Obat Antinyeri

Omeretik

Klikdokter, 29 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Omeretik digunakan untuk mengobati Ankylosing spondylitis atau arthritis (radang sendi), osteoarthritis, nyeri sendi akibat reumatik.

Pengertian

Omeretik adalah sediaan obat dengan kandungan zat aktif Piroxicam, obat ini memberikan efek kerja sebagai analgesik (meredakan nyeri), anti-inflamasi (meredakan peradangan) dan antipiretik (menurunkan demam). Omeretik bekerja dengan cara menghambat reversibel enzim siklooksigenase-1 dan -2 (COX-1 dan -2), sehingga mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin (zat di dalam tubuh yang dapat menyebabkan nyeri).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
  • Kandungan: Piroxicam 20 mg
  • Bentuk: Kapsul
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kapsul
  • Farmasi: Mutiara Mukti Farma

Kegunaan

Omeretik digunakan untuk mengobati ankylosing spondylitis atau arthritis (radang sendi), osteoarthritis, artritis reumatoid (nyeri sendi akibat reumatik).

Dosis & Cara Penggunaan

Omeretik termasuk dalam golongan Obat Keras, sebaiknya penggunaan obat ini sesuai dengan anjuran resep dokter:

  • Dewasa: 1 kapsul setiap hari sebagai dosis tunggal, atau dalam dosis terbagi jika perlu. Tinjau manfaat dan tolerabilitas pengobatan dalam waktu 14 hari.
  • Lansia: Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat mungkin.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25˚C.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Omeretik, antara lain:

  • Muntah
  • Mulut kering
  • Kerongkongan kering
  • Gagal ginjal
  • Pusing, sakit kepala
  • Gelisah
  • Pembengkakan
  • Gagal jantung kongestif
  • Hipertensi
  • Gangguan makan
  • Sakit perut, sembelit, diare
  • Pencernaan yang terganggu
  • Perut kembung
  • Mulas

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Omeretik pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Riwayat gangguan saluran pencernaan yang merupakan predisposisi gangguan perdarahan (misalnya: kolitis ulserativa, penyakit Crohn, kanker saluran pencernaan atau divertikulitis).
  • Hipersensitivitas atau reaksi tipe asma terhadap piroksikam, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid lainnya.
  • Riwayat atau ulserasi saluran pencernaan
  • Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG.
  • Penggunaan bersamaan dengan aspirin, obat anti inflamasi non steroid lain dan antikoagulan.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Omeretik:

  • Meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan anti-trombosit dan SSRI.
  • Dapat memperburuk gagal jantung, mengurangi GFR dan meningkatkan kadar glikosida plasma.
  • Meningkatkan risiko nefrotoksisitas jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dan tacrolimus.
  • Meningkatan penyerapan jika diberikan bersamaan dengan simetidin.
  • Meningkatkan risiko ulserasi saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan kortikosteroid.
  • Dapat mengganggu tindakan natriuretik diuretik.
  • Dapat menggantikan obat yang sangat terikat protein lainnya.
  • Dapat meningkatkan level lithium plasma dalam keadaan stabil.
  • Dapat mengurangi ekskresi metotreksat, yang menyebabkan toksisitas akut.
  • Meningkatkan risiko kejang jika diberikan bersamaan dengan kuinolon.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Omeretik ke dalam Kategori C (Sebelum usia kehamilan 30 minggu):
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Kategori D (mulai usia kehamilan 30 minggu):
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius di mana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala overdosis Piroxicam adalah lesu, mengantuk, mual, muntah, nyeri epigastrium, demam ringan, sinus takikardia. Jarang terjadi: hipertensi, perdarahan gastrointestinal, insufisiensi ginjal akut, depresi pernafasan dan koma.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis).