Obat Antibiotik

Pyrazinamide

Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.Farm, 28 Des 2022

Ditinjau Oleh apt. Evita Fitriani., S. Farm

Anda diresepkan Pyrazinamide oleh dokter untuk mengobati TBC? Ada hal-hal yang perlu diperhatikan, lho. Apa saja? Baca selengkapnya di sini.

Pyrazinamide

Pyrazinamide

Golongan

Obat Keras (Perlu Resep Dokter)

Kategori Obat

Anti-tuberkulosis

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan Anak

Bentuk obat

Kaplet; Tablet

Tablet Pyrazinamide untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia.

Peringatan Menyusui: Pyrazinamide dapat masuk ke dalam ASI.


Merek Dagang

Kaplet/tablet: Prazina, Pyratibi, Sanazet, Neotibi, Propulmo, TB Zet, Siramid, Tibicel

Pengertian

Pyrazinamide adalah obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Obat ini akan diresepkan oleh dokter bersama obat lainnya.

Pyrazinamide bekerja dengan cara menurunkan pH lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC. 

Hal ini mengakibatkan pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis menjadi terhambat.

Ketika sedang menjalani terapi dengan obat ini, Anda masih memungkinkan untuk menularkan TBC pada orang lain. 

Jadi, biasanya dokter akan memberitahu Anda untuk tinggal di rumah agar tidak menyebarkan TBC ke orang lain. 

Ikuti instruksinya. Anda juga mungkin perlu tidur di kamar yang terpisah dari anggota keluarga lainnya.

Simak penjelasan lengkap seputar obat TBC ini di sini.

Artikel Lainnya: Alasan Pengidap TBC Lebih Rentan Terkena Virus

Keterangan

  • Golongan: obat keras
  • Kelas Terapi: Anti-tuberkulosis
  • Kandungan: Pyrazinamide 500 mg
  • Satuan Penjualan: strip
  • Kemasan: strip @10 kaplet; strip @10 tablet
  • Farmasi: Dexa Medica; Sanbe Farma; Kimia Farma; Promedrahardjo Farmasi; Holi Farma.
  • Harga Pyrazinamide: Rp3.500 - Rp14.000/strip

Kegunaan

Pyrazinamide digunakan dalam pengobatan tuberkulosis.

Dosis dan Aturan Pakai

Tujuan: Tuberkulosis

Bentuk: kaplet; tablet

1. Dewasa: sebagai bagian dari rejimen multidrug

Untuk pengobatan standar 2 bulan tanpa pengawasan:

  • Pasien dengan berat badan < 50 kg: 1.5 gram setiap hari
  • Pasien dengan berat badan ≥ 50 kg: 2 gram setiap hari

Untuk pengobatan 2 bulan dengan pengawasan intermiten:

  • Pasien dengan berat badan < 50 kg: 2 gram, 3 kali seminggu
  • Pasien dengan berat badan ≥ 50 kg: 2,5 g diminum 3 kali seminggu

2. Anak: Sebagai bagian dari rejimen multidrug

  • Untuk pengobatan standar 2 bulan tanpa pengawasan: 35 mg/kg berat badan setiap hari
  • Untuk pengobatan 2 bulan dengan pengawasan intermiten: 50 mg/kg berat badan diminum 3 kali seminggu

Artikel Lainnya: Mengenal Penyakit TBC Usus dan Gejalanya

Cara Menggunakan

Ikuti petunjuk penggunaan yang sudah dijelaskan oleh dokter atau apoteker. Jangan mengurangi atau bahkan menambah dosis anjuran.

Konsumsi Pyrazinamide bersama dengan makanan atau segera setelah makan. Obat ini harus dikonsumsi rutin, bahkan jika Anda merasa gejalanya membaik. 

Lama pengobatan akan ditentukan oleh dokter. Anda harus selalu mengonsumsinya dalam jangka waktu yang ditentukan.

Pastikan Anda mengonsumsi obat ini dengan obat lain yang sudah diresepkan dokter.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu ruangan, di tempat yang kering dan sejuk. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Pyrazinamide antara lain:

  • mual, muntah
  • anoreksia (gangguan makan)
  • menyebabkan gout akut (asam urat)
  • malaise (lemas)
  • demam
  • disuria (nyeri pada saat buang air kecil, terasa tidak nyaman)
  • hepatotoksisitas

Segera konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami efek samping yang parah atau menetap.

Beberapa efek samping mungkin memerlukan bantuan medis segera. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kulit atau mata yang menguning.

Artikel Lainnya: Bayi Diduga Tertular TBC dari Ciuman, Ini Penjelasan Dokter

Overdosis

Penggunaan Pyrazinamide yang melebihi dosis dapat menimbulkan gejala toksisitas hati dan hiperurisemia (peningkatan kadar asam urat).

Penting untuk selalu memperhatikan dosis yang sudah dianjurkan. Jika terjadi overdosis, segera bawa ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Kontraindikasi

Hindari penggunaan Pyrazinamide pada pasien yang memiliki indikasi:

  • alergi
  • asam urat
  • porfiria akut (kelainan genetik)
  • gangguan hati

Interaksi Obat

Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Pyrazinamide:

  • antagonis efek agen urikosurik (Probenecid, sulfinpyrazone)
  • bisa mengurangi efek kontrasepsi estrogen
  • dapat menonaktifkan vaksin tifoid oral
  • berisiko meningkatkan konsentrasi serum ciclosporin
  • Bisa meningkatkan efek hepatotoksik rifampisin

Jika Anda sedang minum obat lainnya, baik itu obat resep, herbal, maupun suplemen, beritahukan dokter. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya interaksi.

Artikel Lainnya: Mengenal IGRA Test, Pemeriksaan Darah untuk Deteksi TBC

Peringatan dan Perhatian

Beritahukan kepada dokter jika Anda mengalami kondisi berikut:

  • kondisi-kondisi yang tercantum pada daftar ‘kontraindikasi’
  • diabetes mellitus
  • riwayat asam urat
  • gangguan hati dan ginjal ringan sampai sedang serta
  • hamil dan menyusui

Pyrazinamide dapat membuat kulit Anda lebih sensitif terhadap sinar matahari.

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Pyrazinamide ke dalam Kategori C.

Artinya, studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. 

Peringatan Kehamilan

Karena masuk dalam kategori C, penggunaan Pyrazinamide pada bumil sebaiknya dihindari. 

Namun, obat bisa diberikan jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Artikel Lainnya: Kondisi Serius di Balik Batuk Berdarah

Peringatan Menyusui

Obat Pyrazinamide dapat masuk ke dalam ASI. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis

Mau tahu informasi seputar obat? Kunjungi Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk mengetahui jawabannya. 

(HNS/AYU)