Obat Gangguan Pencernaan

Onetic

Klikdokter, 15 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Onetic adalah sediaan obat dengan kandungan zat aktif Ondansetron yang digunakan untuk mengatasi mual muntah, mual muntah pasca operasi

Pengertian

Onetic adalah salah satu nama dagang dari sediaan obat yang mengandung zat aktif Ondansetron HCl. Onetic digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat pasca operasi, kemoterapi atau radioterapi. Onetic bekerja dengan cara memblokir salah satu zat alami tubuh (serotonin) yang menyebabkan muntah.

Keterangan

  1. Onetic Tablet 
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antiemetik.
    • Kandungan: Ondansetron HCl 4 mg; Ondansetron HCl 8 mg.
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Strip @10 Tablet.
    • Farmasi: Pratapa Nirmala.
    • Harga Onetic 4mg: Rp110.000 - Rp250.000/ Strip
    • Harga Onetic 8 mg: Rp160.000 - Rp366.000/ Strip
  2. Onetic Injeksi:
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antiemetik.
    • Kandungan: Ondansetron HCl 2 mg/mL.
    • Bentuk: Cairan.
    • Satuan Penjualan: Ampul.
    • Kemasan: Box, 5 Ampul @ 2 mL, Box, 5 Ampul @ 4 mL.
    • Farmasi: Pratapa Nirmala.
    • Harga: Rp100.000 - Rp200.000/ Box

Kegunaan

Onetic digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat pasca operasi, kemoterapi atau radioterapi.

Dosis & Cara Penggunaan

Onetic merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter.

  1. Onetic Tablet
    • Pencegahan mual dan muntah pasca operasi:
      • Dosis awal 1 tablet 8 mg, 1 jam sebelum pembiusan dan 2 dosis selanjutnya 1 tablet 8 mg tiap 8 jam.
    • Mual karena radioterapi dan kemoterapi:
      • Dosis: 8 mg per oral 1-2 jam sebelum radioterapi atau kemoterapi dilanjutkan dengan 8 mg per oral tiap 8 jam, berikan hingga 5 hari.
  2. Onetic Injeksi
    • Pencegahan mual dan muntah yang diinduksi kemoterapi Dewasa Kemoterapi yang sangat emetogenik:
      • Awalnya 8 mg dengan infus intravena lambat atau 15 menit infus segera sebelum kemoterapi, kemudian infus intravena berkelanjutan 1 mg / jam hingga 24 jam atau 2 inj 8 mg oleh injeksi intravena lambat atau 15 menit infus terpisah 4 jam, atau diikuti oleh 8 mg oral dua kali sehari selama 5 hari.
    • Mual dan muntah pasca operasi
      • Dewasa:dosis 4 mg diberikan melalui injeksi intravena lambat atau injeksi intramuskular diberikan sebagai dosis tunggal saat induksi anestesi.
      • Anak usia ≥1 bulan dengan berat badan ≤40 kg: dosis 0,1 mg / kg berat badan diberikan melalui injeksi intravena lambat saat induksi anestesi.
      • Anak usia ≥1 bulan dengan berat badan > 40 kg: 4 mg diberikan melalui injeksi intravena lambat sebagai dosis tunggal pada induksi anestesi. Maksimal dosis: 4 mg / dosis.
    • Profilaksis mual dan muntah berhubungan dengan terapi radiasi
      • Dewasa: dosis 8 mg diberikan melalui injeksi intravena lambat atau injeksi intramuskular segera sebelum pengobatan.
      • Lansia usia ≥75 tahun: Dosis awal maksimal: 8 mg diberikan melalui infus intravena selama 15 menit, dapat dilanjutkan dengan 2 dosis lanjutan 8 mg dengan interval 4 jam.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 2-30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Onetic:

  • Diare
  • Sensasi terbakar pada kepala dan ulu hati (epigastrium)
  • Sembelit
  • Sakit kepala
  • Sedasi

Kontraindikasi 
Hindari penggunaan Onetic pada pasien dengan kondisi:

  • Sindrom QT (Detak jantung cepat) bawaan
  • Hipersensitif (Reaksi alergi)

Interaksi Obat 
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Onetic:

  • Pemberian bersama dengan antiaritmia (Amiodaron), atenolol, antrasiklin (Doxorubicin, daunorubicin), trastuzumab, erythromycin, dan ketoconazole dapat menyebabkan perpanjangan aditif interval qt dan meningkatkan risiko aritmia.
  • Dapat mengurangi efek analgesik tramadol.
  • Dexamethasone Na phosphate dapat mempotensiasi efek antiemetik.
  • Dapat mengembangkan sindrom serotonin (termasuk perubahan status mental, ketidakstabilan otonom, kelainan neuromuskuler) dengan selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRI), Monoamine Oxidase Inhibitors(MAOI), mirtazapine, fentanil, litium, metilen biru, serotonin noradrenalin reuptake inhibitor (SNRI).
  • Induksi CYP3A4 yang poten (misal Fenitoin, karbamazepin, rifampisin) dapat mengurangi konsentrasi plasma dan meningkatkan pembersihan ondansetron

Kategori Kehamilan 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Onetic ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).