Obat Antibiotik

RIF

Klikdokter, 03 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

RIF digunakan untuk pengobatan TBC dan kusta.

Pengertian

RIF adalah obat yang mengandung rifampicin sebagai zat aktifnya. Rifampicin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperti tuberkulosis (TBC) dan kusta (kelianan kulit). Penggunaan rifampicin harus tepat dosis, apabila tidak sesuai dengan dosis yang disarankan oleh dokter maka dapat menyebabkan resistensi (kekebalan) terhadap bakteri, sehingga dapat menurunkan efektifitas kerja obat.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik
  • Kandungan: Rifampicin 450 mg; Rifampicin 600 mg
  • Bentuk: Kaplet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kaplet
  • Farmasi: Armoxindo Farma.

Kegunaan

RIF digunakan untuk pengobatan TBC dan kusta.

Dosis & Cara Penggunaan

RIF merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan RIF juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

  • Dewasa:
    Berat badan >50 Kg: 600mg perhari
    Berat badan <50 Kg: 450 mg perhari.
  • Anak-anak:
    Dosis 10-20 mg/kgBB per hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 600 mg/hari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu antara 15-30°C. Hindari dari panas yang berlebihan dan lindungi dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan RIF, yaitu:

  • Udema (terjadinya pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian tubuh tertentu)
  • Mual, muntah, diare, nyeri perut
  • Sakit kepala dan pusing
  • Anoreksia (kehilangan berat badan secara ekstrem)
  • Sakit pada ulu hati
  • Anemia (kekurangan sel darah merah).

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan RIF pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Hipersensitif atau alergi terhadap Rifampicin
  • Pasien yang sedang vaksin BCG.

Interaksi obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan RIF:

  • Corifam dan isoniazid jika dikonsumsi bersamaan dengan rifampicin akan meningkatkan risiko kerusakan hati
  • Rifampicin dapat mengurangi efektivitas dari ketokonazole dan enalapril
  • Rifampicin dapat menurunkan efektivitas dari phenytoin dan theofilin
  • Efektivitas rifampicin dapat diturunkan apabila digunakan bersama dengan obat golongan antasida.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan RIF ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:

  • Pemberian RIF yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti mual, muntah, sakit perut, gatal, sakit kepala, lesu, dan warna kulit, urin, keringat, air liur, air mata, dan feseskecoklatan-merah atau oranye. Pembesaran hati (mungkin disertai nyeri tekan), ikterus, peningkatan cepat kadar bilirubin serum total dan langsung serta enzim hati, dan kehilangan kesadaran dapat terjadi setelah overdosis masif. Selain itu, hipotensi, sinus takikardia, aritmia ventrikel, kejang, dan henti jantung telah dilaporkan dalam kasus overdosis fatal.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan perawatan suportif dan simtomatik yang intensif. Kosongkan perut dengan bilas lambung. Arang aktif dapat diberikan untuk menyerap obat yang tersisa di saluran pencernaan. Dapat diberikan antiemetik untuk mengendalikan mual dan muntah yang parah. Diuresis aktif, dengan asupan dan keluaran yang diukur, dapat meningkatkan ekskresi obat. Dapat dilakukan drainase empedu atau hemodialisis jika terjadi kerusakan hati yang serius. Penanganan pasien overdosis harus dibantu oleh tenaga medis profesional.