Obat Herbal

Ranifin

Klikdokter, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ranifin digunakan untuk mengatasi kondisi hipersekresi lambung, mencegah perdarahan saluran pencernaan akibat ulserasi.

Pengertian

Ranifin adalah obat yang mengandung zat aktif Ranitidine HCl, diproduksi oleh Infion dalam bentuk cairan injeksi. Ranifin digunakan untuk mengatasi kondisi hipersekresi lambung (kelebihan pengeluaran asam lambung), mencegah perdarahan saluran pencernaan akibat ulserasi. Ranifin bekerja dengan cara menghambat sekresi (pengeluaran) asam lambung yang berlebih.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antasida, Agen Antirefluks dan Antiulserasi
  • Kandungan: Ranitidine HCl 25 mg/ ml
  • Bentuk: Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Box, 5 Ampul @ 2 ml
  • Farmasi: Infion.

Kegunaan

Ranifin digunakan untuk mengatasi kondisi hipersekresi lambung, mencegah perdarahan saluran pencernaan akibat ulserasi.

Dosis & Cara Penggunaan

Ranifin termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus sesuai anjuran resep dokter dan penggunaannya harus dibantu oleh tenaga medis profesional.

  • Kondisi hipersekresi
    Dewasa: dosis awal: diberikan dosis 1 mg / kg berat badan/ jam melalui infus, dosis dapat di tingkatkan dengan peningkatan 0,5 mg / kg berat badan / jam setelah 4 jam, sesuai kebutuhan. Dosis hingga 2,5 mg / kg berat badan/ jam dan laju infus hingga 220 mg / jam dapat diberikan.
  • Pencegahan perdarahan gastrointestinal akibat ulserasi
    Dewasa: diberikan dosis 50 mg melalui injeksi intravena (pembuluh darah) lambat sebagai dosis priming, dilanjutkan dengan dosis 0,125-0,25 mg / kg berat badan/ jam melalui infus berkelanjutan. Gantikan terapi oral sesegera mungkin.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 25°C. Lindungi dari cahaya dan kelembaban.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Bradikardia (denyut jantung lambat)
  • Takikardia (detak jantung melebihi 100 kali per menit)
  • Nyeri perut, sembelit, mual, gangguan perut, diare, muntah
  • Demam, ruam, bronkospasme
  • Pneumonia
  • Nyeri, sensasi terbakar, gatal di tempat suntikan.

Kontraindikasi:
Memiliki riwayat porfiria akut.

Interaksi obat:

  • Mengubah waktu protrombin dan peningkatan konsentrasi serum dengan antikoagulan kumarin (misalnya warfarin).
  • Dapat mengurangi ekskresi dan meningkatkan konsentrasi plasma procainamide dan N-acetylprocainamide (ranitidine dosis tinggi).
  • Dapat mengubah penyerapan obat yang tergantung pH yang dapat mengakibatkan peningkatan penyerapan (misalnya triazolam, glipizide, midazolam) atau penurunan penyerapan (misalnya atazanavir, gefitnib, ketoconazole, delaviridine).
  • Mengurangi penyerapan dengan pemberian sucralfate dosis tinggi.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Ranifin ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis:

  • Efek samping sementara yang serupa dengan yang dialami dengan dosis normal, selain itu, kelainan gaya berjalan dan hipotensi.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif dengan menghilangkan obat yang tidak diserap dari saluran pencernaan. Penanganan pasien overdosis harus dibantu oleh tenaga medis profesional.