Obat Antiinflamasi

Phadilon

Klikdokter, 30 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Phadilon digunakan untuk mengatasi alergi dan peradangan.

Pengertian

Phadilon adalah obat yang mengandung Methylprednisolone, diproduksi oleh Phapros. Methylprednisolone termasuk obat kortikosteroid yang bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat dalam tubuh yang dapat mengakibatkan timbulnya peradangan. Obat ini digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan, alergi, dan menekan kerja sistem imun. Methylprednisolone merupakan golongan obat keras, sehingga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter sebelum digunakan.

Keterangan

  1. Phadilon Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Kortikosteroid
    • Kandungan: Methylprednisolone 4 mg
    • Bentuk: Kaplet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kaplet
    • Farmasi: Phapros.
  2. Phadilon Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Kortikosteroid
    • Kandungan: Methylprednisolone 125 mg/vial; Methylprednisolone 500 mg
    • Bentuk: Serbut injeksi
    • Satuan Penjualan: Vial
    • Kemasan: Box, 1 Vial @ 500 mg + 1 Ampul pelarut @ 8 mL; Box, 1 Vial @ 125 mg + 1 Ampul pelarut @ 2 mL
    • Farmasi: Phapros.

Kegunaan

Phadilon digunakan untuk mengatasi alergi dan peradangan.

Dosis & Cara Penggunaan

Phadilon merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Phadilon juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

Aturan penggunaan Phadilon sebagai berikut:

Kondisi alergi

  • Dewasa: 24 mg pada hari 1 (8 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan siang, 4 mg setelah makan malam, dan 8 mg sebelum tidur) atau 24 mg sebagai dosis tunggal atau dalam 2-3 dosis terbagi;
  • 20 mg pada hari 2 (4 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan siang, 4 mg setelah makan malam, dan 8 mg sebelum tidur);
  • 16 mg pada hari 3 (4 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan siang, 4 mg setelah makan malam, dan 4 mg sebelum tidur);
  • 12 mg pada hari 4 (4 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan siang, dan 4 mg sebelum tidur);
  • 8 mg pada hari ke 5 (4 mg sebelum sarapan dan 4 mg sebelum tidur);
  • 4 mg pada hari ke 6, diberikan sebelum sarapan.

Antiinflamasi atau imunosupresif

  • Dewasa: dosis awalnya: 2-60 mg setiap hari dalam 1-4 dosis terbagi, tergantung pada penyakit yang sedang dirawat.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu antara 20-25°C.

Efek Samping

Efek Samping yang mungkin terjadi adalah

  • Reaksi alergi
  • Miopati akut (penyakit otot di mana serabut otot tidak dapat berfungsi normal)
  • Hipertensi
  • Tukak peptik (luka pada lambung yang menyebabkan keluhan sakit mag)
  • Jerawat
  • Kelemahan otot
  • Penurunan kadar kalium dalam darah.

Kontraindikasi:

  • Infeksi jamur sistemik kecuali terapi anti infeksi khusus digunakan
  • Tidak boleh diberikan bersamaan dengan vaksin.

Interaksi obat:

  • Risiko hipokalaemia jika diberikan bersamaan dengan agen penipisan K (misalnya Amfoterisin B, diuretik).
  • Menurunkan pembersihan jika diberikan bersamaan dengan antibiotik macrolide.
  • Dapat menurunkan kadar isoniazid dalam serum.
  • Meningkatkan clearance jika diberikan bersamaan dengan kolestyramine.
  • Risiko kejang jika diberikan bersamaan dengan siklosporin.
  • Meningkatkan risiko aritmia jika diberikan bersamaan dengan digitalis glikosida.
  • Menurunkan metabolisme jika diberikan bersamaan dengan estrogen, termasuk kontrasepsi oral.
  • Meningkatkan metabolisme jika diberikan bersamaan dengan penginduksi CYP3A4 (misalnya Rifampisin, barbiturat).
  • Meningkatkan konsentrasi plasma jika diberikan bersamaan dengan penghambat CYP3A4 (misalnya Ketoconazole, erythromycin).
  • Risiko efek saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan aspirin atau NSAID lain.
  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin.
  • Dapat mengurangi efek terapeutik antidiabetik.