Pengertian
Melavita adalah sediaan obat yang mengandung asam retinoid. Asam retinoid merupakan senyawa vitamin A yang dapat membantu mengurangi dan menyamarkan bekas jerawat, melasma (bercak berwarna coklat atau kehitaman yang terdapat pada kulit wajah), fotoaging (penuaan kulit karena sinar matahari).
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kategori: Antibiotik
- Kandungan: Asam Retinoid 0.05%; Asam Retinoid 0.1 %
- Bentuk: Krim
- Satuan Penjualan: Tube
- Kemasan: Tube @ 10 Gram
- Farmasi: Galenium Pharmasia Lab
- Harga Melavita 0.05%: Rp. 24.000 - Rp. 73.000/ Tube
- Harga Melavita 0.1%: Rp. 32.000 - Rp. 60.000/ Tube
Kegunaan
Melavita digunakan untuk menjaga kesehatan kulit wajah, mengurangi jerawat, menyamarkan kerutan pada wajah, dan bercak warna gelap pada kulit.
Dosis & Cara Penggunaan
Melavita merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Dosis penggunaan Melavita juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
Oleskan Melavita krim 1 kali sehari sebelum tidur pada bagian kulit yang membutuhkan.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Melavita yang mungkin terjadi adalah:
- Kemerahan
- Bengkak
- Mengelupas
- Perubahan pigmentasi
Overdosis
- Gejala: Kulit tampak kemerahan, mengelupas, melepuh, atau tidak nyaman.
- Penatalaksanaan: Hentikan penggunaan dan oleskan kompres dingin dan krim hambar. Jika tertelan, lakukan tindakan pengosongan lambung yang cepat dengan lakukan induksi muntah, lavage lambung dan / atau cairan paksa.
Kontraindikasi
- Tidak boleh di berikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap asam retinoid
- Tidak boleh di berikan pada penderita dermatitis akut
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Melavita ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.