Obat Antibiotik

Pehadoxin

Klikdokter, 06 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Pehadox indigunakan sebagai pengobatan dan pencegahan tuberkulosis, sebagai terapi tunggal atau kombinasi.

Pengertian

Pehadoxin adalah obat yang mengandung Isoniazid dan Pyridoxine HCl. Pehadoxin digunakan bersama obat lain untuk mengobati infeksi tuberkulosis aktif (TB). Obat ini juga digunakan secara tunggal atau bersama obat lain untuk mengobati infeksi tuberkulosis aktif (TB). Pengobatan TB biasanya dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Isoniazid adalah antibiotik yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Tuberkulosis
  • Kandungan: Isoniazid 400 mg, Pyridoxine HCl 10 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tabet
  • Farmasi: Phapros Indonesia.
  • Harga: Rp8.500 - Rp22.000/ Strip

Kegunaan

Pehadoxin digunakan sebagai pengobatan dan pencegahan tuberkulosis, sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan obat anti tuberkulosis lain.

Dosis & Cara Penggunaan

Pehadoxin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga pada setiap pembelian dan penggunaannya harus menggunakan resep dokter. 

Aturan penggunaan: 1 tablet, diminum 1 x sehari.
Pehadoxin sebaiknya diminum bersama makanan. Sebaiknya diminum pada waktu yang sama setiap harinya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius, serta terlindung dari cahaya dan kelembaban.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Pehadoxin, yaitu:

  • Neuritis perifer
  • Reaksi psikotik
  • Kejang
  • Neuritis optik
  • Peningkatan sementara enzim hati
  • Efek hematologis (misalnya anemia, agranulositosis, trombositopenia, eosinofilia)
  • Reaksi hipersensitivitas meliputi erupsi kulit (termasuk eritema multiforme), demam, vaskulitis
  • Mual, muntah
  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Hiperglikemia

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Pehadoxin pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Kerusakan hati
  • Gangguan hematologi
  • Reaksi kulit
  • Hiperglikemia (kelebihan kadar gula dalam darah)
  • Asidosis ( kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi)
  • Pellagra (akibat kekurangan niasin atau vitamin B3).
  • Efek saluran cerna
  • Reaksi hipersensitif
  • Neuropati perifer (gangguan yang terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf tepi)
  • Kejang.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Pehadoxin:

  • Fenitoin
  • Antasid yang mengandung Al dan Mg
  • Sikloserin
  • Disulfiram
  • Karbamazepin
  • Etosuksimid

Kategori Kehamilan
Keamanan kehamilan menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Pehadoxin ke dalam Kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.