Obat Antiinflamasi

Sanexon

apt. Ardiansyah Sutrisna, S.Farm, 25 Sep 2023

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Sanexon adalah obat antiinflamasi dengan kandungan Methylprednisolone yang berguna untuk mengurangi inflamasi (peradangan). Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan serbuk injeksi.

Sanexon

Sanexon 

Golongan

obat keras

Kategori obat

obat antiinflamasi

Dikonsumsi oleh

anak dan dewasa

Bentuk obat

tablet dan serbuk Injeksi

Sanexon untuk ibu hamil dan menyusui

kategori C: studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik, embriosidal atau lainnya).


peringatan menyusui: Sanexon dapat terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Pengertian Sanexon

Sanexon adalah obat golongan kortikosteroid dengan kandungan Methylprednisolone yang memiliki efek antiinflamasi. Sanexon berguna untuk mengatasi berbagai peradangan, seperti alergi, radang tenggorokan, arthritis, lupus, radang kulit, dan lain-lain. Sanexon sendiri bukan merupakan antibiotik.

Sanexon tersedia dalam 2 bentuk sediaan, yaitu tablet dan serbuk injeksi. Tablet tersedia dalam dosis 4 mg, 8 mg, dan 16 mg, sedangkan serbuk injeksi tersedia dalam dosis 125 mg dan 500 mg. Contoh beberapa merek obat dengan kandungan Methylprednisolone seperti Sanexon yaitu Lameson, Rhemafar, dan Medixon.

Artikel lainnya: Mengenal Gejala Lupus, Penyakit Seribu Wajah yang Harus Diwaspadai

Keterangan Obat Sanexon

1. Sanexon 4 mg tablet

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: Kortikosteroid
  • Kandungan: methylprednisolone 4 mg
  • Kemasan: strip @ 10 tablet
  • Produksi: PT Sanbe Farma
  • Harga Sanexon 4 mg tablet: Rp 22.734-Rp 80.833/strip

2. Sanexon 8 mg tablet 

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: kortikosteroid
  • Kandungan: methylprednisolone 8 mg
  • Kemasan: strip @10 tablet
  • Produksi: PT Sanbe Farma
  • Harga Sanexon 8 mg tablet: Rp 38.043-Rp 66.232/strip

3. Sanexon 16 mg tablet 

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: kortikosteroid
  • Kandungan: methylprednisolone 16 mg
  • Kemasan: strip @6 tablet
  • Produksi: PT Sanbe Farma
  • Harga Sanexon 16 mg tablet: Rp 38.114-Rp 66.818/strip

4. Sanexon 125 mg serbuk injeksi

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: kortikosteroid
  • Kandungan: methylprednisolone 125 mg
  • Kemasan : Box @1 vial @125 mg + 1 ampul pelarut @2 mL
  • Produksi: PT Sanbe Farma

5. Sanexon 500 mg serbuk injeksi

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: kortikosteroid
  • Kandungan: methylprednisolone 500 mg
  • Kemasan: box @1 vial @500 mg + 1 ampul pelarut @8 ml
  • Produksi: PT Sanbe Farma

Kegunaan Sanexon

Manfaat Sanexon mengatasi berbagai peradangan, seperti:

  • Asma bronkial (dimana pengobatan dengan simpatomimetik atau teofilin, gagal atau terjadi hipersensitivitas bronkial)
  • Rinitis alergi
  • Urtikaria
  • Eksim atau dermatitis
  • Arthritis rheumatoid
  • Anemia hemolitik acquired (autoimun)
  • Purpura trombopenia idiopatik (pada dewasa)
  • Myeloblastosis
  • Lymphogranulomatosis
  • Kolitis ulseratif
  • Sindrom nefrotik
  • Penyakit kulit
  • Lupus eritematosus
  • Dermatomyositis

Selain itu, obat ini juga memiliki fungsi imunosupresan setelah transplantasi, sebagai terapi tambahan pada pengobatan dengan sitostatik atau pada radioterapi, sebagai pengganti pada penurunan fungsi adrenokortikal primer dan setelah adrenalektomi.

