Obat Gangguan Pencernaan

Ranigen

Klikdokter, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Ranigen digunakan untuk mengobati tukak lambung dan duodenum.

Pengertian

Ranigen adalah obat yang mengandung zat aktif Ranitidine HCl. Ranigen digunakan untuk mengobati tukak lambung dan duodenum, tukak terkait dengan obat anti inflamasi non steroid, tukak duodenum yang berhubungan dengan infeksi bakteri H. pylori, mengatasi hipersekresi (kelebihan produksi asam lambung). Ranigen bekerja dengan cara menghambat sekresi (pengeluaran) asam lambung yang berlebih.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antasida, Agen Antirefluks dan Antiulserasi
  • Kandungan: Ranitidine HCl 150 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Mulia Farma Suci.

Kegunaan

Ranigen digunakan untuk mengobati tukak lambung dan duodenum, tukak terkait dengan obat anti inflamasi non steroid, tukak duodenum yang berhubungan dengan infeksi bakteri H. pylori, mengatasi hipersekresi.

Dosis & Cara Penggunaan

Ranigen termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus sesuai anjuran resep dokter.

  • Tukak lambung dan duodenum jinak.
    Dosis awal: 150 mg diminum 2 kali sehari atau dosis 300 mg sebelum tidur selama minimal 4 minggu, dosis dapat ditingkatkan hingga 300 mg diminum 2 kali sehari, jika perlu.
    Dosis pemeliharaan: diberikan dosis 150 mg / hari sebelum tidur.
  • Tukak terkait obat anti inflamasi non steroid
    Diberikan dosis 150 mg diminum atau dosis 300 mg pada waktu tidur selama 8 minggu.
  • Tukak duodenum yang berhubungan dengan infeksi H. pylori
    Diberikan dosis 300 mg pada waktu sebelum tidur atau dosis 150 mg diberikan dengan amoksisilin oral dan metronidazol selama 2 minggu. Lanjutkan terapi tanpa antibiotik selama 2 minggu.
  • GERD
    Diberikan dosis 150 mg diminum 2 kali sehari atau 300 mg pada waktu sebelum tidur hingga 8 minggu atau jika perlu, hingga 12 minggu.
  • Kondisi hipersekresi
    Dosis awal: 150 mg diminum 2-3 kali sehari. Maksimal: 6000 mg / hari.
  • Dispepsia
    Diberikan dosis 150 mg diminum 2 kali sehari hingga 6 minggu.
  • Pencegahan perdarahan gastrointestinal akibat ulserasi stres
    Diberikan dosis 150 mg diminum 2 kali sehari sebagai pengganti injeksi intravena (pembuluh darah) setelah terapi oral dimungkinkan.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 25°C. Lindungi dari cahaya dan kelembaban.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Bradikardia (denyut jantung lambat)
  • Takikardia (detak jantung melebihi 100 kali per menit)
  • Nyeri perut, sembelit, mual, gangguan perut, diare, muntah
  • Demam, ruam, bronkospasme
  • Pneumonia
  • Nyeri, sensasi terbakar, gatal di tempat suntikan.

Kontraindikasi:
Memiliki riwayat porfiria akut.

Interaksi obat:

  • Mengubah waktu protrombin dan peningkatan konsentrasi serum dengan antikoagulan kumarin (misalnya warfarin).
  • Dapat mengurangi ekskresi dan meningkatkan konsentrasi plasma procainamide dan N-acetylprocainamide (ranitidine dosis tinggi).
  • Dapat mengubah penyerapan obat yang tergantung pH yang dapat mengakibatkan peningkatan penyerapan (misalnya triazolam, glipizide, midazolam) atau penurunan penyerapan (misalnya atazanavir, gefitnib, ketoconazole, delaviridine).
  • Mengurangi penyerapan dengan pemberian sucralfate dosis tinggi.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Ranigen ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis:

  • Efek samping sementara yang serupa dengan yang dialami dengan dosis normal, selain itu, kelainan gaya berjalan dan hipotensi.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif dengan menghilangkan obat yang tidak diserap dari saluran pencernaan. Penanganan pasien overdosis harus dibantu oleh tenaga medis profesional.