Obat Antiinflamasi

Sonicor

Klikdokter, 04 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Sonicor digunakan sebagai antiinflamasi (anti peradangan) pada berbagai kondisi, seperti pada penyakit reumatik, antialergi.

Pengertian

Sonicor adalah obat yang mengandung Methylprednisolone sebagai zat aktifnya. Methylprednisolone merupakan obat golongan kortikosteroid yang bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan. Sonicor digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan yang berbeda, seperti radang sendi, lupus, psoriasis, kolitis ulserativa, gangguan alergi, gangguan kelenjar (endokrin), dan kondisi yang mempengaruhi kulit, mata, paru-paru, perut, sistem saraf, atau sel darah.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Kortikosteroid.
  • Kandungan: Methylprednisolone 4 mg.
  • Bentuk: Tablet.
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet.
  • Farmasi: Global Multi Pharmalab.

Kegunaan

Sonicor digunakan sebagai antiinflamasi (anti peradangan) pada berbagai kondisi, seperti pada penyakit reumatik, antialergi, terapi pendamping untuk asma, terapi insufisensi adrenal.

Dosis & Cara Penggunaan

Sonicor merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Sonicor juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  • Dosis awal: 4-48 mg/hari dalam 1-4 dosis terbagi
  • Dapat diberikan dalam dosis yang lebih besar sesuai kebutuhan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 ° C.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Sonicor yang mungkin terjadi adalah:

  • Gangguan saluran cerna
  • Hipertensi
  • Supresi sistem imun
  • Edema
  • Diabetes melitus laten

Kontraindikasi
Sonicor sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan kondisi di bawah ini:

  • TBC, ulkus peptikum, infeksi jamur sistemik, herpes simpleks, diabetes melitus, varisela.
  • Hipersensitif (reaksi berlebihan) terhadap methyl prednisolone atau glukokortikoid lainnya.

Interaksi Obat
Beberapa interaksi obat yang dapat terjadi adalah:

  • Kehilangan penekan kortikosteroid yang diinduksi adrenal dengan aminoglutethimide.
  • Risiko hipokalemia dengan K-depleting agen (amfoterisin B dan diuretik).
  • Penurunan klirens dengan antibiotik macrolide.
  • Dapat menurunkan tingkat serum isoniazid.
  • Peningkatan klirens dengan cholestyramine.
  • Risiko kejang dengan siklosporin.
  • Peningkatan risiko aritmia dengan glikosida atau digitalis.
  • Penurunan metabolisme dengan estrogen, termasuk kontrasepsi oral.
  • Meningkatkan metabolisme jika digunakan dengan rifampisin dan barbiturat.
  • Peningkatan konsentrasi plasma jika digunakan dengan ketoconazole dan eritromisin.
  • Risiko efek pada saluran cerna dengan aspirin atau OAINs lainnya.
  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin
  • Dapat mengurangi efek terapi antidiabetik.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Sonicor ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.