Obat Antinyeri

Scanaflam

Klikdokter, 09 Jul 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Scanaflam adalah sediaan obat yang digunakan untuk membantu pengobatan dalam keadaan peradangan yang disertai rasa sangat sakit

Pengertian

Scanaflam adalah sediaan tablet yang mengandung kalium diklofenak. Scanaflam termasuk dalam golongan Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) yang memiliki sifat analgesik (obat yang dapat meredakan rasa sakit), antiinflamasi (meredakan pembengkakan), dan antipiretik (obat yang memurunkan demam). Scanaflam bekerja dengan cara reversibel menghambat cyclooxygenase-1 dan 2 dengan demikian, juga menghambat sintesis prostaglandin. Scanaflam tersedia dalam 2 kekuatan dosis yang berbeda, yaitu Scanaflam 25 mg dan 50 mg. Perbedaan kekuatan dosis digunakan untuk membedakan tingkat tujuan terapi, kondisi biologis atau rasa sakit yang diderita oleh pasien.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS)
  • Kandungan: Kalium Diklofenak 25 mg; Kalium Diklofenak 50 mg.
  • Bentuk: Tablet Salut Selaput
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet.
  • Farmasi: Tempo Scan Pacific PT
  • Harga Scanaflam 25 mg: Rp10.000 - Rp35.000/ Strip
  • Harga Scanaflam 50 mg: Rp20.000 - Rp65.000/ Strip

Kegunaan

Scanaflam digunakan untuk membantu pengobatan dalam keadaan peradangan yang disertai rasa sangat sakit setelah trauma, perdangan dan nyeri setelah operasi. Selain itu, Scanaflam digunakan sebagai obat tambahan pada infeksi THT (telinga, hidung, tenggorokan) yang meradang disertai rasa sakit yang parah, gejala-gejala dengan rasa sakit pada tulang belakang dan reumatisme non artikular (rematik bukan pada sendi).

Dosis & Cara Penggunaan

Scanaflam termasuk dalam Golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:

  1. Nyeri akut
    Dewasa: Untuk kasus ringan hingga sedang: 50 mg diminum 2 kali sehari.
    Anak:> 14 tahun Sebagai tablet konvensional: 25 mg diminum 3 kali sehari atau 50 mg diminum 2 kali sehari.
  2. Dismenorea primer
    Dewasa: 50 mg diminum 3 kali sehari.
  3. Migrain
    Dewasa: dosis awalnya, 50 mg pada tanda-tanda pertama serangan. Jika gejalanya menetap setelah 2 jam, mungkin perlu dosis tambahan 50 mg.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Scanaflam, antara lain:

  • Mual, muntah.
  • Nyeri dada.
  • Tinnitus.
  • Diare.
  • Konstipasi.
  • Pencernaan yang terganggu.
  • Perut kembung, sakit perut.
  • Influenza.
  • Anoreksia atau Gangguan metabolisme dan nutrisi.
  • Nyeri punggung, nyeri tungkai.
  • Sakit kepala, pusing.
  • Insomnia, mengantuk.
  • Kelainan fungsi ginjal.
  • Hipotensi.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Scanaflam pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Hipersensitif terhadap diklofenak atau NSAID lainnya.
  • Penggunaan NSAID, antiplatelet, antikoagulan lainnya secara bersamaan.
  • Kehamilan (trimester ke-3).

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Scanaflam:

  • Peningkatan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan dengan kortikosteroid lain.
  • Peningkatan risiko efek samping terkait dengan glikosida jantung.
  • Peningkatan risiko hiperkalemia dan toksisitas ginjal dengan inhibitor ACE, diuretik, siklosporin, tacrolimus.
  • Peningkatan risiko toksisitas hematologis dengan Azitromicin.
  • Peningkatan kadar dan risiko toksisitas dengan digoksin, litium, metotreksat, pemetrexed, fenitoin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Scanaflam ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Perhatian Menyusui
Data dari laporan literatur yang diterbitkan dengan sediaan oral diklofenak menunjukkan adanya diklofenak dalam jumlah kecil didalam ASI. Tidak ada data tentang efek pada bayi yang disusui, atau pada produksi ASI.