Obat Antijamur

Dysfungal

Klikdokter, 15 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Dysfungal digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit, serta dapat digunakan untuk mengatasi ketombe.

Pengertian

Dysfungal adalah sediaan obat topikal (untuk pemakaian luar) yang memiliki kandungan Ketoconazole sebagai zat aktifnya. Ketoconazole merupakan golongan obat antifungi yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh jamur pada kulit, seperti panu, kudis, kurap, kutu air, infeksi jamur di sekitar tangan dan lipatan paha, serta dapat digunakan untuk mengatasi ketombe. Dysfungal bekerja dengan cara kerja enzim sitokrom pada membran sel jamur, sehingga mengganggu pembentukan ergosterol (komponen penting dari membran sel jamur).

Keterangan

  1. Dysfungal
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antijamur dan Antiparasit Topikal
    • Kandungan: Ketoconazole 20 mg/gram
    • Bentuk: Krim
    • Satuan Penjualan: Tube
    • Kemasan: Box, 1 Tube @ 10 gram
    • Farmasi: Roy Surya Prima Farma
  2. Dysfungal SS
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antijamur dan Antiparasit Topikal
    • Kandungan: Ketoconazole 2 %
    • Bentuk: Cairan Obat Luar/ Shampo
    • Satuan Penjualan: Botol
    • Kemasan: Box, Botol @ 60 ml
    • Farmasi: Roy Surya Prima Farma

Kegunaan

Dysfungal digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit, serta dapat digunakan untuk mengatasi ketombe.

Dosis & Cara Penggunaan

Dysfungal termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep dokter:

  1. Dysfungal Krim
    • Dioleskan tipis-tipis pada bagian yang terinfeksi oleh jamur sebanyak 1-2 kali sehari.
  2. Dysfungal SS
    • Oleskan pada kulit kepala basah sebanyak 2 kali seminggu selama 2-4 minggu.
    • Pencegahan: Oleskan pada kulit kepala basah setiap 1-2 minggu sekali. Biarkan selama 3-5 menit lalu bilas sampai bersih.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 ° C. Lindungi dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin ditimbulkan pada pengguna Dysfungal adalah:

  • Pruritus (gatal)
  • Ruam
  • Alopesia (kerontokan rambut)
  • Fotosensitifitas
  • Dermatitis (peradangan pada kulit)

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Dysfungal ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.