Obat Antibiotik

Suprazid

Klikdokter, 05 Agt 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Suprazid merupakan sediaan obat dengan kandungan Isoniazid dan Pyridoxine HCl yang digunakan sebagai terapi pengobatan tuberkulosis

Pengertian

Suprazid adalah salah satu sediaan tablet yang memiliki kandungan zat aktif kombinasi Isoniazid dan Pyridoxine HCl. Suprazid diindikasikan untuk mengobati tuberculosis primer ringan. Pengobatan TBC biasanya dilakukan dengan beberapa kombinasi obat lainnya, seperti Etambutol, Rifampisin dan Pirazinamid. Hal ini untuk menghindari obat menjadi cepat resisten (bakteri dalam obat menjadi tidak berfungsi, tetapi membuat bakteri Mycobacterium tuberculosa kebal).

Mekanisme kerja Isoniazid (INH) yang bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri), bekerja dengan jalan menghambat biosintesis asam mikolat pada dinding sel mikobakterium.

Keterangan

  1. Suprazid 300
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Anti Tuberkulosis.
    • Kandungan: Isoniazid 300 mg dan Pyridoxine HCl 10 mg
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Box, 10 Strip @10 Tablet.
    • Farmasi: Armoxindo Farma.
    • Harga: Rp5.000 - Rp10.000/ Strip
  2. Suprazid Forte
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Anti Tuberkulosis.
    • Kandungan: Isoniazid 400 mg dan Pyridoxine HCl 10 mg
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Box, 10 Strip @10 Tablet.
    • Farmasi: Armoxindo Farma.
    • Harga: Rp8.000 - Rp15.000/ Strip

Kegunaan

Suprazid digunakan sebagai terapi pengobatan tuberkulosis.

Dosis & Cara Penggunaan

Dosis dan Cara Penggunaan Suprazid, harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:

  • Pada pengobatan dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 1 tablet, 1 kali sehari. Penggunaan obat ini harus konsisten dan tidak boleh lupa, bila lupa meminum segera minum setelahnya dan lanjutkan dosis sesuai anjuran Dokter.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Suprazid, yaitu:

  • Efek alergi pada lambung.
  • Neuropati perifer (kerusakan sistem saraf tepi).
  • Kejang.
  • Neuritis optik (peradangan saraf mata).
  • Reaksi psikotik (halusinasi).
  • Kerusakan hati.
  • Gangguan hematologi (sel darah merah).
  • Reaksi kulit.
  • Hiperglikemia (kelebihan gula darah).
  • Asidosis (darah terlalu asam).
  • Pellagra (kekurangan vitamin B3).

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Suprazid pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Reaksi hipersensitif (alergi berlebih) berat.
  • Hepatitis akibat obat.
  • Penyakit hati akut.
  • Epilepsi atau kejang.
  • Gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Pecandu alkohol kronik.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Suprazid:

  • Asam p-aminosalisilat dapat meningkatkan kadar obat dalam jaringan.
  • Fenitoin dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.
  • Disulfiram dapat meningkatkan resiko toksisitas obat.
  • Piridoksin dapat menurunkan efek INH.
  • Fenitoin dapat meningakatkan efek INH.
  • Primidon dapat menghambat metabolisme.
  • Alkohol dapat menurunkan toleransi obat.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Suprazid ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Perhatian Menyusui
Obat terserap kedalam ASI.