Golongan | Obat keras |
Kategori obat | Obat penurun kadar kolesterol |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Bentuk obat | Tablet |
Cholestat untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori X: Penelitian pada hewan atau manusia menunjukkan bahwa obat ini bisa menyebabkan gangguan pada janin. Ada juga laporan efek samping yang menunjukkan risiko nyata bagi kehamilan. Peringatan menyusui: Belum diketahui apakah obat dapat terekskresi keluar melalui air susu ibu, sebaiknya hindari penggunaan obat selama masa laktasi. |
Pengertian Cholestat
Cholestat adalah obat yang digunakan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Obat ini mengandung simvastatin, yaitu jenis obat dari kelompok statin yang bekerja dengan cara menghambat kerja enzim HMG-CoA reduktase - enzim utama dalam proses pembentukan kolesterol di hati.
Cholestat juga membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan trigliserida, sehingga keseimbangan lemak dalam darah lebih terkontrol dan risiko terbentuknya sumbatan di pembuluh darah (aterosklerosis) bisa dicegah.
Dengan menurunnya kadar kolesterol jahat, penggunaan Cholestat dapat membantu memperlancar aliran darah dan menurunkan risiko penyakit jantung koroner maupun komplikasi lain seperti stroke.
Cholestat diproduksi oleh PT Kalbe Farma Tbk dalam bentuk sediaan kaplet salut selaput, yang penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter karena termasuk obat keras.
Artikel lainnya: Ragam Buah Penurun Demam yang Bisa Jadi Pilihan
Keterangan Obat Cholestat
Cholestat Kaplet Salut Selaput - Golongan: Keras
- Kelas terapi: Antikolesterol dan antihiperlipidemia
- Kandungan: Simvastatin 10 mg
- Kemasan: Dus, 3 strip @10 kaplet salut selaput
- Produksi: Kalbe Farma
- Harga Cholestat kaplet salut selaput: Rp 59.000 - Rp 114.000/stripRTO PHARMA INDONESIA ARTO PHARMA INDONE
Kegunaan Cholestat
Cholestat digunakan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah dan mencegah komplikasi penyakit jantung seperti stroke, terutama pada orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, seperti pada kondisi berikut:
- kolesterol tinggi yang disebabkan oleh faktor keturunan atau pola makan
- orang yang memiliki penyakit jantung karena penumpukan kolesterol di pembuluh darah
- pasien yang berisiko mengalami penyumbatan pembuluh darah, terutama jika diet dan gaya hidup sehat belum cukup menurunkan kolesterol
Tidak hanya itu obat juga berperan dalam mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung, sekaligus mencegah serangan jantung yang tidak mematikan.
Dosis dan Aturan Pakai Cholestat
Cholestat termasuk pada golongan obat keras, didapatkan berdasarkan resep dokter. Berikut adalah aturan minum dan dosis penggunaan obat Cholestat secara umum:
Tujuan: Menurunkan kadar kolesterol tinggi, termasuk LDL (kolesterol jahat), serta mencegah risiko penyakit jantung dan stroke.
Bentuk: Cholestat kaplet salut selaput
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa: Dosis awal diberikan 5–10 mg sekali sehari pada malam hari (dosis 5 mg disarankan untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan hingga sedang). Dosis dapat disesuaikan setiap ≥4 minggu, berdasarkan hasil pemeriksaan kadar lipid. Dosis maksimal 40 mg sekali sehari pada malam hari.
Cara Menggunakan
Gunakan Cholestat sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi obat optimal. Baca juga petunjuk pemakaian pada kemasan obat. Berikut adalah aturan pakai Cholestat yang perlu Kamu patuhi:
- cholestat kaplet salut selaput dapat ditelan secara utuh dan diminum langsung dengan segelas air putih.
- sediaan dapat dikonsumsi pada malam hari sebelum tidur, karena produksi kolesterol tubuh paling aktif di malam hari.
- jangan mengunyah, membelah, menghancurkan kaplet.
Apabila Kamu lupa menggunakan obat, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jedanya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan.
