Obat Jantung

Integrilin

Klikdokter, 16 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Integrilin merupakan obat produksi Mercks Sharps & Dohme Pharma yang kandungannya Eptifibatide.

Pengertian

Integrilin adalah obat produksi Mercks Sharps & Dohme Pharma yang kandungannya Eptifibatide. Eptifibatide merupakan golongan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep Dokter. Integrilin digunakan untuk mengobati Sindrom koroner akut. Intervensi koroner perkutan (PCI) termasuk yang menjalani pemasangan intrakoroner dan digunakan untuk mencegah penggumpalan darah atau serangan jantung pada penderita angina tertentu atau kondisi lainnya yang menjalani prosedur yang disebut angioplasty (untuk membuka arteri yang tertutup). Mekanisme kerja obat ini menghambat ikatan pada reseptor GP IIb/IIIa melalui kompetisi spesifik dengan fibrinogen dan faktor Von Willebrand yang berperan dalam aktivasi platelet sehingga menghambat pembentukan trombus (kelas terapi penghambat aggregasi platelet), namun eptifibatide memiliki afinitas yang lemah terhadap reseptor GP IIb/IIIa sehingga efek hambatan aggregasi plateletnya bersifat reversible. Obat ini ada dalam bentuk vial (injeksi larutan).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antikoagulan, Antiplatelet & Fibrinolitik (Trombolitik)
  • Kandungan: Eptifibatide 0,75mg/ml; Eptifibatide 2mg/ml
  • Bentuk: Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Vial
  • Kemasan: Vial @ 100 ml; Vial @ 10 ml
  • Farmasi: Mercks Sharps & Dohme Pharma.

Kegunaan

Integrilin digunakan untuk mengobati Sindrom koroner akut. Intervensi koroner perkutan (PCI) termasuk yang menjalani pemasangan intrakoroner dan di gunakan untuk mencegah penggumpalan darah atau serangan jantung pada penderita angina tertentu atau kondisi lainnya yang menjalani prosedur yang disebut angioplasty (untuk membuka arteri yang tertutup).

Dosis & Cara Penggunaan

Integrilin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan integrilin juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu. Aturan penggunaan Integrilin secara umum adalah:

  • Angina tidak stabil
    Dewasa: Awalnya, 180 mcg / kg via IV (Intravena) injeksi, diikuti 2 mcg / kg per menit via infus IV (Intravena) hingga 72 jam. Lanjutkan infus selama 18-24 jam setelah prosedur intervensi koroner (PCI), hingga total durasi maksimal 96 jam terapi.
  • Angioplasti
    Dewasa: Pada awalnya, 180 mcg / kg melalui injeksi IV (Intravena), harus diberikan segera sebelum prosedur, diikuti oleh 2 mcg / kg / menit melalui infus IV (Intravena). Dosis kedua 180 mcg / kg melalui injeksi IV (Intravena) harus diberikan 10 menit setelah dosis pertama. Lanjutkan infus sampai keluar rumah sakit atau hingga 18-24 jam (durasi perawatan minimum: 12 jam).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 2-8 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah pendarahan, hipotensi (darah rendah), anafilaksi/suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian., ruam,urtikaria/Ruam kulit yang dipicu oleh reaksi terhadap makanan, obat-obatan, atau iritasi lainnya.

Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada pasien Stroke, pembedahan besar, perdarahan diatesis, trombositopenia, hipertensi berat,gangguan hati, ketergantungan pada dialisis ginjal, waktu protrombin> 1,2 kali kontrol atau INR ≥ 2,serta dapat digunakan sebagai inhibitor GP IIb / IIIa.

Interaksi Obat
Peningkatan risiko perdarahan dengan heparin, antikoagulan oral, dekstran, adenosin,sulfinpirazon, prostasiklin, NSAID, ticlopidine, clopidogrel. Tidak tercampur dengan furosemide.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Integrilin ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).