Obat Antiinflamasi

Protocort

Klikdokter, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Protocort digunakan untuk mengobati peradangan pada kulit, seperti eksim, dermatitis (peradangan kulit), alergi pada kulit, dan ruam.

Pengertian

Protocort adalah obat yang digunakan untuk mengobati inflamasi (peradangan) pada kulit. Protocort memiliki kandungan zat aktif Betamethasone, obat ini bekerja dengan cara menghambat pelepasan asam arakidonat, sehingga menekan pembentukan, pelepasan, dan aktivitas prostaglandin, leukotrien, dan mediator inflamasi lainnya. Protocort tersedia dalam bentuk sediaan krim, maka dari itu penggunaanya hanya dibagian luar tubuh.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Kortikosteroid Hormon
  • Kandungan: Betamethasone 631 mcg
  • Bentuk: Krim
  • Satuan Penjualan: Tube
  • Kemasan: Box, 1 Tube 10 Gram
  • Farmasi: Prima Medika Laboratories/ Pharos Indonesia

Kegunaan

Protocort digunakan untuk mengobati peradangan pada kulit, seperti eksim, dermatitis (peradangan kulit), alergi pada kulit, dan ruam.

Dosis & Cara Penggunaan

Protocort termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter:

Oleskan pada kulit yang meradang, sebanyak 1-2 kali sehari. Durasi pemakaian 7-14 hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 15-30 ° C.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin muncul selama penggunaan Protocort, antara lain gatal, kemerahan dan kulit kering.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Protocort pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif terhadap Betamethasone dan penderita infeksi yang tidak diobati.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Protocort ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.