Cara Penyimpanan
Simpan Cholestat pada suhu di bawah 30° Celsius, ditempat yang kering dan lembab serta hindarkan dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Cholestat yang belum dibuka dari kemasan primernya dapat digunakan hingga batas waktu kedaluwarsa berakhir.
Cholestat kaplet salut selaput yang memiliki waktu kedaluwarsa ≥ 1 tahun, maka obat hanya dapat dikonsumsi selama 1 tahun.
Kamu dapat sesuaikan dengan informasi yang tersedia pada kemasan obat. Namun, segera hentikan penggunaan obat bila kondisi fisik mengalami perubahan dari segi bentuk, warna dan bau.
Apabila obat berlebih dan tidak dikonsumsi lagi, jangan buang limbahnya sembarangan. Pisahkan obat dari produk lainnya dan musnahkan dengan prosedur yang tepat atau dapat Kamu tanyakan pada apoteker.
Artikel lainnya: 18 Pilihan Obat Sakit Kepala yang Bisa Ditemukan di Apotek
Efek Samping Cholestat
Penggunaan obat Cholestat dapat menimbulkan efek samping, yang umumnya bersifat ringan dan akan mereda seiring waktu atau setelah dosis disesuaikan oleh dokter. Keluhan ringan ini dapat berupa:
- sembelit
- perut terasa penuh
- sakit kepala
- rasa lelah berlebih (asthenia)
- sakit perut
- nyeri otot (miopati)
Pada beberapa kasus yang lebih jarang, Cholestat juga dapat menimbulkan efek yang lebih serius, seperti:
- Rabdomiolisis (kerusakan otot)
- Angioedema (pembengkakan di area wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan)
Overdosis
Penggunaan obat Cholestat secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan enzim hati hingga 3 kali lipat. Hal ini berisiko menyebabkan kerusakan hati dengan gejala berikut:
- pusing
- kulit dan mata menguning (ikterus)
- urine berwarna gelap
- feses berwarna pucat atau keabu-abuan
- perut terasa tidak nyaman atau nyeri, terutama di bagian kanan atas
- mudah lelah, lemas, dan tidak bertenaga
- nafsu makan menurun
- mual dan muntah
- pembengkakan pada perut (asites)
Tidak hanya itu, kelebihan dosis dari obat Cholestat dapat menimbulkan gangguan lain yang lebih serius, salah satunya:
- kerusakan otot berat (rabdomiolisis),
- peningkatan glukosa darah hingga diabetes
- leukopenia (kadar sel darah putih yang rendah)
- anemia hemolytic
- thrombocytopenia (kadar trombosit darah dibawah normal)
- stevens‑Johnson Syndrome
Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 apabila ditemukan gejala-gejala di atas atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Interaksi Cholestat dengan Obat Lain
Cholestat dapat menimbulkan reaksi interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan zat aktif lainnya, seperti:
- penggunaan bersamaan dengan obat imunosupresan, intrakonazol, eritromisin, gemfibrozil, atau niasin dapat meningkatkan risiko gangguan otot serius seperti miopati dan rabdomiolisis, sehingga perlu pemantauan ketat dan penyesuaian dosis.
- pemberian bersama antikoagulan seperti kumarin dapat memperpanjang waktu perdarahan (waktu protrombin), sehingga perlu pengawasan jika digunakan bersamaan.
- dapat mempengaruhi kadar obat antipirin, propranolol, dan digoksin dalam darah, sehingga pemantauan efek terapeutik dan efek samping perlu dilakukan secara berkala.
Peringatan dan Perhatian
Pemeriksaan kadar kolesterol perlu dilakukan secara berkala selama terapi untuk menilai efektivitas pengobatan. Sertakan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium tiap 3 bulan untuk keamanan terapi.
Hati-hati penggunaan obat pada pasien dengan riwayat penyakit hati atau konsumsi alkohol berlebihan karena berisiko mengalami gangguan fungsi hati. Sebaiknya dilakukan tes fungsi hati sebelum terapi dimulai, kemudian diulang pada minggu ke-6 dan ke-12 setelah pengobatan, dan lakukan setiap 6 bulan setelahnya.
