Obat Antinyeri

Protofen

Klikdokter, 28 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Protofen diindikasikan untuk Osteoartritis (sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan), artritis reumatoid (peradangan sendi).

Pengertian

Protofen adalah obat yang diproduksi oleh Kimia Farma dan mengandung Ketoprofen. Protofen diindikasikan untuk mengobati osteoartritis (sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan), artritis reumatoid (peradangan sendi). Ketoprofen merupakan analgetik (meredakan nyeri), antipiretik (menurunkan suhu tubuh), dan antiinflamasi (mengurangi pembengkakan).

Keterangan

  1. Protofen Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
    • Kandungan: Ketoprofen 100 mg
    • Bentuk: Tablet Salut Enterik
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
    • Farmasi: Kimia Farma
    • Harga: -
  2. Protofen Suppositoria
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
    • Kandungan: Ketoprofen 100 mg
    • Bentuk: Suppositoria
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 2 Strip @ 10 Suppositoria
    • Farmasi: Kimia Farma
    • Harga: Rp150.000 - Rp185.000/ Box

Kegunaan

Protofen diindikasikan untuk osteoartritis, dan artritis reumatoid.

Dosis & Cara Penggunaan

Protofen merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

  1. Protofen Tablet
    • Dosis: 50 mg diminum 4 kali sehari atau 75 mg diminum 3 kali sehari. Maksimal: 300 mg setiap hari.
  2. Protofen Suppositoria
    • Dewasa: 1 suppositoria diberikan 1 kali sehari pada malam hari atau. Maksimal: 2 suppositoria setiap hari. Digunakan dengan cara dimasukkan kedalam dubur.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Gangguan saluran pencernaan: nyeri lambung, muntah, mual, sakit perut, pencernaan yang terganggu, perut kembung, sembelit, mulut kering, diare, tukak lambung.
  • Retensi Na dan cairan
  • Efek sistem saraf pusat (misalnya mengantuk, pusing)
  • Risiko hiperkalemia
  • Penglihatan kabur
  • Anemia
  • Diskrasia darah berat yang jarang terjadi (misalnya agranulositosis, trombositopenia, anemia aplastik)
  • Kelainan fungsi hati (misalnya peningkatan kadar enzim transaminase)
  • Gangguan ginjal (peningkatan BUN, edema)
  • Gagal jantung

Overdosis
Penggunaan Protofen dalam dosis berlebih dapat menimbulkan beberapa gejala:

  • Mual dan muntah
  • Mengantuk
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Nyeri epigastrium
  • Lesu
  • Pingsan

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid lain.
  • Memiliki riwayat perdarahan gastrointestinal, perforasi, atau ulserasi yang berhubungan dengan terapi obat anti inflamasi non steroid.
  • Asma sensitif aspirin, ulserasi gastrointestinal, perdarahan, dispepsia kronik, gagal jantung berat, pengobatan nyeri perioperatif pada pengaturan CABG, diatesis hemoragik.
  • Memiliki riwayat proktitis atau wasir (sediaan suppositoria)
  • Perubahan kulit patologis (misalnya dermatosis, eksim, lesi kulit yang terinfeksi atau luka terbuka)
  • Memiliki riwayat reaksi fotosensitifitas (topikal)
  • Gangguan hati dan ginjal berat (oral / rektal)
  • Kehamilan (trimester 3).

Interaksi Obat

  • Meningkakan kadar dan risiko toksisitas dengan litium, digoksin, metotreksat.
  • Meningkatkan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi dan perdarahan dengan obat anti inflamasi non steroid, aspirin, kortikosteroid, dan antikoagulan lainnya (misalnya: Warfarin, heparin).
  • Meningkatkan risiko hiperkalemia dan toksisitas ginjal dengan inhibitor ACE, diuretik, antagonis reseptor angiotensin, heparin, siklosporin, tacrolimus, trimethoprim.
  • Mengurangi efek diuretik dan ACE inhibitor atau agen antihipertensi lainnya.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Protofen ke dalam Kategori C (Hindari selama trimester ke-3 atau menjelang persalinan):
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Perhatian Menyusui
Tidak diketahui apakah Ketoprofen diekskresikan melalui ASI, tidak dianjurkan untuk digunakan pada ibu menyusui.