Obat Alergi

Polamec

Klikdokter, 01 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Polamec digunakan untuk mengobati alergi.

Pengertian

Polamec adalah obat yang diproduksi oleh Mecosin Indonesia dalam bentuk sediaan tablet. Polamec mengandung zat aktif Dexchlorpheniramine maleate yang digunakan untuk mengobati alergi, seperti bersin-bersin, hidung gatal, hidung berair atau tersumbat, kulit gatal dan kemerahan. Polamec meredakan alergi dengan menghambat kerja histamin di dalam tubuh.

Keterangan

  • Golongan: Obat Bebas Terbatas
  • Kelas Terapi: Antialergi dan Antihistamin
  • Kandungan: Dexchlorpheniramine maleate 2 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Mecosin Indonesia

Kegunaan

Polamec digunakan untuk mengobati alergi.

Dosis & Cara Penggunaan

Polamec termasuk dalam golongan obat bebas terbatas, sehingga pembelian dalam jumlah tertentu dapat diperoleh di apotek tanpa menggunakan resep dokter.

1 tablet diminum setiap 4-6 jam sekali. Maksimal: 6 tablet / hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20° C - 25 ° C.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Polamec yang mungkin terjadi adalah:

  • Sakit kepala
  • Palpitasi (jantung berdebar) dan aritmia (gangguan irama jantung)
  • Mialgia (nyeri otot)
  • Gangguan tidur dan saluran pencernaan
  • Depresi dan gangguan sistem saraf pusat
  • Gangguan psikomotorik

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada bayi prematur atau neonatus (bayi baru lahir).

Interaksi Obat
Depresan SSP misalnya, alkohol, barbiturat, hipnotik, analgesik opioid; obat penenang anxiolytic dan neuroleptik; antimuskarinik lainnya; MAOI; betahistine; obat ototoxic.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Polamec ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).