Obat Gangguan Pencernaan

Imosa

Klikdokter, 14 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Imosa merupakan sediaan obat yang memiliki komposisi Loperamide HCl yang berfungsi sebagai obat Antidiare akut atau kronis.

Pengertian

Imosa adalah sediaan obat yang memiliki komposisi Loperamide HCl yang berfungsi sebagai obat Antidiare akut atau kronis. Loperamid HCl bekerja dengan cara memperlambat saluran pencernaan sehingga usus dapat menyerap cairan dan nutrisi pada makanan yang dikonsumsi. Loperamid HCL selain dapat digunakan untuk obat diare, obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi jumlah fases bagi pasien yang sedang mengalami pembuatan lobang fases yang baru pada dinding perut yang dihubungkan oleh usus halus.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Antidiare.
  • Kandungan: Loperamide HCl 2 mg.
  • Bentuk: Tablet.
  • Satuan Penjualan: Tablet.
  • Kemasan: Box, 5 Strip @ 6 Tablet.
  • Farmasi: Corta Industries Ltd.

Kegunaan

Imosa dapat digunakan sebagai obat antidiare akut atau kronis.

Dosis & Cara Penggunaan

Imosa merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan imosa juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu. Aturan penggunaan Imosa secara umum adalah:

  • Dosis awal penggunaan: 2 tablet untuk 1 kali minum
  • Dosis selanjutnya 3 kali sehari 1 tablet
  • Dosis maksimal pemakaian 8 kali sehari 1 tablet
  • Sebaiknya hentikan penggunaan obat ini jika selama 48 jam tidak mengalami perubahan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Sembelit/ konstipasi
  • Gangguan pada detak jantung
  • Gangguan pada saluran pencernaan
  • Terjadinya ruam pada kulit
  • Nyeri pada perut serta kembung.

Overdosis

  • Gejala overdosis Loperamide antara lain depresi sistem saraf pusat (pingsan, kelainan koordinasi, mengantuk, miosis, hipertensi otot dan depresi pernapasan), sembelit, retensi urin, ileus, atau kejadian jantung seperti sinkop, perpanjangan interval QT dan kompleks QRS, torsades de pointes, aritmia ventrikel serius lainnya, dan henti jantung.
  • Jika muntah terjadi secara spontan, berikan arang aktif (oleh tenaga medis). Jika muntah belum terjadi, dapat lakukan bilas lambung diikuti dengan pemberian arang aktif melalui saluran lambung. Berikan pengobatan nalokson berulang sebagai penangkal jika gejala SSP (sistem saraf pusat) terjadi. Pantau pasien dengan seksama selama setidaknya 48 jam untuk mendeteksi kemungkinan depresi SSP.

Kontraindikasi

  • Tidak digunakan pada anak usia < 12 tahun
  • Tidak diberikan pada pasien yang memiliki riwayat konstipasi (susah mengeluarkan fases).

Interaksi Obat

  • Penggunaan Ritonavir bersmaan dengan obat ini akan dapat meningkatkan kadar obat di dalam darah.
  • Penggunaan obat Cholestyramine jika dikonsumsi bersmaan denga obat ini akan dapat mmeperlambat penyerapan Loperamid HCL tersebut.
  • Jika penggunaan obat Cisapride, Metoclopramide, atau Erythromycin bersamaan dengan Loperamid akan dapat mengurangi dari efek pada obat tersebut.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan imosa ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.