Dosis dan Aturan Pakai Sanexon

Sanexon tergolong keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Berikut adalah aturan minum dan dosis penggunaan Sanexon secara umum:

Tujuan: Antiinflamasi atau imunosupresif

Bentuk: Tablet

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Awal 4 - 80 mg setiap hari. Pemeliharaan: 4 - 8 mg setiap hari, dapat ditingkatkan dosis menjadi 16 mg setiap hari jika perlu
  • Anak: Awal 0,8 - 1,1 mg/kg BB. pemeliharaan: 2 - 4 mg setiap hari, dapat ditingkatkan dosis menjadi 8 mg setiap hari jika perlu

Tujuan: Rheumatoid arthritis, osteoarthritis

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intraartikular: dosis disesuaikan dengan ukuran sendi dan tingkat keparahan kondisi: 4 - 10 mg (sendi kecil), 10 - 40 mg (sendi sedang), 20 - 80 mg (sendi besar). Dapat diulang setiap 1 - 5 minggu atau lebih tergantung respon pasien

Tujuan: Bursitis subdeltoid, bursitis prepatellar, bursitis olekranon

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intrabursal: 4 - 30 mg diberikan langsung ke bursae.

Tujuan: Granuloma annulare, lichen planus, lichen simplex chronicus, psoriasis plak

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intralesional: 20 - 60 mg diberikan langsung ke dalam lesi. Untuk lesi besar, dosis 20 - 40 mg diberikan melalui suntikan berulang mungkin diperlukan. Biasanya, digunakan 1 - 4 injeksi

Tujuan: Antiinflamasi atau imunosupresif

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intramuskular: Dosis disesuaikan dengan kondisi yang sedang dirawat dan respon pasien. Awal, 10 - 500 mg setiap hari. Intravena: Dosis disesuaikan dengan kondisi yang sedang dirawat dan respon pasien. Awal, 10 - 500 mg setiap hari melalui injeksi atau infus. Berikan dosis melebihi 250 mg selama minimal 30 menit dan dosis hingga 250 mg selama minimal 5 menit
  • Anak: Intravena: Untuk pengobatan indikasi dosis tinggi (misal kondisi hematologi, rematik, ginjal, dan dermatologis). 30 mg/kg BB setiap hari melalui injeksi atau infus. Maksimal: 1.000 mg setiap hari. Dosis dapat diberikan sekali sehari atau dua hari sekali hingga 3 dosis

Tujuan: Eksaserbasi akut pada multiple sclerosis

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intravena: 1.000 mg setiap hari selama 3-5 hari melalui infus selama minimal 30 menit.

Tujuan: Cedera sumsum tulang belakang akut

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intravena: 30 mg/kg BB melalui injeksi bolus selama 15 menit, diikuti jeda 45 menit lalu berikan 5,4 mg/kg BB/jam melalui infus. Durasi infus bervariasi, untuk pengobatan dimulai dalam 3 jam setelah cedera, infus dapat diberikan lebih dari 23 jam, untuk pengobatan yang dimulai dalam 3 - 8 jam setelah cedera, dapat diberikan infus selama 47 jam.

Tujuan: Reaksi penolakan graft

Bentuk: Serbuk injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Intravena: Setelah transplantasi: 500 - 1.000 mg setiap hari melalui infus selama minimal 30 menit, lanjutkan sampai pasien stabil, biasanya tidak lebih dari 48 - 72 jam
  • Anak: Intravena: setelah transplantasi: 10 - 20 mg/kg BB setiap hari hingga 3 hari. Maksimal: 1.000 mg setiap hari.

Cara Menggunakan

Gunakan Sanexon sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi Sanexon optimal. Baca juga petunjuk pemakaian pada kemasan obat.

Berikut adalah aturan pakai Sanexon:

  • Sanexon tablet dapat digunakan setelah makan.
  • Konsumsi obat secara teratur pada waktu yang sama.
  • Apabila kamu lupa minum obat, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jeda jedanya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan.
  • Jangan melebihkan/mengurangi dosis tanpa berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat.
  • Sanexon dalam bentuk injeksi hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.
  • Segera temui dokter apabila gejala tidak membaik atau mengalami perburukan.
  • Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi kepada dokter.

Cara Penyimpanan

Simpan obat Sanexon pada suhu 20 - 25 derajat Celcius, di tempat sejuk, kering, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Selain itu, pastikan untuk jauhkan obat dari jangkauan anak-anak. Untuk Sanexon larutan injeksi dapat digunakan dalam waktu 48 jam setelah pencampuran.

Artikel lainnya: Cara Menghilangkan Eksim di Wajah yang Aman dan Efektif

Efek Samping Sanexon

Beberapa efek samping Sanexon yang sering terjadi antara lain:

  • Sakit kepala
  • Vertigo
  • Kejang-kejang
  • Tekanan intrakranial bertambah disertai papiledema
  • Gangguan elektrolit dan cairan tubuh
  • Gangguan dermatologi dan imunologi

Sementara itu, komplikasi yang timbul akibat penggunaan Sanexon jangka panjang adalah:

  • Moon face
  • Deposit lemak
  • Kelemahan otot
  • Hipertensi
  • Osteoporosis
  • Penurunan toleransi glukosa
  • Diabetes melitus
  • Gangguan sekresi hormon seksual
  • Tukak peptik
  • Penurunan pertahanan tubuh
  • Terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak
  • Glaukoma
  • Katarak
  • Trombosis
  • Pankreatitis

Overdosis

Apabila digunakan berlebihan, overdosis Sanexon bisa memicu gejala seperti:

  • Tekanan darah tinggi
  • Retensi garam dan air yang dapat menyebabkan pembengkakan pada lengan, tungkai, atau kaki
  • Kadar kalium rendah dalam darah yang dapat menyebabkan kelemahan, kelelahan, dan kram otot

Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 apabila ditemukan gejala-gejala di atas atau, segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

Interaksi Obat Sanexon dengan Obat Lain

Obat Sanexon dapat menimbulkan reaksi interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan zat aktif lainnya, seperti:

  • Dapat meningkatkan efek glikosida apabila diberikan bersama dengan glikosida jantung.
  • Dapat meningkatkan efek pengurangan kalium apabila diberikan bersama diuretik.
  • Dapat menurunkan efek hipoglikemik dari zat antidiabetik dan efek antikoagulan dari derivat kumarin.
  • Dapat menurunkan efek Kortikosteroid apabila diberikan bersama dengan Rifampisin, Fenitoin, atau Barbiturat.
  • Peningkatan konsentrasi plasma jika Methylprednisolone diberikan bersamaan dengan Inhibitor CYP3A4 (contoh Ketoconazole, Troleandomycin, dan Cimetidine).
  • Dapat meningkatkan risiko perdarahan dan ulserasi gastrointestinal apabila diberikan bersama dengan NSAID.
  • Dapat meningkatkan risiko kejang apabila digunakan bersama dengan Ciclosporin.
  • Dapat menyebabkan miopati akut apabila methylprednisolone dosis tinggi diberikan bersama dengan antikolinergik.

Peringatan dan Perhatian

Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya katarak subkapsular, glaukoma dan aktivasi infeksi virus atau jamur pada mata, jadi disarankan untuk melakukan kontrol mata setiap 3 bulan selama pengobatan Methylprednisolone jangka panjang.

Penderita diabetes yang mendapat terapi Methylprednisolone, sebaiknya dilakukan pemantauan nilai gula darah agar tidak terjadi efek hipoglikemia, dan harap berhati-hati bila diberikan pada penderita hipertensi dan gangguan fungsi jantung.

Pemakaian pada wanita hamil jika benar-benar diperlukan, karena tidak dianjurkan untuk penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.

Setelah penggunaan jangka panjang. Penghentian terapi Methylprednisolone harus dilakukan secara bertahap.

Kontraindikasi Sanexon

Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Sanexon:

  • Hipersensitif terhadap Methylprednisolone atau glukokortikoid lain
  • Ulkus lambung
  • Osteoporosis
  • Gangguan psikiatrik
  • Amebiasis atau glaukoma sudut terbuka
  • Penyakit-penyakit virus

Artikel lainnya: Benarkah Mandi Malam Bikin Rematik? Ini Faktanya

Kategori Kehamilan dan menyusui

Peringatan Kehamilan

Obat Sanexon masuk kategori C untuk keamanan ibu hamil. Ini artinya studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik, embriosidal atau lainnya). 

Namun, tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia.

Informasikan dokter apabila kamu sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan. Terapi akan dipertimbangkan tergantung kondisi kehamilan kamu.

Peringatan Menyusui

Selain itu, Sanexon juga dapat terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Penyakit Terkait Sanexon

Rekomendasi Obat Sejenis Sanexon

Yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan nikmati kemudahan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

[LUF]