Obat Asma dan Gangguan Pernapasan

Phaminov

Klikdokter, 30 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Phaminov digunakan untuk pengobatan penyakit asma.

Pengertian

Phaminov adalah sediaan obat berbentuk cairan injeksi yang mengandung Aminophylline, obat ini diproduksi oleh Phapros. Phaminov digunakan untuk mengobati bronkospasme kronis atau gangguan yang terjadi otot bronkus yang rentan terjadi pada orang dengan penyakit asma atau alergi. Phaminov atau aminophylline bekerja dengan cara membuka saluran pernapasan di paru-paru, sehingga udara dapat mengalir ke dalam paru tanpa hambatan. Kondisi ini akan membuat pernapasan menjadi lega dan membantu meringankan gejala batuk dan sesak napas.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Asma
  • Kandungan: Aminophylline 24 mg/mL
  • Bentuk: Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Box, 2 Strip @ 5 Ampul @ 10 mL
  • Farmasi: Phapros.

Kegunaan

Phaminov digunakan untuk pengobatan penyakit asma.

Dosis & Cara Penggunaan

Phaminov merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Phaminov juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu. Penggunaan Phaminov injeksi harus dilakukan oleh tenaga medis.

Bronkospasme kronis

  • Dewasa: Sebagai Tablet modifikasi-aminofilin hidrat: dosis awalnya: diberikan dosis 225-450 mg, tingkatkan dosis sesuai kebutuhan.
  • Anak: Sebagai aminofilin hidrat tablet pelepasan yang dimodifikasi: anak dengan berat badan > 40 kg: Awalnya: diberikan dosis 225 mg, tingkatkan dosis menjadi 450 mg setelah 1 minggu sesuai kebutuhan.
  • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu antara 20-25°C. Lindungi dari cahaya dan kelembaban.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan Phaminov adalah:

  • Gastrointestinal, misalnya: mual, muntah, diare.
  • Susunan saraf pusat, misalnya: sakit kepala, insomnia.
  • Kardiovaskuler, misalnya: palpitasi (jantung berdebar-debar), takikardi (detak jantung lebih cepat), aritmia ventrikuler (masalah irama jantung).
  • Pernafasan, misalnya: tachypnea (pernapasan yang sangat cepat dan sering kali pendek).
  • Rash (gatal), hiperglikemia (tingginya kadar gula dalam darah).

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Phaminov pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Porfiria akut (sekelompok kelainan genetik yang timbul akibat proses pembentukan heme (bagian protein darah) yang tidak sempurna).
  • Pasien sedang dalam terapi menggunakan obat golongan turunan xanthin lainnya.

Interaksi obat:
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang berisiko terjadi jika menggunakan Phaminov bersama dengan obat-obatan lainnya:

  • Mempercepat pembuangan aminofilin dan menurunkan efektivitasnya jika digunakan bersama dengan carmabazepine, phenytoin, rifampicin, dan barbiturat.
  • Memperlambat pembuangan aminofilin dan berisiko meningkatkan efek samping jika digunakan bersama dengan Allopurinol, carbimazole, cimetidine, ciprofloxacin, clarithromycin, diltiazem, erythromycin, fluconazole, interferon, isoniazid, methotrexate, norfloxacin, propranolol, ofloxacin, thiabendazole, dan verapamil.
  • Meningkatkan kadar phenytoin dalam darah.
  • Meningkatkan risiko keracunan jika digunakan bersama dengan obat golongan xanthine lainnya, seperti teofilin.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Phaminov ke dalam Kategori A:
Studi kontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin pada kehamilan trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester selanjutnya), dan sangat rendah kemungkinannya untuk membahayakan janin.

Overdosis:

  • Pemberian Phaminov yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti detak jantung cepat, demam, anoreksia, mual, muntah, diare, hematemia, kegelisahan, hipertensi, insomnia, mudah tersinggung, sakit kepala, agitasi, halusinasi, haus ekstrem, pupil melebar, tinitus, refleks ekstremitas ekstrem, kejang, ensefalopati hipoksia, jantung berdebar, gangguan irama jantung, hipotensi, infark miokard, henti jantung pernapasan, hipokalaemia, hipomagnesaemia, hipofosfatemia, hiperglikemia, albuminuria, hipertermia, alkalosis resp, asidosis metabolik, rhabdomiolisis, peningkatan kreatin kinase, mioglobin, dan jumlah leukosit.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif. Gunakan arang aktif. Terapi antiemetik yang agresif mungkin diperlukan. Obati kejang dengan diazepam 0,1-0,3 mg / kg (hingga 10 mg) melalui injeksi intravena. Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit diperlukan. Hipokalaemia yang benar dengan infus KCl IV. Berikan injeksi intravena propranolol untuk mengembalikan takikardia ekstrem, hipokalaemia, dan hiperglikemia kecuali bila pasien menderita asma. Hemoperfusi arang mungkin bermanfaat. Penanganan pasien overdosis harus dibantu oleh tenaga medis profesional.