Obat Demam

Arthrifen

Klikdokter, 30 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Arthifen digunakan untuk meredakan nyeri berbagai kondisi seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, atau arthritis.

Pengertian

Arthifen adalah salah satu obat dagang yang mengandung Ibuprofen dan diproduksi oleh PT. Armoxindo Farma. Arthifen digunakan untuk menurunkan demam, meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu. Obat ini termasuk ke dalam golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Arthifen bekerja dengan cara menghalangi produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan peradangan. Manfaatnya adalah membantu mengurangi bengkak, nyeri, atau demam.

Keterangan

  1. Arthrifen Suspensi
    • Golongan: Obat Bebas Terbatas
    • Kelas Terapi: Analgestik dan antipiretik
    • Kandungan: Ibuprofen 100 mg/5 mL
    • Bentuk: Suspensi
    • Satuan penjualan: Botol 
    • Kemasan: Box, Botol @ 60 mL
    • Farmasi: PT. Armoxindo Farma
  2. Arhifen Tablet Salut Gula
    • Golongan: Obat Bebas Terbatas
    • Kelas Terapi: Analgestik dan antipiretik
    • Kandungan: Ibuprofen 200 mg
    • Bentuk: Tablet Salut Gula
    • Satuan penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 25 Catch Cover @ 1 Strip @ 4 Tablet Salut Gula
    • Farmasi: PT. Armoxindo Farma

Kegunaan

Arthrifen digunakan untuk menurunkan demam, dan meredakan nyeri.

Dosis & Cara Penggunaan

Cara Penggunaan Arthrifen adalah sebagai berikut:

  1. Arthrifen Tablet
    • Aturan minum: 1-2 tablet, diminum 3-4 kali sehari.
  2. Arthrifen Suspensi
    • Dewasa: 2-4 sendok takar (10-20 ml), diminum 3-4 kali sehari. Durasi maksimal: 3 hari.
    • Anak usia ≥6 bulan: diberikan dosis 5-10 mg / kg berat badan setiap 6-8 jam. Maksimal: 40 mg / kg berat badan sehari (Maksimal: 400 mg per dosis).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Arthrifen yang mungkin terjadi adalah:

  • mual dan muntah
  • Perut kembung
  • Nyeri ulu hati
  • Tinja berwarna hitam atau disertai darah
  • Diare atau sembelit
  • Muntah darah
  • Sakit kepala
  • Tukak lambung

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan indikasi:

  • Hipersensitivitas (termasuk asma) terhadap ibuprofen atau NSAID lain.
  • Memiliki riwayat perdarahan saluran pencernaan, perforasi, atau ulserasi yang berhubungan dengan terapi NSAID.
  • Penderita ulserasi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan.
  • Penderita gagal jantung berat atau pasien yang menjalani operasi cangkok bypass arteri koroner.
  • Penderita gangguan hati atau ginjal berat.
  • Kehamilan (trimester 3).

Interaksi Obat

  • Peningkatan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan jika diberikan bersamaan dengan golongan obat NSAID lain (misalnya aspirin), antiplatelet, antikoagulan (misalnya warfarin), kortikosteroid, SSRI.
  • Peningkatan risiko hiperkalemia dan toksisitas ginjal ika diberikan bersamaan dengan ciclosporin, tacrolimus.
  • Peningkatan kadar dan risiko toksisitas ika diberikan bersamaan dengan litium, metotreksat.
  • Dapat menurunkan efek antihipertensi inhibitor ACE, antagonis reseptor angiotensin II; efek natriuretik diuretik.

Overdosis

  • Gejala: Sakit kepala, mengantuk, depresi sistem saraf pusat, kejang, tinitus, mual, muntah, nyeri perut, hipotensi, denyut jantung lambat, detak jantung cepat, fibrilasi atrium, apnea, gagal napas, hiperkalemia, gagal ginjal akut, lesu, asidosis metabolik, koma.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan suportif dan simptomatik. Induksi emesis (induksi muntah) dengan sirup ipecac atau lakukan lavage (pengosongan) lambung. Berikan arang aktif untuk mengurangi absorpsi dan reabsorpsi. Diuresis alkali yang dipaksakan mungkin bermanfaat. Penatalaksanaan hipotensi, perdarahan gastrointestinal dan asidosis mungkin juga diperlukan. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.

 

Konsultasi Dokter Terkait