara lain:

  • Ruam, dan kulit kemerahan
  • Sensasi menyengat dan membakar pada kulit
  • Gatal

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Temiral pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif terhadap asiklovir dan valasiklovir.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Temiral:

  • Probenecid, cimetidine, dan mycophenolate mofetil dapat meningkatkan konsentrasi asiklovir dalam plasma.
  • Peningkatan efek nefrotoksik jika diberikan bersamaan dengan obat yang memengaruhi fisiologi ginjal (misalnya: Ciclosporin, tacrolimus).

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Temiral ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).