Pengertian
Omed 20 adalah obat yang mengandung Omeprazole. Omed 20 digunakan untuk mengatasi kerusakan lambung akibat asam diperut dan kerongkongan, mencegah luka dilambung dan mencegah kanker kerongkongan. Omed 20 bekerja dengan menurunkan kadar asam yang diproduksi oleh lambung. Omeprazole dapat meringankan sensasi panas pada perut, kesulitan menelan dan batuk.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antasida
- Kandungan: Omeprazole 20 mg
- Bentuk: Kapsul
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @ 10 Kapsul
- Farmasi: Futamed Pharmaceutical
- Harga: Rp99.000 - Rp190.000/ Strip
Kegunaan
Omed 20 digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh asam lambung seperti masalah perut dan kerongkongan.
Dosis & Cara Penggunaan
Omed 20 merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan omed 20 juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu nya tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
- Dewasa: 20 mg diminum sekali sehari dikonsumsi selama 8 minggu.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi Omed 20 adalah:
- Pertumbuhan enterochromaffin likecells (ECL) jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dosis tinggi
- Pantau adanya pertumbuhan berlebih bakteri di saluran pencernaan (penggunaan jangka panjang).
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Pasien yang sedang mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung Rilpivirine, Nelfinavir, Atazanavir
- Pasien yang hipersensitif terhadap omeprazole
Interaksi Obat
Omed 20 tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut:
- Diazepam
- Warfarin
- Fenitoin
- Ketokonazol
- Ampisilin ester
- Garam Fe
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Omed 20 ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.