Obat Gangguan Pencernaan

Prospep

Klikdokter, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Prospep digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akut.

Pengertian

Prospep adalah sediaan obat dengan kandungan zat aktif Domperidone, obat ini digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akut, mual dan muntah karena pemberian levodopa dan bromocryptine untuk > 12 minggu. Selain itu, Prospep digunakan untuk meredakan gejala pada dispepsia fungsional, serta dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada anak karena kemoterapi kanker dan radioterapi. Prospep tidak untuk penggunaan jangka panjang.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Regulator GIT, Antiflatulen dan Antiinflamasi / Antiemetik
  • Kandungan: Domperidone 10 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 5 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Imedco Indonesia.

Kegunaan

Prospep digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akut, mual dan muntah karena pemberian levodopa dan bromocryptine, mengatasi mual dan muntah pada anak karena kemoterapi kanker dan radioterapi.

Dosis & Cara Penggunaan

Prospep merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Prospep juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan.

  • Dyspepsia
    Dewasa: 1 tablet.
  • Mual dan muntah
    Dewasa: 1-2 tablet.
    Anak: 0.2-0.4 mg / kg berat badan setiap hari setiap 4-8 jam.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-30°C, lindungi dari cahaya dan kelembapan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Prospep, antara lain:
1. Sakit kepala
2. Diare
3. Ruam kulit, gatal
4. Kadar serum prolaktin meningkat
5. Mulut kering
6. Haus
7. Gelisah.

Interaksi obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Prospep:
Tidak boleh diberikan bersamaan dengan antikolinergik, antasida atau agen antisekresi.

Overdosis:

  • Gejala overdosis Domperidone antara lain agitasi, perubahan kesadaran, mengantuk, disorientasi, kejang, dan reaksi ekstrapiramidal.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis). Dapat melakukan bilas lambung dan pemberian arang aktif. Pertimbangkan obat antikolinergik atau anti-Parkinson untuk mengendalikan reaksi ekstrapiramidal. Pantau EKG untuk kemungkinan perpanjangan interval QT.