Obat Gangguan Saraf Pusat

Nepatic

Klikdokter, 07 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Nepatic merupakan obat antiepilepsi

Pengertian

Nepatic adalah sediaan kapsul dengan kandungan gabapentin yang digunakan untuk terapi tambahan terhadap obat anti epilepsi yang tidak dapat dikendalikan serangannnya. Nepatic dapat dgunakan untuk pengobatan nyeri gangguan syaraf. Selain itu, Nepatic juga digunakan untuk meredakan saraf nyeri setelah herpes zoster (ruam yang menyakitkan karena infeksi herpes zoster) pada orang dewasa. Nepatic bekerja dengan mengurangi pelepasan neurotransmitter (pembawa sinyal) yang menjadi penyebab terjadinya kejang.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antikonvulsan
  • Kandungan: Gabapentin 300 mg
  • Bentuk: Kapsul
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Kapsul
  • Farmasi: Kalbe Farma PT
  • Harga: Rp12.000 - Rp18.000/ Tablet

Kegunaan

Nepatic digunakan untuk mengobati epilepsi, nyeri neuropatik (gangguan atau penyakit yang ditandai dengan rasa nyeri atau rasa sakit yang yang berhubungan dengan sinyal sinyal saraf), Restless Legs Syndrome/RLS atau Penyakit Willis-Ekbom.

Dosis & Cara Penggunaan

Nepatic merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan nepatic juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  1. Epilepsi
    • Dewasa, Dosis awal: 300 mg sekali sehari pada hari pertama, 300 mg pada hari kedua, dan 300 mg pada hari ketiga. Atau, 300 mg diberikan 3 kali sehari pada hari pertama. Dosis dapat ditingkatkan lebih lanjut dalam peningkatan 300 mg / hari setiap 2-3 hari sesuai dengan respons dan tolerabilitas individu.
    • Kisaran dosis efektif: 900-3.600 mg setiap hari. Total dosis harian harus diberikan dalam 3 dosis terbagi rata, pada interval dosis maksimal tidak melebihi 12 jam.
  2. Nyeri neuropatik
    • Dosis awal: 300 mg sekali sehari pada hari pertama, 300 mg diberikan 2 kali sehari pada hari kedua dan 300 mg pada hari ketiga. Atau, 900 mg setiap hari dalam 3 dosis terbagi sebagai dosis awal. Dosis dapat ditingkatkan lebih lanjut dalam peningkatan 300 mg / hari setiap 2-3 hari sesuai dengan respons dan tolerabilitas individu. Maksimal: 3.600 mg / hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Nepatic yang mungkin terjadi adalah:

  • Infeksi virus
  • Anoreksia (gangguan makan)
  • Nafsu makan meningkat
  • Nyeri punggung
  • Artralgia (nyeri sendi)
  • Mialgia (nyeri otot)
  • Pusing, sakit kepala
  • Mual, muntah
  • Diare
  • Mulut kering
  • Kelainan gigi
  • Radang gusi, perut kembung, sembelit
  • Kelelahan
  • Demam

Overdosis

  • Gejala: Pusing, mengantuk, penglihatan ganda, bicara cadel, diare ringan, lesu, dan kehilangan kesadaran.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Dapat dilakukan hemodialisis pada pasien dengan gangguan ginjal berat. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Nepatic pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif terhadap Gabapentin.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Nepatic:

  • Peningkatan risiko depresi sistem saraf pusat (misalnya: Mengantuk, sedasi dan depresi pernapasan) jika diberikan bersamaan dengan opioid (misalnya: Morfin).
  • Dapat mengurangi bioavailabilitas jika diberikan bersamaan dengan antasida.
  • Dapat mengurangi pembersihan ginjal jika diberikan bersamaan dengan simetidin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Nepatic ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.