Fexofed

Pengertian

Fexofed adalah obat yang mengandung fexofenadine hydrochloride dan pseudoephedrine hydrochloride. Fexofed adalah golongan obat antihistamin yang digunakan untuk membantu meredakan gejala alergi, seperti mata berair, hidung berair, mata atau hidung gatal, bersin-bersin, dan gatal-gatal. Fexofed bekerja dengan cara menghalangi zat alami tertentu (histamin) yang menyebabkan reaksi alergi.

Keterangan

• Golongan: Obat Keras
• Kelas Terapi: Obat Batuk dan Pilek/ Antihistamin dan Anti-alergi
• Kandungan: Fexofenadine hydrochloride 60 mg, pseudoephedrine hydrochloride 120 mg
• Bentuk: Kaplet
• Satuan Penjualan: Strip
• Kemasan: Strip @ 10 Kaplet
• Farmasi: Kalbe Farma PT

Kegunaan

Fexofed di gunakan untuk membantu meredakan gejala alergi, seperti mata berair, hidung meler, mata atau hidung gatal, dan bersin.

Dosis & Cara Penggunaan

Fexofed termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun: diminum 2 kali sehari 1 kaplet.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Fexofed yang mungkin terjadi adalah:

• Palpitasi (jantung berdebar)
• Sakit perut
• Gangguan pencernaan
• Mual
• Sakit kepala
• Insomnia
• Infeksi saluran pernapasan atas

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Fexofed pada pasien dengan kondisi:

• Hipertensi berat atau penyakit arteri koroner
• Glaukoma sudut sempit, retensi urin
• Pasien yang menerima terapi pengobatan dengan MAOI atau dalam 14 hari penghentian terapi MAOI

Interaksi Obat
Hindari penggunaan Fexofed bersamaan dengan obat-obat berikut:

• Ketokonazol atau eritromisin
• Golongan obat amina simpatomimetik lain
• Digitalis
• Golongan obat antasida yang mengandung Aluminium dan Magnesium
• Metildopa, mekamilamin, reserpin
• Berpotensi Fatal: Efek hipertensi meningkat bila diberikan bersamaan dengan MAOI

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Fexofed ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.