Obat Asma dan Gangguan Pernapasan

Proast

Klikdokter, 01 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Proast digunakan untuk membantu mengobati penyakit asma karena alergi tertentu.

Pengertian

Proast adalah obat yang mengandung salbutamol sebagai zat aktifnya. Salbutamol digunakan untuk membantu mengobati penyakit asma karena alergi tertentu, asma bronkial, bronkitis asmatis (Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran tersebut) dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antiasma
  • Kandungan: Salbutamol 2 mg/5mL
  • Bentuk: Sirup
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Box, Botol @ 60 mL
  • Farmasi: Sampharindo Perdana.

Kegunaan

Proast digunakan untuk membantu mengobati penyakit asma karena alergi tertentu, asma bronkial, bronkitis asmatis dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Dosis & Cara Penggunaan

Proast merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Proast juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan.

  • Dewasa: 2-3 mg, 3 atau 4 kali sehari, dosis dapat ditambahkan 8 mg 3 kali sehari atau 8 mg dua kali sehari.
  • Anak usia 2-6 tahun: 1-2 mg, 3-4 kali sehari
  • Anak usia 6-12 tahun: 2 mg, 3-4 kali sehari.
  • Lansia: 2 mg, 3 sampai 4 kali sehari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-30°C, lindungi dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengonsumsi Proast adalah takikardia (jantung berdetak lebih cepat dari batas normal), nyeri dada, sakit kepala, insomnia, mual dan muntah, keram otot, pusing, tremor (salah satu bagian tubuh bergetar).

Kontraindikasi:
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Salbutamol.

Interaksi obat:

  • Peningkatan risiko hipokalaemia dengan agen penipisan K (misalnya Kortikosteroid, diuretik, xantin, digoksin).
  • Efek antagonis dengan penghambat β.
  • Peningkatan risiko edema paru dengan kortikosteroid.
  • Peningkatan risiko efek CV dengan agen simpatomimetik lainnya.
  • Peningkatan inersia uterus dengan anestesi halogenasi (intravena).
  • Efek dapat diubah oleh guanethidine, reserpin, methyldopa, Antidepresan trisiklik (TCAs), dan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
  • Dapat memusuhi efek anti-penderita diabetes.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Proast ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:

  • Gejala overdosis Salbutamol antara lain takikardia, stimulasi SSP (sistem saraf pusat), tremor, hipokalemia, hiperglikemia, asidosis laktat, mual, muntah.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis). Dapat diberikan arang aktif. Agen penghambat β (misalnya metoprolol) dapat diberikan tetapi tanpa hati-hati pada pasien asma.