Obat Gangguan Pencernaan

Pantozol

Klikdokter, 30 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pantozol digunakan untuk mengatasi pencegahan luka atau tukak lambun.

Pengertian

Pantozol adalah sediaan obat dalam bentuk tablet dan injeksi yang diproduksi oleh Takeda Indonesia. Pantozol mengandung zat aktif Pantoprazole Sodium Sesquihydrate yang digunakan untuk mengatasi pencegahan luka atau tukak yang diinduksi obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), serta mengobati penyakit tukak lambung, kemunculan tumor pada pankreas (Sindrom Zollinger-Ellison), dan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD). Pantozol bekerja dengan cara menghambat sel-sel di lapisan lambung untuk menghasilkan asam lambung, sehingga produksi asam lambung berkurang.

Keterangan

  1. Pantozol Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antasida, Agen Antirefluks dan Antiulserasi
    • Kandungan: Pantoprazole Sodium Sesquihydrate 20 mg; Pantoprazole Sodium Sesquihydrate 40 mg
    • Bentuk: Tablet Salut Enterik
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 1 Strip @ 7 Tablet Salut Enterik
    • Farmasi: Takeda Indonesia.
    • Harga Pantozol Tablet 20 mg: Rp111.000 - Rp200.000/ Box
    • Harga Pantozol Tablet 40 mg: Rp138.000 - Rp242.000/ Box
  2. Pantozol Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antasida, Agen Antirefluks dan Antiulserasi
    • Kandungan: Pantoprazole 40 mg/ Vial
    • Bentuk: Serbuk Injeksi
    • Satuan Penjualan: Vial
    • Kemasan: Box, 1 vial @ 40 mg
    • Farmasi: Takeda Indonesia
    • Harga: -

Kegunaan

Pantozol digunakan untuk mengatasi pencegahan luka atau tukak yang diinduksi obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) serta mengobati penyakit tukak lambung, kemunculan tumor pada pankreas (Sindrom Zollinger-Ellison), dan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).

Dosis & Cara Penggunaan

Pantozol merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Pantozol juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita. Penggunaan Pantozol memerlukan bantuan dari tenaga medis.

  1. Pantozol 20 mg
    • Gejala GERD / penyakit refluks non erosif: 1 tablet / hari. Meredakan gejala dalam 2-4 minggu, periode pengobatan 4 minggu untuk penyembuhan esofagitis. Gejala berulang: 1 tablet setiap hari sesuai kebutuhan.
    • Penatalaksanaan jangka panjang refluks esofagitis sedang & berat: Dosis pemeliharaan: 1 tablet / hr. Tingkatkan dosis menjadi 2 tablet / hari. Jika terjadi relaps  kurangi menjadi 1 tablet.
  2. Pantozol 40 mg
    • Pemberantasan H. pylori: 1 tablet dikombinasikan dengan 1.000 mg amoksisilin dan 500 mg klaritromisin atau 1 tablet dikombinasikan dengan 500 mg metronidazol dan 500 mg klaritromisin atau 1 tablet dikombinasikan dengan 1.000 mg amoksisilin dan 500 mg metronidazol. Diberikan 2 kali sehari.
    • Monoterapi untuk tukak lambung dan duodenum dan refluks esofagitis: 1 tablet / hari. Dosis dapat digandakan terutama jika tidak ada respon.
    • Penatalaksanaan jangka panjang sindrom Zollinger-Ellison dan kondisi hipersekresi patologis lainnya: dosis awal: 80 mg / hari. Dosis dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan.
    • Penderita gangguan hati berat: Kurangi dosis menjadi 1 tablet diminum 2 hari sekali.
    • Pasien lanjut usia atau pasien dengan gangguan fungsi ginjal: Jangan melebihi 40 mg / hari kecuali mengobati masalah pemcernaan akibat bakteri H. pylori.
  3. Pantozol Injeksi
    • Dosis awal: diberikan dosis 80 mg setiap hari kemudian dosis dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan. Dosis> 80 mg / hari harus dibagi dan diberikan 2 kali sehari.
    • Peningkatan dosis sementara> 160 mg tidak boleh diberikan dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan untuk pengendalian asam yang adekuat.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Infeksi saluran cerna (misal. Salmonella, Campylobacter)
  • Mual, muntah
  • Diare, sembelit
  • Perut kembung, sakit perut
  • Pencernaan yang terganggu
  • Mulut kering
  • Badan lemas
  • Kelelahan
  • Peningkatan enzim hati
  • Sakit kepala, pusing, vertigo
  • Insomnia

Kontraindikasi
Penggunaan bersamaan dengan rilpivirine dan atazanavir.

Interaksi Obat

  • Dapat menurunkan konsentrasi rilpivirine dan atazanavir dalam plasma.
  • Peningkatan risiko hipomagnesemia dengan diuretik. Peningkatan risiko efek kardiotoksik yang diinduksi digoxin. Dapat meningkatkan International Normalized Ratio atau INR dan waktu protrombin warfarin.
  • Dapat meningkatkan konsentrasi metotreksat dalam plasma.
  • Dapat menurunkan absorpsi itrakonazol, ketokonazol, posaconazole, erlotinib.
  • Dapat mengurangi efek terapeutik clopidogrel.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Pantozol ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.