Obat Antibiotik

Selesnizol

Klikdokter, 03 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Selesnizol digunakan untuk mengobati mengobati infeksi bakteri anaerob, mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi.

Pengertian

Selesnizol adalah antibiotik yang mengandung zat aktif Metronidazole. Selesnizol digunakan untuk mengobati mengobati infeksi bakteri anaerob, mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi, mengobati amoebiasis (infeksi parasit pada usus), trikomoniasis (penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit), bacterial vaginosis, giardiasis (gangguan pencernaan akibat infeksi parasit pada usus halus), pemberantasan bakteri H. pylori terkait dengan penyakit ulkus peptikum, gingivitis ulseratif akut, infeksi gigi akut, ulkus tungkai dan luka tekan. Selesnizol diproduksi oleh Sejahtera Lestari Farma dalam bentuk sediaan kaplet.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik Lainnya
  • Kandungan: Metronidazole 500 mg
  • Bentuk: Kaplet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kaplet
  • Farmasi: Sejahtera Lestari Farma.

Kegunaan

Selesnizol digunakan untuk mengobati mengobati infeksi bakteri anaerob, mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi, mengobati amoebiasis, trikomoniasis, bacterial vaginosis, dan giardiasis.

Dosis & Cara Penggunaan

Selesnizol termasuk dalam golongan obat keras, sebaiknya penggunaan obat ini sesuai dengan anjuran resep dokter.

  • Infeksi bakteri anaerob
    Dosis awal: diberikan dosis 800 mg dilanjutkan dengan dosis 400 mg setiap 8 jam biasanya selama sekitar 7 hari. Maksimal: 4.000 mg / hari.
  • Mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi
    Diberikan dosis 400 mg setiap 8 jam dalam 24 jam sebelum operasi diikuti dengan pemberian melalui intravena atau dosis dubur pasca operasi sampai terapi oral dimungkinkan. Maksimal: 4.000 mg / hari.
  • Amoebiasis
    Diberikann dosis 800 mg diminum 3 kali sehari selama 5 hari (infeksi usus); dosis 400-800 mg selama 5-10 hari (infeksi ekstra-usus). Atau, dosis 35-50 mg / kg berat badan setiap hari dalam 3 dosis terbagi selama 5-10 hari. Maksimal: 2.400 mg / hari
  • Trikomoniasis
    Diberikan dosis 2.000 mg sebagai dosis tunggal atau 200 mg selama 7 hari. Atau, 400 mg diminum 2 kali sehari selama 5-7 hari. Pasangan seksual juga harus dirawat.
  • Bacterial vaginosis
    Diberikan dosis 400 mg diminum selama 5-7 hari. Atau, 2.000 mg sebagai dosis tunggal.
  • Giardiasis
    Diberikan dosis 2.000 mg sekali sehari selama 3 hari atau 400 mg diminum 3 kali sehari selama 5 hari atau 500 mg diminum 2 kali sehari selama 7-10 hari. Atau, 15-40 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 dosis terbagi.
  • Pemberantasan bakteri H. pylori terkait dengan penyakit ulkus peptikum.
    Dikombinasikan dengan antibakteri lain dan PPI: 400 mg diminum 2 kali sehari selama 7-14 hari. Dikombinasikan dengan omeprazole dan amoksisilin: 400 mg diminum 3 kali sehari. Konsultasikan pedoman resmi sebelum memulai terapi.
  • Gingivitis ulseratif akut
    Diberikan dosis 200-400 mg diminum 3 kali sehari selama 3 hari.
  • Infeksi gigi akut
    Diberikan dosis 200 mg diminum 3 kali sehari selama 3-7 hari.
  • Ulkus tungkai dan luka tekan
    Diberikan dosis 400 mg sehari selama 7 hari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu antara 20-25°C. Lindungi dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi antara lain:

  • Anoreksia (gangguan makan)
  • Tinnitus (telinga berbunyi denging)
  • Sensitivitas cahaya
  • Mual, mulut kering, muntah, sembelit, sakit perut, diare, rasa logam yang tidak sedap
  • Mialgia (nyeri otot)
  • Insomnia, sakit kepala, ataksia, vertigo, inkoordinasi, pusing
  • Kebingungan, halusinasi
  • Kulit kering.

Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif terhadap metronidazol dan nitroimidazol lainnya.
  • Penggunaan bersamaan dengan disulfiram dalam 14 hari terakhir.
  • Pemberian bersama dengan alkohol atau produk yang mengandung propilen glikol selama atau 3 hari setelah penghentian terapi.
  • Kehamilan selama trimester pertama dalam pengobatan trikomoniasis.

Interaksi obat:

  • Keadaan kebingungan atau psikosis akut dengan disulfiram.
  • Dapat mempotensiasi efek antikoagulan warfarin.
  • Dapat mempertahankan kadar litium serum meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
  • Konsentrasi serum menurun dengan fenobarbital atau fenitoin.
  • Dapat meningkatkan konsentrasi serum ciclosporin dan busulfan.
  • Dapat mengurangi pembersihan ginjal 5-fluorouracil.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Selesnizol ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis:

  • Gejala overdosis Metronidazole antara lain mual, muntah, ataksia, dan sedikit disorientasi.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis).