Obat Gangguan Tulang, Otot dan Sendi

Rocuronium

Klikdokter, 03 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Rocuronium digunakan untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal, relaksan otot pada anestesi umum dan fasilitasi ventilasi mekanis.

Pengertian

Rocuronium adalah obat yang digunakan untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal, relaksan otot pada anestesi umum, dan fasilitasi ventilasi mekanis dalam perawatan intensif. Rocuronium bromide termasuk golongan obat keras, sehingga perlu dikonsultasikan pada dokter sebelum digunakan.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Agen Penghambat Neuromuskuler
  • Kandungan: Rocuronium bromide 10 mg/ml
  • Bentuk: Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Ampul; Vial
  • Kemasan: Box, 4 Ampul @ 5 ml; Box, 12 Vial @ 5 ml
  • Farmasi: Ethica; Bernofarm; Etercon Pharma
  • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Esmeron, Kabiroc, Belnium, Noveron, Roculax, Fironium, Rocum.

Kegunaan

Rocuronium digunakan untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal, relaksan otot pada anestesi umum dan fasilitasi ventilasi mekanis dalam perawatan intensif.

Dosis & Cara Penggunaan

Rocuronium merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Rocuronium juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  • Dosis awal: diberikan dosis 0,6 mg / kg berat badan melalui injeksi intravena (pembuluh darah).
  • Dosis pemeliharaan: diberikan dosis 0,15 mg / kg berat badan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) atau infus 0,3-0,6 mg / kg berat badan / jam.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu 2-8°C, lindungi dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Rocuronium yang mungkin terjadi adalah:

  • Perubahan tanda-tanda vital, blok neuromuskuler yang berkepanjangan
  • Nyeri (reaksi di tempat injeksi)
  • Berpotensi fatal: nafilaksis

Interaksi Obat

  • Peningkatan efek dengan anestesi volatil terhalogenasi (misalnya: Enflurane, isoflurane), antibiotik (misalnya: Antibiotik aminoglikosida, lincosamid, dan polipeptida, antibiotik asilamino-penisilin), diuretik, quinidine, kuinin, Mg dan garam lithium, garam saluran lokal, pemberian agen fenitoin atau penghambat β, kortikosteroid (penggunaan jangka panjang) dan setelah intubasi dengan suxamethonium.
  • Efek menurun bersama Ca klorida dan KCl, protease inhibitor (misalnya: Gabexate, ulinastatin), pemberian kronis fenitoin atau carbamazepine.

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Rocuronium ke dalam Kategori C:

Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala overdosis Rocuronium bromide adalah terjadinya blokade neuromuskuler yang berkepanjangan.
  • Jika terjadi overdosis, pertahankan jalan napas, ventilasi terkontrol, dan sedasi yang adekuat. Dapat memberikan agen antikolinesterase bersamaan dengan agen antikolinergik yang tepat setelah pemulihan dari blok neuromuskuler diamati.