Pengertian
Rexidron adalah sediaan obat dalam bentuk tablet yang diproduksi oleh Novell Pharmaceutical. Rexidron digunakan untuk mengobati penyakit gangguan detak jantung, seperti aritmia. Setiap tablet Rexidron mengandung Amiodarone Hydrochloride 200 mg.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Obat Jantung
- Kandungan: Amiodarone Hydrochloride 200 mg
- Bentuk: Tablet
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 3 Strip @ 10 Tablet
- Farmasi: Novell Pharmaceutical
- Harga: Rp50.000 - Rp70.000/ Strip
Kegunaan
Rexidron digunakan untuk mengobati penyakit gangguan irama jantung (aritmia).
Dosis & Cara Penggunaan
Rexidron merupakan Golongan Obat Keras, sehingga penggunaanya harus sesuai dengan Resep Dokter.
- Aritmia supraventrikular dan ventrikel
- Dewasa: Awalnya, 200 mg 3 x sehari selama 1 minggu, kemudian dosis dikurangi menjadi 200 mg 2 x sehari untuk minggu berikutnya.
- Dosis pemeliharaan: ≤200 mg setiap hari.
- Lansia: Mulailah dari kisaran dosis terendah.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius. Terhindar dari cahaya dan kelembaban.
Efek Samping
Efek samping yang dapat timbul yaitu:
- Denyut jantung lambat (bradikardia)
- Hipotensi
- Gangguan sistem saraf perifer
- Gemetar
- Sulit tidur
- Sakit kepala
- Mual, muntah
- Anemia hemolitik / aplastik
- Berkeringat
- Kelelahan
Overdosis
Overdosis Rexidron dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:
- Sinus bradikardia
- Blok jantung
- Serangan takikardia ventrikel
- Torsades de pointes
- Kegagalan sirkulasi
- Kerusakan hati
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Pasien dengan riwayat disfungsi tiroid
- Sensitivitas yodium
- Gagal napas berat
- Kolaps sirkulasi
- Hipotensi berat
- Syok kardiogenik
- Sinus bradikardia
- Blok AV derajat 2 atau 3
- Gangguan konduksi parah (misal. Blok AV kelas tinggi, blok bifasikular / trifasikular)
- Penyakit sinus node (kecuali pada pasien dengan alat pacu jantung)
- Ibu menyusui
- Hindari penggunaan bersamaan dengan obat yang memperpanjang interval QT.
Interaksi Obat
- Meningkatkan konsentrasi jika digunakan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 (misal. inhibitor HIV-protease, simetidin).
- Berkurangnya konsentrasi jika digunakan bersamaan dengan pemicu CYP3A4 (misal. Rifampisin, fenitoin).
- Dapat menginduksi bradikardia jika digunakan bersamaan dengan β-blocker, Ca channel blocker, dan obat antiaritmia lainnya.
- Dapat meningkatkan risiko aritmia jika digunakan bersamaan dengan obat yang menyebabkan hipomagnesemia dan hipokalemia (misal. Diuretik, kortikosteroid sistemik).
- Dapat meningkatkan konsentrasi siklosporin, clonazepam, digoxin, flecainide, fenitoin, procainamide, quinidine, simvastatin, dan warfarin.
- Dapat mempengaruhi obat yang merupakan substrat P-glikoprotein.
Amiodarone dan salah satu metabolit utamanya, DEA, diekskresikan dalam ASI. Ibu menyusui yang menjalani terapi pengobatan disarankan untuk menghentikan menyusui bayi.