Segera hentikan penggunaan obat jika ditemukan peningkatan kadar enzim hati (transaminase) hingga 3 kali lipat dari batas normal.
Bila ditemukan gejala seperti nyeri otot, otot terasa lemah atau lemas selama terapi berlangsung, segera konsultasikan ke dokter karena bisa menandakan risiko rabdomiolisis (kerusakan otot).
Penggunaan obat tidak dianjurkan pada pasien dengan kadar trigliserida yang sangat tinggi sebagai kelainan utama (misalnya pada hiperlipidemia tipe I, IV, dan V).
Kontraindikasi
Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Cholestat :
- pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi berat, pada obat Cholestat yang dapat menimbulkan ruam kulit, gatal-gatal, kemerahan pada kulit, bengkak pada wajah, bibir, hingga tenggorokan
- penyakit hati berat
- ibu hamil dan menyusui
- hiperlipidemia tipe I, IV, dan V
Artikel lainnya: 8 Jenis Demam dan Penyebabnya yang Perlu Kamu Waspadai
Kategori Kehamilan dan Menyusui
Cholestat masuk kategori X untuk keamanan ibu hamil. Ini artinya, Penelitian pada hewan atau manusia menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan gangguan pada janin, atau ada laporan efek samping serius pada kehamilan dari hasil penelitian maupun pengalaman penggunaan.
Karena itu, penggunaan obat ini saat hamil sangat tidak dianjurkan, karena risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Sebaiknya gunakan obat lain yang lebih aman untuk ibu hamil.
Belum didapatkan data yang adekuat terkait kemampuan obat tersalur kepada bayi melalui ASI Terbatasnya penelitian dalam pemantauan efek samping obat diberikan selama laktasi, sehingga penggunaanya tidak dianjurkan selama masa laktasi atau gunakan obat dengan alternatif lain.
Penyakit Terkait- Hiperlipidemia
- Kolesterol tinggi
- Dislipidemia
- Penyakit jantung
- Diabetes Melitus
Rekomendasi Obat Sejenis Cholestat- Cortavas
- Selvim
- Statcol
- Sinterol
- Preschol
- Mastatin
Kamu dapat dengan mudah membeli obat Cholestat di KALStore di mana saja dan kapan saja! Ingin tahu lebih banyak informasi seputar #JagaSehatmu? Yuk, download aplikasi KlikDokter!
Jangan lupa untuk selalu rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online dan gunakan fitur Tanya Dokter dan Temu Dokteruntuk konsultasi dengan dokter lebih mudah dan cepat!
Referensi
- Cek BPOM. (2025). Cholestat.
- KalbeMed. (2025). Cholestat.https://kalbemed.com/product/id/cholestat-1
- PubChem. (2025). Simvastatin.https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Simvastatin#section=Optical-Rotation
- National Institutes of Health. (2019). Simvastatin. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532919/
- Drugs.com. (2025). Simvastatin pregnancy and breastfeeding warnings.https://www.drugs.com/pregnancy/simvastatin.html
- FDA. (2021). FDA requests removal of strongest warning against using cholesterol‑lowering statins during pregnancy; still advises most pregnant patients should stop taking statins. https://www.fda.gov/media/150774/download
- NCBI. (2018). Simvastatin – LactMed® (Drugs and Lactation Database).https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501360/
- Healthline. (2022). Statins While Breastfeeding: Are Cholesterol Meds Safe? https://www.healthline.com/health/cholesterol-meds-and-breastfeeding
- Mayo Clinic. (2025). Simvastatin (oral route).https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/simvastatin-oral-route/description/drg-20069006
- Christina. 2012. Beyond Use Date Produk Non Steril. Rasional. Vol 10 (3): 19- 21.
- Kusuma, I., Octaviani, P., Muttaqin, C., Lestari, A., Rudiyanti, F., Sa’diah, Halimatu. 2020. Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Beyond Use Date Di Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Pelita Abdi Masyarakat. Vol 1(1): 22-29.
- USP. 2022. USP <795> Pharmaceutical Compounding—Nonsterile Preparations. United States: United States Pharmacopeia.