Obat Antinyeri

Rematof

Klikdokter, 15 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Rematof digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan.

Pengertian

Rematof adalah obat pereda nyeri yang diproduksi oleh PT. Bernofarm. Obat ini mengandung Ketoprofen yang diindikasikan untuk meredakan nyeri dan peradangan yang terkait dengan gangguan muskuloskeletal dan sendi. Ketoprofen merupakan obat anti inflamasi non steroid yang memiliki sifat antipiretik, antiinflamasi, dan analgesik. Bekerja dengan menghambat reversibel enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), menghasilkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin.

Keterangan

  1. Rematof Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
    • Kandungan: Ketoprofen 100 mg
    • Bentuk: Tablet Salut Enterik
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Tablet Salut Enterik
    • Farmasi: PT. Bernofarm.
    • Harga: Rp8.000 - Rp16.000/ Strip
  2. Rematof Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
    • Kandungan: Ketoprofen 50 mg/ mL
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Box, 5 Ampul @ 2 mL
    • Farmasi: PT. Bernofarm.
    • Harga: -

Kegunaan

Rematof digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan yang terkait dengan gangguan muskuloskeletal dan sendi, radang sendi pada punggung, radang sendi, sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan, peradangan atau iritasi pada tendon.

Dosis & Cara Penggunaan

Rematof merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Rematof juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  1. Rematof Tablet
    • Dewasa: 1-2 tablet salut enterik diminum 1 x sehari, tergantung berat badan pasien dan beratnya gejala. Maksimal: 2 tablet salut enterik setiap hari.
    • Lansia: Dosis awal dan perawatan terendah dengan durasi sesingkat mungkin.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Rematof yaitu:

  • Kantuk
  • pusing
  • Hiperkalemia (kadar kalium lebih dari normal)
  • Penglihatan kabur
  • Anemia
  • Kelainan fungsi hati (misalnya peningkatan kadar enzim transaminase)
  • Gangguan ginjal (peningkatan BUN, edema)
  • Gagal jantung
  • Muntah
  • Mual
  • Sakit perut
  • Perut kembung
  • Sembelit
  • Gastritis
  • Mulut kering
  • Diare
  • Tukak lambung
  • Ruam
  • Gatal
  • Infeksi saluran kemih.
Kontraindikasi
Tidak boleh di berikan pada pasien dengan kondisi:
  • Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid lainnya
  • Riwayat perdarahan gastrointestinal, perforasi, atau ulserasi terkait terapi obat anti inflamasi non steroid.
  • Penderita asma yang peka terhadap aspirin, ulserasi gastrointestinal, perdarahan, dispepsia kronis, gagal jantung berat, pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan CABG, diatesis hemoragik.

Interaksi Obat
  • Meningkatkan kadar dan risiko toksisitas dengan litium, digoksin, metotreksat.
  • Meningkatkan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi dan perdarahan jika di berikan bersamaan dengan obat anti inflamasi non steroid, aspirin, kortikosteroid, SSRI, dan antikoagulan lainnya (misalnya: Warfarin, heparin).
  • Meningkatkan risiko hiperkalemia dan toksisitas ginjal obat anti inflamasi non steroid dengan inhibitor ACE, diuretik, antagonis reseptor angiotensin, heparin, siklosporin, tacrolimus, trimethoprim.
  • Mengurangi efek diuretik dan ACE inhibitor atau agen antihipertensi lainnya.
  • Meningkatkan konsentrasi serum obat anti inflamasi non steroid dengan probenesid.
  • Meningkatkan risiko nefrotoksisitas obat anti inflamasi non steroid dengan siklosporin dan tacrolimus.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Rematof ke dalam Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
 
Perhatian Menyusui
Tidak direkomendasikan pada ibu menyusui.