Obat Antinyeri

Profika E-100

Klikdokter, 20 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Profika E-100 diindikasikan untuk Ankylosing spondylitis (radang sendi pada punggung), Arthritis rheumatoid, osteoarthritis.

Pengertian

Profika E-100 adalah obat yang diproduksi oleh Ikapharmindo. Obat ini mengandung Ketoprofen yang diindikasikan untuk ankylosing spondylitis (radang sendi pada punggung), arthritis rheumatoid (peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri), bursitis (pembengkakan pada kantong cairan pelumas yang terletak di sekitar sendi), osteoarthritis (penyakit sendi yang diakibatkan penurunan fungsi persendian), nyeri dan peradangan yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dan sendi, nyeri pasca operasi, tendinitis (iritasi pada tendon), dismenore (nyeri perut saat haid), nyeri ringan hingga sedang. Mekanisme obat ini adalah menghasilkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin (zat yang dikeluarkan tubuh pada saat-saat tertentu untuk kontraksi dan relaksasi otot polos sehingga menimbulkan nyeri).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
  • Kandungan: Ketoprofen 100 mg
  • Bentuk: Tablet Salut Enterik
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet Salut Enterik
  • Farmasi: Ikapharmindo
  • Harga: Rp15.000 - Rp30.000/ Strip

Kegunaan

Profika E-100 diindikasikan untuk ankylosing spondylitis (radang sendi pada punggung), arthritis rheumatoid (peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri), bursitis (pembengkakan pada kantong cairan pelumas yang terletak di sekitar sendi), osteoarthritis (penyakit sendi yang diakibatkan penurunan fungsi persendian), nyeri dan peradangan yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dan sendi, nyeri pasca operasi, tendinitis (iritasi pada tendon), dismenore (nyeri perut saat haid), nyeri ringan hingga sedang.

Dosis & Cara Penggunaan

Profika E-100 merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

  1. Ankylosing spondylitis, Arthritis, rheumatoid, Bursitis, OA (osteoarthritis), Nyeri dan peradangan yang terkait dengan gangguan muskuloskeletal dan sendi, nyeri pasca operasi, artritis reumatoid, Tendinitis
    • Dewasa: 1 x sehari 100-200 mg, tergantung pada berat badan pasien dan beratnya gejala. Maksimal: 200 mg setiap hari.
    • Lansia: Dosis awal dan perawatan terendah dengan durasi sesingkat mungkin.
  2. Dismenorea, Nyeri ringan hingga sedang
    • Dewasa: 1 x sehari 100-200 mg tergantung pada berat badan pasien dan beratnya gejala.
    • Lansia: Dosis awal dan perawatan terendah dengan durasi sesingkat mungkin.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Sakit kepala
  • Edema (bengkak)
  • Gangguan fungsi ginjal.
  • Pembengkakan kedua tungkai.
  • Sariawan.
  • Ruam kulit.
  • Insomnia (sulit tidur)
  • Gangguan saluran pencernaan
  • Mengantuk

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:

  • Asma yang peka terhadap aspirin
  • Ulserasi gastrointestinal
  • Perdarahan
  • Dispepsia kronis
  • Gagal jantung berat
  • Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid lainnya
  • Riwayat perdarahan gastrointestinal, perforasi, atau ulserasi terkait terapi obat anti inflamasi non steroid

Interaksi Obat

  • Meningkatkan kadar dan risiko toksisitas dengan litium, digoksin, metotreksat.
  • Meningkatkan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi dan perdarahan dengan obat anti inflamasi non steroid, aspirin, kortikosteroid, dan antikoagulan lainnya (misalnya: Warfarin, heparin).
  • Meningkatkan risiko hiperkalemia dan toksisitas ginjal dengan inhibitor ACE, diuretik, antagonis reseptor angiotensin, heparin, siklosporin, tacrolimus, trimethoprim.
  • Meningkatkan konsentrasi serum dengan probenesid.
  • Peningkatan risiko nefrotoksisitas dengan siklosporin dan tacrolimus.
  • Eksaserbasi gagal jantung dengan glikosida jantung.
  • Mengurangi efek diuretik dan ACE inhibitor atau agen antihipertensi lainnya.

Kategori Kehamilan
Kategori C (Hindari selama trimester ketiga atau menjelang persalinan): Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.